Kamis, 31 Mei 2012

Berjuni-juni

tanpa terasa, ternyata hari ini adalah hari terakhir di bulan Mei.
cepat sekali ya?
sudah pertengahan tahun, dan Juni akan kembali menyapa.

tapi tak apa, karena saya menunggu hadirnya Juni.
Karena saya menyukai Juni.
Juni selalu menjadi bulan yang mendewasakan bagi saya.
Kenpa? karena bulan ini, saya akan genap beruysai 21 tahun di tanggal 25 nanti.

perpisahan dengan bulan mei, menyadarikan saya akan cepatnya waktu berlari di kanan dan kiri saya.
Bulan Mei akan berakhir dengan banyak meninggalkan kenangan atas perpisahan.
Bulan yang menguras emosi karena perpisahan terjadi hilir mudik seperti bis.
ada rasa lelah dalam jiwa ketika saya harus mengalami perpisahan yang kesemuanya ini terjadi dibulan Mei.
sama seperti saya akan berpisah dengan #31 hari menulis.
"proyek selo penuh komitmen" ini akhirnya bisa saya selesaikan.

well, kata beberapa teman saya, saya orang yang susah sekali memegang komitmen dalam hungungan. Namun dalam #31harimenulis ini, saya memegang penuh komitem inil. Hingga kini selesai sudah.

Halo Juni,
harumnya semakin terasa hari ini.
jangan cepat beranjak ya nanti.
sediakan dulu sebuah kisah untuk aku kenang di bulanmu

Halo Juni,
berikan aku satu keberanian untuk melangkah dan menjadi orang yang lebih baik lagi
berikan aku kode bahwa aku mampu menjalani bulanmu dengan baik

halo Juni.
selamat datang :)

#31harimenulis

Tanpa paket

"anak komunikasikan jombloable. Itu semacam strongnya anak komunikasi"

Tulisan ini sedikit banyak terinspirasi dari sebuah obrolan singkat yang saya alami dengan dua orang teman saya, Rani dan Ria. Saat itu, siang hari di kantin fisipol dan saya sedang mengumpulkan niat untuk pergi melakukan pemeriksaan di GMC untuk KKN.

Saya mulai dengan menyapa Rani dengan pertanyaan agak basa-basi "Halo, Rani, masih sama itu?".
Tapi ternyata respon Rani agak berbeda dari apa yang saya harapkan. Dan kemudian dia berkata "aku udah putus Peh. Aku ga lama sama dia..."
MATI! saya salah berbasa-basi.

Dari ketidaksengajaan pertanyaan konyol saya, akhirnya terjadilah pembicaraan random antara saya, Rani, dan Ria. Pembicaraan tentang cinta tentu saja.
Kami mentertawakan keadaan yang sebetulnya miris di kalangan anak komunikasi. Anak komunikasi seperti begitu mudahnya menjadi single. Pacaran ga lama dan kemudian putus. Bisa  dibilang kalau komunikasi ini ternak jomblo. Saking banyaknya anak komunikasi yang jomblo.

"Ada apa sih sama anak komunikasi?" kata saya.
karna aneh aja gitu. Katanya anak komunikasi itu belajar komunikasi. Tapi buat maintance perasaan orang dengan komunikasi kok rasanya susah.
apa sebetulnya bukan komunikasi masalahnya?
hmm... sepertinya sih begitu
mungkin masalahnya ada di cara penerimaan anak komunikasi yang rendah. Atau singkat kata, mayoritas anak komunikasi standar "nyaman" nya terlalu tinggi.
ya ga bisa disalahkan juga sih. Karena tiap orang punya kadar nyaman yang berbeda-beda.

Ada juga yang kemudian bilang bahwa anak komunikasi itu susah dideketin karena habbitnya yang "aneh" dan jarang ada yang bisa tahan. Sekalinya tahan, anak komunikasinya yang merasa "tidak tertantang"
hahahaa.. saya ngakak denger ini. Kok ya sebegitunya..

Pembicaraan antara saya dan kedua teman saya itu agak random sebetulnya. Ga begitu random juga sih, tapi dari situ saja jadi tersadar akan satu hal.
Pembicaraan siang  itu membuat saya berfikir tentang konsep penerimaan.
Pembicaraan siang itu seperti menyadarkan saya bahwa tidak ada satupun didunia ini yang bisa hidup dalam satu paketan lengkap.
semuanya penuh dengan kelebihan dan kelemahan.

Klise ya?

sekilas memang iya.
tapi percayalah "ikhlas menerima" ini konsep yang sulit.

tak ada yang sempurna. Tak ada yang sanggup untuk dipandang baik oleh semua orang. Kekurangan secara kodrati telah melekat sedari lahir, mengajarkan kita pada konsep penerimaan.

sulitkah sebetulnya menerima itu?
sejujurnya iya! Dalam angan, kita berharap ada paket komplit dalam hidup yang dapat kita pilih. Berharap bertemu dengan seseorang yang at least mermpunyai karakter yang tidak berbeda jauh dengan kita. Berharap hidup semudah memilih pake attack di KFC yang didalamnya sudah ada ayam, nasi, dan pepsi dengan harga murah.
Tapi, kabar buruknya, hidup tidak mempunyai paketan ekonomis yang bisa kita pilih. Kita harus mengcustom dan meracik sendiri baru akan tau tatanan komponen yang tepat untuk hidup.
disinilah kita butuh penerimaan yang tinggi. Untuk semua hal, termasuk asmara.

Dalam urusan asmara.
Jika kita terlalu memaksa untuk mempush orang lain seperti apa yang kita inginkan. Maka semakin susah untuk kita mengamalkan konsep penerimaan itu.
Dan yang ada, kita akan mencari kebahagian itu. Kita mengejar rasa nyaman yang tanpa kita sadar, bahagia itu diciptakan bukan dikejar.

Tidak sulit sebetulnya melakukan konsep ini. Cukup dengan berhenti berfikir mengenai paketan lengkap kehidupan yang keberadaannya sungguh utopis. Tapi cobalah untuk berfikir betapa orang selalu punya caranya sendiri untuk menunjukan pada kita, pada dunia, tentang berbagai macam pandangan. Ya kan?
Jangan selalu bersikap egois dengan membenarkan apa yang kita anggap benar. Terimalah pikiran orang dengan baik.
Karena sekali lagi, hidup itu tidak punya paket lengkap yang bisa dipilih.

Terimalah dengan berlapang hati mereka yang "tidak sempurna" tapi mempunyai cara untuk menjadikannya sempurna.
Sesederhana itu. Ya diterima saja.
karena penerimaan adalah hal yang agung. Itu juga bentuk keikhlasan kita untuk berlapang dada menerima semua hal yang telah terjadi.



NB : Untuk Rani dan Ria. Semoga dengan ini kita menemukan cara untuk "menerima" mereka yang "non komunikasi" dengan baik. Cheers ya girls :)

#31
#31harimenulis


Rabu, 30 Mei 2012

Lebayisme goodbye syndrome


“waktu telah tiba, aku kan meninggalkan. Tinggalkan kamu, tuk sementara…”

Saya orang yang sulit menerima perpisahan.

Saya merasa ada penyakit psikologis yang saya idap, yang membuat saya begitu sulitnya menerima perpisahan. Dulu, saat saya kecil, SD lebih tepatnya, jika ada tamu yang menginap di rumah barang 3 atau 4 hari, saya akan diliputi perasaan was-was. Saya takut jika tamu itu pulang dan saya merasa sedih. Dan ketakutan saya itu ternyata benar. Setelah tamu itu pulang, saya kan menangis jejeritan seperti ditinggal oleh orang itu selamanya. Padahal sebetulnya, saya tidak mempunyai hubungan darah dengan orang itu. Tapi saya merasa sangat kehilangan.

Kejadian seperti itu selalu berulang. 

Dengan orang yang jauh dan tak punya hubungan darah saja, saya seperti itu lantas bagaimana dengan keluarga? Wah jangan tanya. Saya bisa lebih parah untuk meratapi kepergian keluarga saya itu. Semisal, nenek saya datang dan menginap selama seminggu, nanti menjelang nenek saya pulang, saya akan menangis tak berhenti hingga nenek saya pulang.

Sebetulnya bukan menangisnya yang saya permasalahkan. Toh saya juga kerap menangis. Yang saya permasalahkan adalah perasaan “sesak” karena ditinggal ini. Saya sedih dan sangat kehilangan sekali. Mungkin saya menderita lebayisme goodbye syndrome kali ya?

Saya merasa itu sangat mengganggu. Saya tentu tidak bisa begitu terus. Saya capek untuk menanggung perasaan sedih karena ditinggal. Beruntungnya, semenjak saya SMA dan hingga kuliah, saya jarang dirumah, jadinya jika ada saudara atau kerabat yang menginap dirumah saya, saya tak harus menderita lebayisme goodbye syndrome lagi.

Saya pikir, penyakit lebayisme goodbye syndrome saya ini sudah sembuh.

Tapi ternyata belum -__-

Saya masih menderita penyakit ini ternyata.

Yang saya sadar adalah ketika perpisahan gardep 42.
Saya merasa kambuh lagi dengan penyakit ini. Saat perpisahan gardep 42 ini, saya menangis tak henti selama 2 hari, 2 malam. Sebetulnya tak jelas juga apa yang kita tangisi. Tapi yang jelas ada perasaan sesak yang mendalam ketika saya tau saya akan mengalami perpisahan.
Dan rasa sesak itu akan mengantarkan pada air hangat yang keluar dari pelupuk mata. Dan samapi rasa sesak itu berhenti, maka air itu akan terus mengucur. Sungguh ironi saya yang menderita lebayisme goodbye syndrome ini.

Dan pagi ini, saya kembali mendapati diri saya terkena lebayisme goodbye syndrome lagi.
Kali ini adalah karena partner siaran saya yang bernama arga nalasukma telah pergi dari acara morning sunrise. dia telah mendapat pekerjaan yang lebih “layak” di malang dan akan segera hidup di fase selanjutnya.

Di siaran terakhir kami tadi pagi, saya tak kuasa untuk menahan air mata, bahkan saat on air. Perasaan sesak menyebalkan ini hadir lagi dan membuat saya betul-betul merasa kehilangan. ya bagaimana saya bisa tidak sedih, setiap harinya, dari senin sampai jumat, pukul 05.00-08.00 saya menghadapi program morning sunrise dengan seorang arga nalasukma selama hampir 6 bulan ini. Tidak akan mudah tentunya bagi saya  untuk menghadapi hari-hari di unisi tanpa kehadiran arga nalasukma.

Penyakit langka yang menyerang saya ini membuat saya sangat takut merasa memiliki secara emosional terhadap orang. Lah wong, tidak terlibat secara emosional saja saya sudah bisa menangis meraung-raung dan “sesak hati” karena ditingal, bagaimana jika saya mencintai dengan amat sangat sesorang nantinya?
Terakhir kali saya merasa mencintai sepenuh hati, saya merasa sangat ditinggalkan dan penyakit lebayisme goodbye syndrome kembali menyerang. Untuk itu, saya sangat berhati-hati dengan lelaki yang akan masuk dalam hidup saya. Saya memproteksi diri saya dengan amat agar saya tidak mudah terkena lebayisme goodbye syndrome ini dengan sembarang orang. (Loh, kok jadi nyambung kesini sih? Hehehe)

lebayisme goodbye syndrome ini harus saya atasi. Karena secara pasti, saya akan kehilangan satu persatu semua oarng yang ada di dunia ini. Entah itu selamanya atau sementara. Tapi pasti aan kehilangan.
Bahkan hingga kini saya masih tak bisa menampik ketakutan saya akan kematian yang kelak akan menimpa mama, ayah, serta nenek-kakek saya. Walaupun saya juga tidak tahu pasti, siapa yang akan lebih dulu menghampiri garis kematian. Tapi tetap saja saya takut.

Saya takut menerima perpisahan.

Saya benci konsep perpisahan, walapun itu merupakankonsep mutlak  kehidupan yang  nyata adanya.

Tapi walupun saya mengidap lebayisme goodbye syndrome tapi saya juga percaya bahwa dliuar sana sejuta pertemuan telah menanti saya. hidup ini imbang. Ketika satu perpisahan memilukan saya, tapi itu akna terganti dengan pertemuan yang menghadang. Itu pasti!

Pertemuan yang indah akan terjadi, sesaat setelah saya mengharu biru mengikhlaskan perpisahan. Sama seperti pertemuan saya dengan kamu *eh, kok nyambungnya kesini lagi*


NB : tulisan ini untuk mereka yang belum paham arti perpisahan. Saadrailah bahwa saat perpisahan ada di dekat mata, maka pertemuan akan segera hadir. Begitupun saat pertemuan itu terjadi, maka perpisahan itu ada di belakangnya sebagai bayangan. Jadi tidak ada yang perlu ditangisi dari konsep perpisahan ini J

#30
#31harimenulis

Selasa, 29 Mei 2012

sekat

Alasan paling rasional yang bisa aku berikan padamu atas perpisahan ini adalah karena aku memelihara sekat.

walaupun katamu itu tak apa, dan tak masalah
tapi bagiku, justru inilah masalahnya.

Ada beribu batu yang terbangun, dan bahkan aku tak tahu lagi harus mengahncurkan batu itu dengan apa lagi.
Batu yang kedap suara yang tidak memungkinkan aku mendengar jeritanmu.
Batu yang juga tak tembus pandang sehingga aku tak juga bisa melihat pilunya matamu melihat aku.

Tak akan pernah cukup kata maaf untuk mengobati kamu dan semua sakit hati yang ada
dan apa pula gunanya, saat sekat itu toh masih ada disana, terbangun kokoh dan tak bisa dihilangkan.

Kini, selama sekat itu masih ada dan terbangun kokoh yang harus kamu lakuakn adalah mengikhlaskan kita untuk berjalan di dua arah yang berbeda. Berjalan berpunggungan dan tak lagi meributkan tentang sekat itu.

Dan satu pesanku,
suatu saat nanti, jika kamu melihat sekat itu terbuka perlahan dan ternyata kamu tak ada lagi disitu. Maka jangan kembali.
Karena, bisa jadi sekat itu memang tak mau roboh karenamu.

NB : tulisan untuk seorang sevira putri, atas perjuangannya yang sangat berani. Semangat ya cantik! :)
#29
#31harimenulis

Senin, 28 Mei 2012

Konstan beranjak

"bagaimanapun hidup ini hanya cerita. Cerita, tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan"

Arga nalaksukma, seorang teman siaran saya setiap pagi hampir 6 bulan ini memutuskan untuk resign. Bukan karena ada masalah tertentu, tapi lebih kepada karena keputusannya untuk mencari pekerjaan yang lebih mapan. Maklumlah sebagai seorang lulusan kedokteran hewan UGM, menjadi penyiar radio swasta di Jogja bukanlah pekerjaan idaman. Terlebih ketika arga sejak beberapa bulan ini juga ditawari oleh banyak perusahaan untuk bekerja. Dengan gaji dan fasilitas yang ditawarkan padanya, dia tentu saja lebih memilih itu. Jika saya jadi dia, mungkin saya juga akan melakukan hal sama.

Arga menemukan jalannya.
Menuju fase yang lain dalam hidup dan meinggalkan saya di program pagi.
Tak banyak yang bisa saya lakukan kecuali melihat dengan kacamata positif bahwa hal seperti ini lumrah. Hanya soal masalah waktu.

***
konsep waktu yang telah dirancang ini hanya memungkinkan pada dua skenario besar. Meninggalkan dan ditinggalkan.
Semua pasti mengerti bahwa memang tak ada yang abadi di dunia ini.
Semuanya konstan akan berubah.
sama seperti halnya daun yang pasti akan jatuh meninggalkan rantingnya
Matahari yang secara konstan akan meninggalkan siang.
Bulan yang akan meninggalkan malam
Hujan yang akan meninggalkan pelangi.

Tinggal-meninggalkan seperti hukum alam yang sudah sewajarnya ada.
Harus terjadi karena hidup ini juga hanya tentang konsep datang dan pergi.
Tapi percayalah itu sulit. Baik itu menjadi aktor yang ditinggalkan atau yang meninggalkan.
Tak ada yang mudah.

Meninggalkan berarti pula beranjak. Entah pada sesuatu yang lebih baik atau justru pada sesuatu yang lebih fana.
Sementara ditinggalkan berarti pula pada kondisi dimana kita masih berada pada sebuah titik sementara pihak satunya telah beranjak.

Satu konsep yang tak pernah rukun.
Konsep yang menyakitkan sekaligus menjadi konsep yang adil.

***
Mungkin semua orang pernah mengalami fase ini. Fase yang mendewasakan jika saya bilang. Fase yang saya sebut sebagai fase pertahanan.
saat kita berada dalam garis pertahanan. Bertahan pada perasaan dan siap untuk menggempur apapun masalah yang ada.
Siap untuk selalu berkorban apapun yang sekiranya bisa kita usahakan.
Siap untuk merubah apapun yang sekiranya bisa membuat situasi berubah.
kita siap. Bahkan jika harus matipun, kita akan siap.

Tapi ternyata, orang  yang kita perjuangkan itu telah lebih dulu menyerah.

Disini kita akan merasa ditinggalkan.

atau ketika situasinya berbalik.
Saat kita justru malah mengabaikan semua perjuangan yang ditujukan khusus untuk kita.
kita tak melihat itu sebagai nilai yang harus kita pertahankan.
hingga akhirnya kitalah yang lebih dulu untuk keluar.

Disini kitalah yang meninggalkan.

Karena hidup itu hanya berputar, maka kita pasti akan meninggalkan. Meninggalkan fase lama untuk beranjak ke fase baru. Disinilah kita akan dibuat bingung, apakah kita akan mengajak serta apa yang ada di fase lama untuk ikut ke fase baru atau akan meninggalkannya disana.
Karena kita tidak akan bisa untuk bertahan di satu titik.
Kita harus bergerak.
Sehingga meninggalkan dan ditinggalkan akan selalu ada.


***

Tapi masalahnya, tak ada dari kita yang tau akan berada pada garis apa.
Tak ada dari kita yang mampu menebak apa yang terjadi setelahnya setelah memilih salah satunya.
Tak ada dari kita yang bisa dengan mudah memutuskan akan berada pada bagian yang mana.

waktu dengan tegasnya tidak akan memberitahu kita pada skenario yang ada.
Waktu hanya mampu memaksa kita melakoni salah satu dari itu. Tanpa kita sanggup untuk kompromi.
dan saat waktu itu telah datang maka kita akan mempunyai sebuah kisah. Entah sebagai orang yang ditinggalkan atau yang meninggalkan.

saya jadi ingat perkataan mama saya, saat dimana beliau merasa sangat kehilangan saya adalah ketika saya masuk TK. Saat saya tanya apa alasannya, beliau menjawab "waktu berjalan cepat loh lif. Waktu mama nganter Alif ke TK, mama mikir, mungkin ga lama lagi, mama bakal nganter alif ke pelaminan"
Agak lebay untuk saya tangkap saat saya berusia 18 tahun.
Tapi, sekarang saya paham maksudnya.

NB : tulisan ini saya dedikasikan pada semua orang yang tengah bersiap untuk beranjak. selamat beranjak. Selamat mendewasakan diri :)

#28
#31harimenulis

Minggu, 27 Mei 2012

Bufonophobia

"ada kodok tengoek tengoek di pinggir kali tengoek temgoek.
ingin kubunuh..
tengoek tengoek.
dan kubinasakan!"

Harusnya, lirik lagu kodok ngorek itu seperti itulah adanya.

Daftar kebencian saya nomer sekian setelah saya benci bisikan syaitan yang terkutuk adalah KODOK!
bahkan menulis namanya aja saya benci!

bagi saya, kodok adalah hewan terburuk rupa yang pernah diciptakan Tuhan di muka bumi ini.
matanya jelek, kakinya aneh, tubuhnya berlendir menjijikan, dan kemampuan melompatnya sungguh memuakan!
Oh Ya Tuhan, bukan maksud hati menjelekan mahlukMu, tapi apa mau dikata ketika saya dikarunia kemampuan untuk "fobia" pada kodok.

Bagi saya fobia itu lebih dari sekedar takut. Tapi juga benci.Ya kerena sangat takut itu jadinya bencikan?

Darimana awalnya?
well, saya juga lupa bagaimana awalnya, sampai saya harus dapat "anugerah" untuk fobia kodok.
tapi at least, saya bisa cerita beberapa kejadian memalukan yang terjadi karena kodok.

Yang paling saya ingat adalah ketika saya harus pingsan di LAB biologi saat SMP.
saat itu, di SMP saya ada praktikum untuk membedah hewan.
dan apesnya, kelompok saya mendapatkan kodok untuk dibedah!
saking stressnya, ditambah guru biologi yang tdak bersahabat dengan baik, akhirnya mau tidak mau, saya harus melakoni itu. Apa daya saya sebagai anak SMP kelas 2 saat itu juga kan.

Setelah stress berhari-hari menanti hari pembedahan hewan itu. Akhirnya hari itupun datang juga.
keringat dingin dan jantung berdebar kencang menjadi kawan saya.
Sialnya, kelompok praktikum saya itu terdiri dari 5 orang. ARTINYA, semuanya bekerja dalam pembedahan. Kalau tidak kan, saya akan mengemis-ngemis untuk jadi anggota yang bertugas mencatat hasil pembedahan aja.

Saat masuk ruang LAB, dan menuju meja lab, saya sudah melihat kodok dalam toples. Masih hidup dan yeyek sekali.
saya hanya terpaku terdiam melohat pemandangan tidak senonoh itu.
saya takuuuuuut sekali!
perlahan tapi pasti, kodok itu akan segera dibedah.
ketika kodok itu dikeluarkan dan ditaruh di papan bedah, saya hanya terdiam. Terdiam. TERDIAM.
dan setelah itu...
saya tak sadarkan diri.

saya pingsan!
saking takutnya. Saking jijiknya. Saking stressnya.

Dua.
waktu itu malam hari.
Dan karena rumah saya yang ada di kampung, maka ada tradisi untuk memberikan uang receh bagi yang ronda.
Begitupun rumah saya. Di pagar, ada semacam centelan dari botol aqua untuk menaruhkan recehan.
Suatu malam, ketika saya hendak memberikan uang receh di tempat itu, tangan saya tak sengaja menyentuh semacam "benda" yang berlendir. Bodohnya, bukannya saya lepas, malah saya remas dan remas. Hingga saya lihat sepasang mata yang sungguh.. sungguh.. hoooeeeeeek...
dan saya berteriak kencang sambil menangis masuk kedalam rumah.

tangis saya berhenti saat mama saya mengambil lidi dan menusuk-nusukannya pada tangan saya agar saya lupa rasanya.

Dan banyak lagi kejadian konyol yang tak sepatutnya ada karena fobia saya akan kodok!

Bahkan hingga kini, kalau saya pulang ke rumah, dan ada kodok yang berdiam diri di depan pagar. Maka saya akan mengsms orang rumah untuk mengusir kodok itu agar saya bisa masuk.

jadi, saya akan sangat membenci dan marah tujuh turunan yang punya ide ngerjain saya menggunakan media kodok. awas aja!

semoga kodok menjadi hewan yang langka dan akan punah dalam waktu yang tidak lama lagi. AMIN!!

#27
#31harimenulis

Sabtu, 26 Mei 2012

Pulang

kalaupun aku harus pergi.
pasti itu hanya sebentar. Dan aku pasti akan pulang.

aku akan pulang.
pasti.

aku akan kembali.
pasti.

karena semua rindu dan semua asa ini akan mengantarkan aku pada pintumu lagi.

tapi,
mari kita bicarakan segala kemungkinan.

kalau aku terlambat pulang,
taruh saja kuncinya didekat pintu. Biarkan aku membukanya sendiri.
Jadi kamu bisa tidur tanpa harus menungguku didepan pintu.

kalau aku lupa arah pulang,
nyalakan percik api, dan lemparkan ke udara.
atau beri kode pada angin untuk menuntunku untuk pulang.

kalau aku tak mau pulang,
ingatkan aku pada hangatnya rumahmu.
ingatkan aku pada nyamannya mejamu.
ingatkan aku pada lembutnya selimutmu.
ingatkan aku pada kerasnya kamu menunggu aku di rumah.
bagaimana caranya.
aku juga tak tahu, tapi berusahalah untuk mencari tahu caranya.

atau begini saja.

bagaimana jika kamu jangan membiarkan aku untuk keluar dari pintumu. sesebentar apapun itu.

karena aku takut semua kemungkinan itu terjadi.
aku takut pulang terlalu larut dan kamu menguncinya dari dalam tak mengijinkan aku masuk lagi.
aku takut lupa jalan pulang, dan masuk pada pintu yang salah.
aku takut tersesat, dan kamu tak bisa lagi menemukan aku.
dan yang paling aku takutkan, jika aku tak mau lagi pulang. Padahal, itulah tempat dimana aku harus pulang.
Aku takut tak bisa mengetuk pintumu lagi.
aku takut...

Berjanjilah.
Tolong berjanji untuk tidak membiarkan aku keluar dari pintumu tanpa kamu tau caranya untuk membuat aku kembali.

jadi, kalaupun aku harus pergi.
bawa aku kembali pulang.

kembali pada hati yang lembut.
kembali pada pelukan hangat.
kembali pada senyum yang manis.
kembali padamu.

dan aku tak akan berkeberatan untuk tertahan selamanya di hatimu.



ya?

#26
#31harimenulis

Jumat, 25 Mei 2012

Dendang memori

saya ingat hari dimana saya resmi diterima menjadi mahasiswi komunikasi. Hari yang sangat mendebarkan sekaligus menjadi salah satu hari terbaik yang pernah saya rasakan. Bahkan hingga detik ini juga jika mengingat hari itu, masih terasa unpreditable sekali. Untuk menjadi salah satu mahasiswa komunikasi, bagi saya, bukan perkara mudah. Saya harus mengikuti tes ini dan tes itu dan akhirnya bergabung dengan komunikasi melalui jalur penerimaan yang terakhir, jalur SNMPTN.

Tahun demi tahun ternyata sudah saya lewati di komunikasi. Mulai dari mata kuliah daspen yang saat itu diampu mas rizal yang notabene didaulat jadi dosen "ga boleh macem-macem" sampai pemilihan konsentrasi, masuk komstra, hingga bertemu mata kuliah DEWA yang bikin hidup betul-betul tercurah habis untuk kuliah, yaitu PNI PMI.

Komunikasi itu full of tradition

Di tahun pertama, mahasiswa komunikasi punya tradisi untuk membuat KNP yaitu, kulo nuwon party. Sebuah persembahan dari angkatan baru yang mulai bergabung dengan komunikasi. Istilahnya "minta ijin" lah dengan angkatan atas.
Waktu itu, KNP 2009 bertepatan dengan KICK FEST. Jadi ya bisa ditebak, acaranya agak sepi. Dan saat itu, antara mahasiswa komunikasi belum akrab dan belum terlihat "gaum"nya.

Di tahun kedua, mahasiswa komunikasi punya tradisi untuk menyelenggarakan GC atau Graeting Camp. Ini adalah acara yang dilakukan anak tahun kedua untuk anak tahun pertama yang baru masuk. Jadi kita yang angkatan 2009 membuat GC untuk anak 2010.
GC dari tahun ke tahun, seringnya dilakukan di kaliurang, tepatnya di bumi perkemahan apa gitu. gimana konsep acaranya?
hmm.. jadi, karena ospek komunikasi itu berjalan "slow" tanpa "marah". Nah, di GC inilah gemblengan akan dimulai.
kalau saat membuat KNP, belum saling kenal. Nah, menjadi panitia GC ini sudah semakin melebur tapi masih bersekat.

Dan di tahun ketiga, mahasiswa komunikasi punya tradisi untuk menyelenggaran Komunikasi Akustikan atau yang dikenal dengan komkustik. Dan tahun ini acara komkustik kami beri judul #DendangLegenda.
Filosofinya sebenarnya adalah rasa syukur dari angkatan yang sudah memasuki tahun ketiga kepada komunikasi sebelum akhirnya lulus.
Dan jika saat KNP dan GC anak-anak komunikasi masih belum akrab. Kali ini, Anak-anak komunikasi sudah lebih paham karakter satu dengan yang lain. Sudah punya "klik" nya sendiri-sendiri.


Setelah menggodok dengan keras (well, saya tidak begitu terlibat sih), akhirnya acara #DendangLegenda ini berlangsung juga.
Konsep acara yang sederhana sebetulnya. Hanya mengundang seluruh angkatan, mulai dari angkatan termuda 2011 sampai yang paling sepuh 2005 untuk bernyanyi.


Tapi entah kenapa, acara terakhir ini membawa aura yang berbeda. Ada feel yang "aneh" setelah acara #denganglegenda ini selesai. Saya jadi merasa haru sendiri dengan hidup saya di komunikasi. Ga kerasa aja sudah 3 tahun dan sebentar lagi KKN dan setelah itu skripsi. Kayaknya baru kemaren deh kita para kaskusian 2009 ini membuat KNP (kulo nuwun party).

Sepertinya baru kemarin saya harus beradaptasi dengan dunia kuliah. Saya harus ketemu dengan anak-anak komunikasi yang sangat beragam. Bangga melakukan tepuk komunikasi saat ospek fakultas. Bersama-sama mengikuti UAS dan UTS. Mengikuti gossip. mendapat "binaling". Ini dan itu di komunikasi. Saya tidak in banget sih, tapi komunikasi adalah bagian dari saya, dan saya adalah bagian dari komunikasi. Dan ternyata ini tahun ketiga saya! oh men!

di acara #DendangLegenda banyak lagu dan lirik menarik yang tadi didendangkan.
seperti :

"cintaku padamu, takan berubah walau di telah waktu..."
"say what you wanna say. Do what you wanna do.."
"mungkin salahku, melewatkanmu, tak mencarimu, sepenuh hati, maafkan aku..."
"ooh buruuung, nyanyikanlah. Katakan padanya aku rindu.."
dan terakhir yang dibawakan boarding room
"bersenang-senanglah, karna hari ini yang kan kita rindukan, di hari nanti... sebuah kisah klasik untuk masa depan"

Oh ya, saya baru sadar. Saya selalu melewati acara komunikasi dengan selalu menjadi MC -__-

pas Komkustik

pas GC


Hmm...
jadi agak melow deh.
Komunikasi oh komunikasi. Saya selalu merasa bersyukur menjadi bagian dari komunikasi. Terkhusus, saya merasa bahagia menjadi bagian dari kaskusian 2009 ;')

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk kaskusian 2009. Selamat KKN, Selamat skripsi ya you you guys

#25
#31harimenulis

Kamis, 24 Mei 2012

random #2

Kartun yang paling saya suka adalah cardcaptor sakura.
ga cuma cardcaptor sakura aja sih.
saya juga suka kobo chan dan spongebob.

Kartun oh kartun,
saya bahagia melihat tingkahmu yang culun
membuat khayal saya mengalun
seperti ingin rasanya punya pacar seperti kudo shinici

Kartun oh kartun,
kapan saya bisa melihatmu dengan selo?


#24
#31harimenulis

Rabu, 23 Mei 2012

PARTNER!!

Dalam bagian hidup saya yang penuh dengan ambisi dan perjuangan, saya tentunya tak pernah bisa hidup sendirian. Terlebih ketika saya akan meraih mimpi, prestasi, angan, dan kehidupan yang lebih baik. hehehe. Tentunya saya membutuhkan partner untuk meraih itu semua.
Seperti namanya yakni partner. Berarti pula, orang yang senatiasa bisa membacking semua kelemahan saya dan bersama-sama berjuang untuk meraih tujuan. Tak cuma itu sih, partner juga jadi orang yang tepat untuk melewati serangkaian proses jatuh dan bangun.
Namanya aja partner, jadi tentu saja orang yang menemani saya secara penuh untuk melaksanakan semua proyek. Tanpa adanya rasa terbebani baik bagi saya ataupun dia saya atau dia. We're team!
Untuk itu, tulisan ini akan berceritakan tentang partner-partner saya.

Sejauh ini, saya baru mempunyai 3 partner.
Kenapa saya mengatakan partner?
1. karena kita mempuyani passion yang sama
2. saya nyaman bekerja dengan mereka
3. mereka orang-orang yang bisa diajak jatuh bangun bersama
4. mereka orang-orang yang cocok bekerja dengan sifat dan kondisi saya. Cucok sajalah saya dan mereka. seperti ying dan yang

Yang pertama.

Ini Nur faturahman Ridwan.



dia adalah partner pertama saya.
Sejarah kami dimulai sejak bangku SMA. Di bangku SMA, saya dan dia sama-sama aktif di karya tulis ilmiah. Awalnya, karena kami masuk ke organisasi KIR, lalu kelamaan kami mulai mengikuti lomba-lomba karya tulis.
Ridi, nama panggilannya, menjadi orang yang gampang di bully di sekolah. Karena penampilannya yang.. hm.. sorry to say, agak nerd. Tapi tak banyak yang tahu bahwa sebetulnya, dia adalah orang terencer dari segi penulisan karya tulis.
Kalu saya kuat dalam hla konsep, analisis, dan presentasi. Maka dia sangat menguasai detail dari penulisan. Dia hebat di metodologi peneltian dan tinjauan pustaka. Cara dia menganalisis hasil penelitiannya juga sangat tajam. 
Saya selalu senang bekerja dengan ridi. Kami jatuh bangun bersama. mengerjakan karya tulis hingga pagi, dan ternyata kalah. Berkali-kali.
Pencapaian terbesar kami adalah, memenangkan lomba karya tulis terbesar pula. yang kali itu diselenggarakan oleh LIPI. 
pada saat ini, Ridi tidak bisa hadir untuk menerima penghargaan. Karena hanya boleh satu orang yang meawakili presentasi, dan kami sepakat bahwa sayalah yang maju, karena kemampuan presentasi saya yang lebih baik ketimbang ridi. Tapi. penghargaan ini milik kita berdua :)
saat menerima ini, harusnya ada ridi. Tapi lagi-lagi hanya satu  orang yang diundang panitia. Dan ya akhirnya saya yang berangkat :(

Yang karena kegigihan kami, itu mengantarkan saya pada siswa berprestasi di sekolah. 
Ada satu kenangan yang tidak pernah bisa saya lupakan. Saat itu, hari Jumat. Dan ridi lari dari koridor sekolah. Berlari kencang sambil membawa surat. Norak sekali.
dan ketika mendekati saya,
dia berkata sambil berkaca-kaca
"Ipeh... kita lolos"
itu adalah karya tulis pertama kami yang lolos secara nasional, setelah berkali-kali kami gagal. :')
aah, saya jadi melow :')

kini Ridi, berkuliah di UNY, sesuai dengan pilihannya selama SMA yang sangat menyukai biologi.
dan seingat saya, dia masih berkutat dengan penelitian, sementara saya... saya sudah ganti dunia. hehe :)

Yang kedua.
Arga Nalasukma


Dia adalah partner siaran saya yang paling hokya dan sekaligus yang paling lama.
Pertama kali siaran adalah saat kami dipadukan di acara U and U. Saat itu saya masih sekolah dan berstatus DJ Pelajar, sementara dia penyiar training. Padahal baru pertama kali bertemu dan siaran, tapi ping pong yang terjadi sudah sangat bagus.
saya juga bingung, kenapa chemistry yang terjadi begitu cepat. Padahal untuk siaran tandem, menciptakan chemistry itu bukan hal yang mudah.
Hingga kini, saya dan arga diplot dalam acara pagi, morning sunrise.
bisa dikatakan, dia dan zam (produser) adalah cowo tersering yang saya temui. Setiap harinya, pukul 5-8 saya akan bertemu mereka.

sekilas tentang arga.
Dia orang yang sangat melow. hahahaha!
dia juga seorang dimas favorit tahun 2009.
dan apalagi ya?


Yang ketiga
Ayudha Ghora Dhira


ini adalah partner saya yang hingga kini masih eksis.
Dia adalah partner saya dalam seluruh aktifitas iklan saya.
Bisa dikatakan dia adalah eksekutor yang baik, hampir semua bentuk eksekusi bisa digarapnya. Mulai dari After effect, photoshop, corel draw. sementara saya akan banyak bergumul dengan sounds, adobe premiere, cool adit dan COPY! hahaha..
dia mengerti konsep eksekusi, saya konsep general.

Karena membuat iklan itu tidak semudah yang dibayangkan. Jadi tentunya perlu team yang solid dan mengerti kelemah dan kelebihan rekanya untuk kebaikan karya itu. Untuk itu, jatuh bangun dengan makna yang sesungguhnya adalah makanan kami
kita mulai dari brainstorming yang sangat "sesuatu". Mulai dari tingkatan mudah hingga alot dan nyaris gila pernah kita rasakan.
menyamakan waktu. 
Proses eksekusi yang banyak ketawanya.
Hingga yang terakhir. Editing dan mixing. hoaaah.
Nyaris bunuh-bunuhan saat proses deadline juga hal yang biasa. Ketawa samapi perut sakit juga sering kita lakukan.

Saya dan ghora sering mengorbankan waktu-waktu penting.
saat yang lain idul adha, kita malah eksekusi lomba.
eyel-eyelan tentang copy, warna, border, angel, dan semuanya saat yang lain menikmati kambing.
dan yang paling sering sih ya mengorbankan waktu tidur -__-

pertemuan saya dengan ghora ini sebetulnya tidak sengaja.
Jadi suatu ketika, ada COPY FIGHTER, sebuah worksop tentang copywriting yang diselenggarakan oleh DEAD_UGM. nah, si ghora ini datang terlambat dan duduk di sebelah saya.
Kebetulan saat itu, saya tengah ikut lomba iklan di malang tapi belum ada partnerya. Setelah saya berbasa-basi, akhirnya dia mau jadi partner saya untuk art directornya. Dan jadilah kita mengerjakan lomba itu. Dan akhirnya kita jadi finalis. YEAAAY, walopun ya tidak juara.


lomba dan lomba kita ikuti, kalah dan kalah.
Hingga akhirnya satu perjuangan mengantarkan kita pada gold dalam pekom UI.
Wah, kalau harus diceritakan. Pekom UI itu sangat HUH HAH! hampir 2 malam, kita berdua ga tidur dan sibuk mikirin brief yang "sesuatu". Ngambek-ngambekan karena kita stuck dan juga bersikap sangat ndeso di UI sana. hahahaha :))

Sebetulnya, ghora ini awalnya lebih interest pada dunia PR dibandingkan iklan. Tapi perlahan dan pasti, dia akan saya jebloskan di dunia iklan SELAMANYA! *ketawa setan

Ghora ini juga tempat curhat saya. Dan saya juga tempat curhat ghora.
Ghora punya pacar cantik bernama Anis yang leptopnya sering dipinjam untuk eksekusi kami.
Ghora dan saya punya banyak kesamaan, dan saya rasa, si ghora ini adalah partner ideal kompetisi setelah ridi.
karya demi karya kami buat.
terekam di tumblr saya

Yang saya suka dari ghora adalah prinsipnya yang WORK SILENT, karena itu sejaan dengan prinsip saya. Ghora pernah berkata : "kalau mau berkarya tu Peh, ga usah gembor-gembor. kalau emang kita bagus, pasti keliatan kok. Ga usah sombong pengen yang lain tau..." 
Dan ghora juga orang yang tidak pernah takut kalah dan tidak gampang menyerah.
walaupun ngaretnya minta ampun, tapi ghoralah partner iklan paling hokya!
Ayo ghor, masih banyak lahan yang harus kita garap! semaaaangat!!
:)

oke.
terimakasih pada kalian bertiga yang telah menjadi partner dalam hidup saya.
kalian orang paling tahan dengan sikap moody saya yang parah.
Dan karena kalian, karya-karya bagus juga tercipta.

dan sekarang saatnya saya mencari partner hidup. Err -___-

NB : tulisan ini saya berikan sebagai wujud rasa syukur telah dipertemukan dengan kalian. Nur faturrohman ridwan, Arga nalasukma, dan Ayudha Ghora Dhira

#23
#31harimenulis

Selasa, 22 Mei 2012

Seikat Makna

hujan yang mengiringi di sore itu seakan berbicara bahwa kamu akan datang.
Bisiknya dari setiap tetesan hujan yang turun, menyiratkan bahwa kamu rindu aku.

Hujan yang turun sepanjang hari saat itu, seakan mengatakan bahwa kamu akan membawa sesuatu.
Dari hembusan angin yang mengiringi, saya bisa merasakan itu.

Hujan hari itu,
kode alam paling apik.

Kamu datang,
dengan bunga.

sudah tak ada lagi matahari, yang tersisa hanya tingga bulan dan bintang. Dan itupun tertutup dengan rintik hujan yang sedari pagi berceloteh panjang tentang rencanamu menemui saya.

Dan ternyata mereka benar,
kamu datang,
dengan bunga.

Bukan mawar yang hadir.
Bukan juga melati.
Bunga tanpa tendensi semiotik.

Ucapkan terimakasih pada hujan.
yang rintiknya membuat kedatanganmu berarti.
Ucapkan terimakasih pada rindu,
karenanya, senyum tersungging rapi hari itu.

Kejutan semesta hari itu.
Saat hujan dan kamu datang,
dengan bunga

hanya untuk sekedar menyapa dan berkata "selamat istirahat"



aah..
itu manis sekali.
terimakasih :)

#22
#31harimenulis

Senin, 21 Mei 2012

Di sini, lupa itu sah!

"tapi sepertinya, melupakan masa lalu adalah hal yang sering dilakukan di Indonesia" -barrack obama-

Apa yang harus kita ucapkan ketika ada orang asing yang masuk ke Indonesia?
"selamat datang di nengara kepulauan"
"selamat datang di negara katulistiwa"
"selamat datang di daerah tropis"
"selamat datang di negara koruptor"
Jika itu terlalu mainstream untuk dikatakan, ganti saja dengan "selamat datang di negara peLUPA




apa saja, dalam bidang apa saja, rasanya Indonesia paling mudah melupakan. Dan jika sudah diingatkanpun, hanya sebatas teringat sesaat dan kemudian seperti angin, berlalu lagi sebelum kemudian burung membawa kabar itu, dan kemudian ingat sebentar, lalu lupa lagi. Begitu seterusnya.
Jika konteksnya manusia saja, pelupa adalah tipe orang yang menyebalkan bagaimana jika negara?

memangnya apa yang sudah Indonesia lupakan?
Saya juga tidak tahu. Bahkan jika pertanyaannya diganti dengan, "apa yang sudah Indonesia ingat?" sajapun, saya masih tidak bisa menjawab.
Ya inilah negara yang bisa mudah melupakan sesuatu dan mengambangkan sesuatu.

Tayangan kick Andy minggu lalu adalah cerminan bahwa Indonesia betul-betul telah menjadi negara dengan hobi melupakan paling besar di dunia. Bagaimana mungkin, seorang yang telah mendesain logo jakarta dan juga telah memperindah Jakarta dengan desain-desainnya kemudian dilupakan. Bahkan diberikan penghargaan saja tidak.
bagiamana mungkin guru yang telah banyak membantu saat jaman orde lama kemudian harus hidup tidak layak. Padahal dimasa itu, dia hampir mengajar seluruh masyarakat Indonesia.
Berapa pensiunan pahlawan yang harus hidup dibawah garis kemiskinan. Padahal, jika tidak ada mereka mungkin saat ini kita masih terjajah.
ATAU simplenya deh. Kita bisa lupa tentang PAK RADEN! astaga..itu karena kita lupa? sengaja melupakan atau apa?
lah, jadi sebenarnya yang kita ingat selama ini apa?

Atau jika saya tanya, bagaimana kabarnya kasus munir?
atau bagaimana kabarnya seorang pelajar asal Indonesia yang mati dibunuh oleh orang malaysia?
bagimana nasibnya para TKI yang dianiyaya?
lupa?
dan berani taruhan, Sukhoipun hanya dalam hitungan sekejap mata juga akan dilupakan.
terbaca sangat skeptis ya tulisan saya kali ini, tapi sungguh betapa kita tak pernah punya daya untuk menyelesaikan masalah hingga selesai.
bahkan untuk sekedar mengingat peran orang-orang di masa lalu saja, rasanya kita begitu tertatihnya.
Lalu apa yang akan kita ingat kedepannya tentang masa kini? apakah kita akan mengingat tentang istilah "alay" "galau" dan semua bahasa trendi itu?

hari ini, tepat di tahun 1998, Indonesia melakukan satu loncatan yang hingga kini manfaatnya begitu terasa. Yakni DEMOKRASI. Saya pribadi di tahun itu masih berumur 7 tahun. Memori saya lemah sekali tentang kejadian itu, tapi kalau saya liat di media, saya bisa menangkap pesan bahwa 21 mei 1998 adalah satu langkah penting bagi Indonesia. Jika tidak, mungkin kita masih ada dalam cengkraman orde baru. Siapa yang tahu kan?


tapi seberapa besar Indonesia mengingat itu?
seberapa besar kita belajar dari kisah masa lalu?
apakah Indonesia betul-betul sudah menutup kisah dan kasus yang terjadi di tahun 1998?
dan mau sampai kapan kita hanya terangguk-angguk melihat media jika sekilas kita diingatkan tentang itu.

Dengan mudahnya Indonesia bisa melupakan orang-orang, kejadian, peristiwa, yang terjadi di masa lalu. Padahal tanpa kejadian masa lalu yang terjadi, saat ini mungkin tidak akan terjadi seperti saat ini.
Jika sudah begini, apakah sama artinya dengan apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi angin lalu di masa depan.
apakah nantinya juga tidak ada yang mau mengingat karya generasi saat ini di masa depan?
tidak ada yang mau peduli pada kesalahan yang dilakukan di saat ini untuk perbaikan masa depan?
Bahkan lebih parahnya, mungkin tidak ada yang mau belajar dari yang terjadi saat ini untuk paduan hidup di masa depan.
Dan hanya menyerahkan pada jawaban "ah, saya kurang paham kejadian itu" dan lupa. dan ya sudah.

mau menyalahkan siapa atau apa lagi?
media? karena punya kekuatan untuk mengaggenda settingkan informasi?
pemerintah?
atau apa lagi yang kita cari untuk pelampiasan?
Ah sudahlah kita yang salah. Kita berada pada budaya yang salah.

Mengingat sesuatu itu harus menjadi habbit.
Karena mengingat masa lalu itu sama artinya dengan menghargai masa lalu.
Dan menghargai masa lalu itu sama artinya dengan belajar dari masa lalu.

sesederhana itu saja.

Ironis ya negri ini.
:)

NB : Saya haturkan terimakasih pada seluruh orang yang pernah berkorban dan berkarya untuk Indonesia.

#21
#31harimenulis

Minggu, 20 Mei 2012

exciting 37

Menjadi seorang penyiar itu mimpi semenjak kecil. Kalau boleh jujur, menjadi penyiar adalah jawaban bahwa tidak ada mimpi yang tidak bisa jadi kenyataan.
Saya ingat betul, saat saya berada di bangku SMP dan saat itu saya mengidolakan PRAMBORS dan MADAMA FM makassar. Rasanya hidup saya begitu bahagianya mendengar penyiar-penyiar itu berbicara dan memutarkan lagu. Saking ngefansnya saya, sampe-sampe saya sering melakukan simulasi didepan cermin dengan lagu yang sengaja saya putar dan berpura-pura menjadi penyiar radio handal nan kece.

Mungkin saat saya melakukan itu, ada harap yang ditangkap oleh semesta. Dan siapa sangka, bertahun setelahnya, saya benar-benar ada di callbox lengkap dengan mixer, headphone, log book dan menyandang predikat penyiar.

tapi itu tidak mudah.
Sungguh sangat tidak mudah untuk mewujudkan itu semua.
saya harus jatuh bangun.
mungkin benar kata orang, yang berharga tak akan mudah untuk didapatkan.
Saya harus gagal mengikuti audisi penyiar pelajar di beberapa radio. Bahkan saya sempat ingin menyamarkan identitas agar bisa masuk ke radio dan menjadi penyiar.

Hingga perjuangan saya mengantarkan saya pada radio yang terletak di Jalan Demangan baru no 24.
Radio yang bukan radio ecek-ecek karena kata mama-ayah saya, radio ini adalah radio fave mereka saat kuliah. WOW.

Saya ingat. Hari itu, jogja sedang panas-panasnya dan saya masih mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas dan bau badan matahari. Diantar oleh mama saya, saya akan mendaftar mengikuti audisi DJ Pelajar. Bahkan untuk sekedar mendaftar saja, saya harus salah jalan. Karena saya pikir Unisi berada di jalan pasar kembang dan ternyata sudah pindah. Habislah saya dimarahin mama karena harus putar jalan dari pasar kembang ke Demangan dengan kondisi panas jogja yang ampun ampunan.

Tahap audisi saya lakukan.
Deg-degan sekali rasanya.
hingga kemudian saya terpilih menjadi DJ pelajar dengan 7 orang lainnya.
Jadwal siaran saya saat itu adalah tiap hari Senin!

Tibalah saatnya untuk siaran perdana!
jeng jeng jeng!
mau tau rasanya?
rasanya kayak mau MENIKAH! hahahahaa
saya akan on mic jam 6 sore, dan dari jam 6 pagi, jantung saya mau meloncat keluar. Tiap detik saya ngomong sendiri dan bersikap lebay.
satu jam sebelum siaran, tangan saya dingiiiiiin, kulit saya sawo matang, dan mata saya langsung sayu *eh.
Sebagai DJ pelajar, saya tidak siaran sendiri. Penyiar seniornya bernama BINTANG.
Siaran pertama berjalan sangat lancar. Tambah bahagia, saat semua teman SMA dan keluarga saya langsung mengirimkan pesan singkat yang mengatakan betapa bagusnya siaran saya. Entah lebay atau berbohong, yang jelas saya bahagia membaca semua pujian itu.

itu adalah awal.
perjalanan saya di radio ini tidak mulus. Hingga hari dimana saya diangkat secara resmi menjadi penyiar reguler.
to good to be true sebetulnya :')

hampir semua aktifitas keradioan pernah saya lakukan dan alami.

mulai dari siaran jam 8 pagi, jam 11 siang, jam 2 siang yang merupakan office hours. sensinya siaran didengerin orang sekantor itu kayak main teater diliatin pacar. Siaran jam 11 malam hingga Siaran sahur jam 3 subuh. Bahkan saya sekarang siaran setiap hari jam 5 subuh.
Juga pas saya harus interview artis, mati lampu pas on air, sariawan pas on air, atau saat saya harus patah ati dan itu juga pas on air. hahahha

saya juga harus menerima kritik sana dan sini.
"ipeh, pitch control"
"ipeh suara perut, kamu terlalu cempreng"
"ipeh, kemampuan DJ kamu tingkatin dong"
"ipeh, blaaa..."
"ipeh, blaaa..."
hahahhaa..
as long as itu demi kemajuan saya dan juga unisi, saya akan terus belajar dan menerima semua kritik. Termasuk kritik moody itu, setuju sodara-sodara?

4 tahun sudah saya di Unisi, dan sudah 37 tahun juga radio ini mengudara.
berarti sudah selama itu juga saya berada dibelakang kendali mixer dan mengudarakan suara. What a exciting life, isn't? 
Dan tepat hari ini, tanggal 20 mei radio kesayangan saya ini ulangtahun. Saya percaya bahwa 37 tahun bukan umur dan waktu yang sederhana untuk dilakukan. Pasang surut pasti pernah dialami oleh radio ini, keluar masuk orang baru dan semuanya telah menjadi satu pengalaman juga untuk radio ini. Biar kata banyak yang menyepelakan atau bahkan memuja radio ini, tapi saya selalu yakin pada kemmapuan dari Unisi yang tetap mempunyai pasar dan pendengar sejatinya sendiri.
Kadang saya juga suka merasa geli sendiri jika kita sudah merasa panas membicarakan radio kompetitor. hahahhaa... ya namanya juga battle world ye.

Selamat ulang tahun Unisi. Terimakasih sudah berkenan mengajak saya bergabung dan menjadi keluarga kecil ini.
Sungguh terimaksih telah membuat saya bisa mengucapkan "dari kawasan kolombo jogjakarta, 104, 5 FM unisi the excitng radio, ketemu lagi barengan saya Alifah farhana dan bla bla bla.."

Kata orang, menjadi penyiar harus gaul dan berwawasan. well, bagi saya, karena menjadi penyiarlah saya menjadi berwawasan. Karena saya dipaksa untuk tahu perkembangan, tahu trend, dan membentuk pola musik saya. Menjadi penyiar juga berarti link dan kemampuan. Entah sudah berapa event yang saya MC-kan karena orang-orang tahu saya seorang penyiar. Juga Kemampuan improvisasi saya yang baik saat saya sedang menjadi public speaker dan itu semua karena saya menjadi penyiar dan itu di UNISI.

Betapa sayangnya saya dengan UNISI, apapun kondisinya. Tak pernah saya berfikir untuk pergi atau pindah. Karena inilah tempat saya belajar dan inilah tempat dimana impian masa kecil saya bisa nyata terlihat.

Terimakasih juga untuk intelektual muda yang dengan setia mendengarkan 104.5 unisi radio terlebih mendengarkan saya siaran. Mari kita sama-sama mendoakan agar di usianya yang ke 37, unisi semakin jaya di udara dan semakin matang.

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk semua warga UNISI.
Terimakasih untuk semua penyiar. Maya raditha, yoga satria, zam alfaris, venicia aulia, mega nalasukma, denta aditya, dewa candra, aldi swiss, dimas code, bulan annisa yang telah menjadi teman bekerja yang baik. Guys, tau apa serunya jadi penyiar? bisa KAROKEAN GRATIS. hahahhahaa :D

juga untuk EX penyiar, Anindita maya julungwangi, bintang maulana, nadia syihab, uut kirana, aryn husna, pras, mas edo dan fani andari.

Juga untuk bapak PD rifqy edruss dan seluruh tim menejerial pak cuk, pak yahya, bunda niken, mbak febri, pak bowo, mbak risti (kenapa mbak, dan bukan bu?), pak gio.
Dan seluruh tim OFF air.

Juga untuk julia yang sepertinya ditaksir salah satu diantara kami *eh *ups :)


Selamat Ulang tahun unisi.
:)

#20
#31harimenulis



Sabtu, 19 Mei 2012

hari itu


Saya selalu suka hari dimana kamu tiba-tiba muncul didepan saya.
Dan tersenyum.
Saya selalu suka hari dimana kamu menghampiri saya dan menanyakan bagaimana kabar saya
Saya selalu suka hari dimana nomermu muncul dalam ponsel saya, kemudian memberi ucapan selamat pagi, lengkap dengan titik dua dan kurung tutup.

Saya selalu suka saat kamu mencari kata-kata mengajak saya pergi
Rasanya hari itu akan menjadi hari yang sangat berharga.

Saat kamu berlarian dalam hari-hari saya tanpa bisa saya tebak. Saya selalu suka.
Di hari itu…

Saat kamu ada.
Dan hari ini, saya kembali mengingat hari itu.
Tak apa, saya suka mengingat hari itu.


#19
#31harimenulis

Jumat, 18 Mei 2012

Sebatas mengenang

"masih selalu ada cerita lama dan tawa. Masih tersimpan juga sedih saat kau tak ada. Ingat dan teruslah kau kenang-kenang semua" -monita-

Entah apa yang membuat tangan saya begitu isengnya mengklik sebuah blog. Tangan saya tak berhenti untuk menscrolling ke bawah dan terus ke bawah hingga memaksa saya harus membaca beberapa posting. Dan juga menyeret saya pada perasaan sesak yang entah apa. Ini masih terlalu pagi padahal.

Bukan karena saya kehabisan tema untuk ditulis dalam 31 hari menulis tapi ketidaksengajaan situasi pagi ini membuat saya ingin mengenang sesuatu dan membuat saya ingin menulis ini.

Sungguh, bukan karena saya ingin kembali mengingat kamu dan semua hal yang pernah ada diantara kita.
juga bukan karena saya masih berada pada posisi yang sama saat bertahun-tahun lalu saat kita masih sama-sama gamang dengan perasaan masing-masing.
Juga bukan karena saya masih berharap. Bukan. Saya tegaskan bukan.
Tapi, jika harus kamu tau, saya akan mengakui bahwa penyesalan terbesar dalam hidup saya memang selalu tentang kamu.

Rasanya semua posting dan kemampuan kata-kata romantis dan galau yang pernah saya tulis akan selalu bercerita tentang kamu.
dan ketika saya mengahalalkan tangisan untuk lelaki dan itu juga untuk kamu.


Waktu yang berlari itu rasanya merekam semua kejadian demi kejadian yang pernah terjadi.
Setelah waktu berlalu pun saya tidak akan lupa.
Dan bagaimana juga saya bisa lupa, terakhir saya mencoba melupakan yang terjadi malah ingatan yang justru semakin kuat. Sehingga saya biarkan saja itu mengendap dan dengan sendirinya akan terlupa karena terabaikan.
Dan benar, itu jauh lebih baik. Karena kini saya bisa mengenang dengan baik tentang kamu.

Bukan untuk menggrusuk masuk lagi ke hidupmu. Percayalah itu terlalu lelah untuk saya lakukan lagi. Terlebih, kamu memang mempunyai dia disana. Dan perasaan memang tidak bisa di awetkan, jadi memang tak akan sama lagi rasanya.

Jika perasaan tidak bisa diawetkan, tapi ingatan bisa di awetkan.
untuk ittu, biarkan sejenak saya mengingat semua hal.
biarkan saya mengingat saat kamu mengajak saya menonton teater, kalau tidak salah itu kali pertama saya mau diajak pergi. Dan semenjak itu TBY tak pernah lagi sama, asosiasi TBY selalu tentang kamu.
Atau ketika kamu menunggu saya di sekolah dengan harapan saat itu saya mau pulang bersama. Hahaha..
dan ketika perjalanan jalan magelang itu.

Pagi ini tentang kamu. Saya mau mengenang sejenak. sejenak saja.
Karna orang bijak mengatakan, mereka yang memaafkan tetapi tidak melupakan adalah orang yang bijak.

Setelah sejauh ini waktu mengantarkan saya, ternyata saya bisa juga tersenyum untuk mengingat semua kisah yang pernah ada. Dan ya kita bisa berjalan sendiri-sendiri dengan sesekali mengunjungi kenangan tentang masa lalu. Seperti kado :)





NB : Untuk kenangan random yang datang pagi ini. Untuk lelaki di ibukota sana. Selamat pagi.

#18
#31harimenulis

Kamis, 17 Mei 2012

Anak ngeyel

Cerita berawal dari rengekan anak usia 8 tahunan yang kala itu tengah menagih janji ibunya untuk mengajaknya berenang.
Seorang anak yang tak pernah akrab dengan aktifitas luar ruangan sehingga menjadikannya tak bisa dan tak paham bagaimana menaklukan alam.
Fisik saat kecilnya yang memang lemah menjadikan dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku dan televisi.

Hingga suatu ketika, si Ibu berjanji pada si anak yang apabila dia berhasil menjadi jawara kelas, akan dibawa untuk pergi berenang. Janji gambling yang entah sengaja atau tidak diucapkan oleh si Ibu karena si Ibu tau, itulah aktifitas yang sangat didambakan si anak. Walaupun dengan resiko, si anak pasti akan sakit setelah itu.

Hari yang dimaksudpun tiba. Si anak benar-benar mendapat jawara kelas, dan menagih janji si Ibu.
tapi, di hari itu, alam sedang tidak ramah. Awan sedang bergerombol dan membuat cuaca hari itu sangat mendung. Si Ibu pun melakukan negosiasi dengan si Anak untuk menggantinya dengan kegiatan lain.
Tapi janji adalah hutang, begitu pikir si anak.
dan si Ibu pun harus mengiyakan.
Karena tidak mempunyai baju renang, si Ibu itupun mengajak si anak untuk membeli baju renang. Kala itu, Matahari Departement store masih menjadi pilihan. Saat membayar di kasir. Ada satu percakapan cukup aneh yang terjadi

Kasir : "mau berenang ya Bu?"
Ibu : "iya mbak"
Kasir : "wah, ini hari jawa yang pamali kalo main air loh Bu"
Ibu : "oh ya"
Kasir : "iya, main yang lain aja" (sambil melirik si Anak dengan tatapan manis yang dibalas dengan tatapan sinis oleh si anak"

karena merasa kalah berdebat dengan si Anak, akhirnya si Ibupun mengalah untuk membiarkan anaknya berenang.

dan apesnya, saat itu tidak ada satupun kolam renang yang buka. Karena hari itu hari libur memang.
dan pilihan si Ibu adalah jatuh pada salah satu hotel multinasional, tempat si Ibu ini mempunyai member.

Dengan kesabaran dan kelembutan hatinya, si Ibu ini tetap mendampingi si Anak untuk berenang.

Tapi lagi-lagi, si Anak tidak mendapatkan keberuntungannya. Di hotel itu, tidak ada kolam renang yang dikhususkan untuk anak-anak. Dari banyaknya kolam renang yang ada, semuanya merupakan kolam renang dewasa dengan kedalaman 3 sampai 5 meter.

Si anak tidak kehilangan akal, dia tetap menyusuri lingkungan hotel itu dan kemudian dia menemukan satu kolam renang yang mempunyai bibir kolam dengan kedalaman yang dangkal.
Tanpa banyak fikir, si Anak itu langsung bermain di kolam itu.
karena sore semakin mendung, si Ibu pun meminta si Anak untuk naik. Tapi si anak belum puas dan masih bermain air di kolam renang.
si anak begitu ngeyel!

Si ibupun menyerah dan memberikan anak itu waktu 15 menit.

di kolam yang sama dengan si anak itu bermain, ada 3 orang yang sedang melakukan pernafasan dalam air.
dan di kolam itu juga, ada sebuah tangga peralihan anatara kolam cetek dan kolam dalam.
Si anak ini benar-benar memiliki rasa pengetahuan yang tinggi juga rasa petualangan yang tinggi. Sebelum dia mengakhiri permainan kolamnya, dia ingin bermain di tangga itu. Padahal dia tau, dia tidak bisa berenang.

perlahan, serambi dia memegang tangga, dia turun perlahan.
tapi NAAS.
tangga terakhir yang hendak dia pijak ternyata hanya fana.
Dia merasa masih ada satu tangga lagi, tapi ternyata tidak.


si anak itu jatuh dan tenggelam.
setelah mengucapkan tiga kali kata "tolong" si anak tidak sadarkan diri.


***

Saat terbangun, si anak telah berada ICU rumah sakit swasta dengan TIGA selang di tubuhnya.
Selang infus, selang oksigen, dan selang dari hidung yang langsung masuk ke lambung untuk mengeluarkan air.
Tak hanya itu, si anak harus membayar ke-ngeyelan-nya dengan melihat tampang si Ibu yang begitu sangat pucat dengan mata sembab.
***

Setelah kejadian itu, si anak harus menanggung malu dengan pembuluh darah mata yang pecah. Sehingga matanya hanya terdapat dua warna, hitam dan merah.
Dan hingga dewasa si Anak harus mengalami traumatis tentang air dan bau kaporit.

Demi apapun juga, si Anak menyesal karena telah mengabaikan seluruh peringatan ibunya. 
Ada janji yang terbesit dalam hati si anak, bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya nanti. Dia akan mendengarkan dengan seksama semua hal yang dinasihati oleh ibunya. Sekecil dan sesepele apapun peringatan dan nasihat si Ibu.
karena si anak itu yakin, doa dan percakapan seorang ibu adalah perpanjangan tangan Tuhan.
***
Dan, si Anak itu adalah saya!

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk semua orang yang masih merasa mengabaikan peringatan seorang ibu.

#17
#31harimenulis


Rabu, 16 Mei 2012

random

Dengan daster bunga orange, saya menatap cermin.
melihat pantulan diri dan berkata "oh ipeh, jangan terlalu lama bercermin. Kamu sampai lupa menulis untuk 31 hari menulis"

dan jadilah saya di depan leptop. Dengan wajah kelelahan dan berkali-kali harus melakukan aktifitas ketik-hapus-ketik-hapus. Banyak cerita sebetulnya, tapi energi saya tersedot hari ini.
yakinlah itu mempengaruhi kemampuan merangkai kata dan berfikir.

Maafkanlah saya bang wiro. Post kali ini sungguh tak bermakna dan sangat random. 
saya tak sangup melanjutkan...
biarkan saya tertidur.
Post esok hari yakinlah akan lebih berkualitas. 

Selasa, 15 Mei 2012

Hari Bersama Edith

"masa lalu itu ada, nyata, dan bukan untuk disesali" -edith-

di suatu waktu, saat saya merasa sangat galau dengan kegiatan asmara, saya sempat bertanya dengan seorang teman saya yang merupakan mahasiswi psikologi UGM bernama edith.

begini kira-kira percakapan kami

saya   : "edith, kenapa kok aku rasanya fobia komitmen banget ya?"
Edith  : "kok bisa mbak?" (padahal sebenernya, edith ini lebih tua dari saya loh..)
Saya   : "ga tau dith, aku tuh malah negerasa ga nyaman ada di sebuah hubungan"
Edith  : "kok bisa mbak? padahal kalau perempuan itu, baiasnya lebih banyak minta kepastian hubungan loh"

lantas dia diam dan berkata
"pasti ada hubungannya sama masa lalu mbak ipeh deh"

dan ya jadilah saya bercerita panjang lebar tentang masa lalu saya.

uniknya, saat saya sudah selesai bercerita, edith belum bisa menjawab pertanyaan saya tentang "saya ini kenapa". Menurut dia, cerita saya ini belum lengkap. Awalnya saya bingung, karena menurut saya, saya sudah menceritakan secara lengkap apa yang ingin saya ceritakan.
Edith berkata "mbak, kayaknya masih ada mbak tutupin deh. Ya terserah sih mbak, apa mbak mau cerita apa enggak. Tapi. kalau kayak gini aku jadi ga tau akar masalahnya"
Dan dengan kemampuannya yang entah bagaimana, Edith bisa memaksa saya untuk bercerita.
Dan ternyata benar, saya menyembunyikan satu part dari masa lalu. Dan setelah saya ceritakan, Edith langsung bisa menganalisis ada apa dengan saya.

Akar masalah saya terletak di masa lalu.
Selama ini ternyata saya tidak berdamai dengan masa lalu.

***

Berbicara dengan Edith di hari itu membuat saya paham tentang pentingnya memaafkan masa lalu. Edith menyadarkan saya tentang pentingnya berdamai dengan masa lalu. Edith memberitahu, bahwa apa yang kita dapatkan di masa depan adalah apa yang kita simpan dimasa lalu. 
Kadang sulit memang bagi kita berdamai dengan masa lalu. Karena kita fikir, hal itu tidak cukup baik untuk dimaafkan atau untuk dikenang. Sebagian orang mungkin juga mungkin merasa telah memaafkan masa lalu, tapi ternyata tidak cukup berbesar hati untuk berdamai dan menerima masa lalu itu dengan baik. 

Seperti saya yang berusaha menghapus beberapa bagian dari masa lalu saya dan berharap itu tidak terjadi. Satu luka yang membuat saya menyalahkan keadaan dan semua orang yang berada dalam lingkungan itu. Ternyata selama ini saya tidak berdamai dengan itu semua. Dan itu menyiksa ternyata.

Benar kata Edith bahwa menerima dan berdamai dengan masa lalu itu adalah cara menjalani masa depan dengan baik. 
Hidup dengan menyeret masa lalu adalah bukan alternatif hidup yang menyenangkan. Dan saya tak lagi mau menjalani hidup dengan berkutat dengan masa lalu.

hari bersama Edith membuka mata dan hati saya untuk berdamai dengan masa lalu saya.
saat inilah saya perlu untuk menyapa masa lalu dan berdamai seutuhnya. Saya menerima dengan ikhlas semua bagian masa lalu saya sebagai sesuatu yang akan saya pelajari selamanya. Tapi saya berjanji untuk tidak lagi mengkambinghitamkan masa lalu untuk semua hal yang terjadi di masa kini.



NB : tulisan ini saya persembahkan untuk Edith. Semoga cepat lulus ya :)

#15
#31harimenulis

Senin, 14 Mei 2012

Capcay Goreng

akhirnya kerinduan saya akan capcay goreng warung hijau terbayarkan sudah.
karena di akhir shift saya sebagai gardep di Dagadu, warung hijau sedang ada renovasi atau apa sehingga saya tidak bisa mencoba makanan super enak itu dengan title sebagai gardep untuk terakhir kalinya.

sudah hampir dua bulan setelah saya wisuda gardep, akhirnya malam ini saya kembali menikmati capcay goreng  ga pedes itu lagi. Bagaimana rasanya? sebetulnya sih enak yang biasa aja. Tapi karena saya menitipkan memori dan kenangan di dalam setiap sendokan capcay warung ijo, jadi bagi saya inilah capcay goreng terenak yang pernah ada.

saat saya makan, pikiran saya terfokus pada 31 anak yang entah sedang melakukan apa malam ini.
Saya rindu mereka.
bahkan ketika saya melewati jalan menuju sosrokusuman, tempat capcay goreng itu berada, saya mengingat bagaimana saya yang menstater motor hingga kekuatan 60 km/jam agar tidak terlambat datang di shift 2 atau shift 3. Maklum, gerai dagadu yang berada di Malioboro hitungannya cukup jauh dari rumah dan kampus.
Dan saat tadi saya mengendarai motor, saya rindu detakan jantung saat saya berpacu dengan waktu.

Saya rindu keadaan.
saya rindu, keadaan dimana saya bisa harus menebak siapa SPV dan teman on duty saya di satu shift itu.
lengkap dengan keadaan saat saya harus memakai seragam kerah hitam di hari senin lengkap dengan vest abu-abu dan pin kuning norak bertuliskan "ipeh"

saya rindu itu semua.
saat saya tersadar bahwa pada dasarnya perpisahan akan mengantarkan pada kerenggangan.
dan itu nyata adanya.

capcay goreng tanpa cabai buatan seorang wanita paruh baya di warung hijau, yang saya makan petang tadi begitu menyeret saya pada seribu kenangan selama 8 bulan saya bersama anak-anak 42.
Entah bagaimana harus mengucap rindu pada mereka dan keadaan yang sepertinya lama telah saya tinggalkan.
betapa saya harus merasa begitu sedih, karena saya harus berada dalam kerenggangan luar biasa dengan salah satu dari 42.



di kehidupan yang akan datang, semoga kami tetap diberi ikatan dan semacam telepati agar tetap terhubung.

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk seluruh 42 :)

#14
#31harimenulis

Minggu, 13 Mei 2012

menerima hidup

"dan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan" (Ar-Rahman 13)

Kalau sedari lahir, kita mampu memilih kehidupan yang kita inginkan, mungkinTuhan akan sangat sibuk dan repot mendengar seluruh mahluk ciptaannya berisik meminta ini dan itu.
seperti layaknya permainan the sims, dimana kita bisa dengan mudah memilih karakter dan juga kehidupan, kita pasti akan memilih karakter dan kehidupan yang "aman". Disukai banyak orang, tanpa lika-liku berarti, dan ya, mungkin itu juga request kita pada Tuhan.

sayangnya tidak.
hidup seperti apa yang dinyanyikan oleh Ahmad Dhani "apa itu hidup, bila tidak ada masalah-masalah yang selalu ada"


sedari lahir, bahkan kita tidak tau kita menjadi manusia yang seperti apa, dilahirkan dari rahim ibu yang seperti apa, dari golongan ekonomi apa, dan dari tingkat sosial yang seperti apa. kita tidak tahu memang, dan saat kita sadar, dan ternyata itu tidak sesuai, apa lantas kita meminta pada Tuhan untuk merestrart kehidupan kita dan membentuk semuanya seperti apa yang kita inginkan. Jelas tidak mungkin!
satu-satunya cara adalah melewati dan menerima kehidupan seperti adanya.

saat kita merasa bahwa kehidupan yang kita jalani begitu rumit dan berlikunya, ingatlah bahwa Tuhan selalu punya skenario sendirinya untuk diri kita.
saya selalu merasa bingung pada mereka yang mengeluh pada Tuhan tentang ketidakadilan. Padahal tempat mereka mengadu adalah Maha Adil. Sehingga rasanya kok tidak bijak mempertanyakan atau bahkan menyalahkan "pekerjaan Tuhan" tentang kehidupan ini. Yang jelas-jelas telah ada skenarionya sendiri-sendiri.

memang sih, menerima kehidupan yang terkadang sangat jomplang itu tidak mudah. Saat kita bisa melihat kanan kiri kita rasanya punya kehidupan yang jauh lebih baik dari kita.
Namun, justru itulah yang harusnya kita syukuri. Saat kita merasa ada di bawah, kita akan punya kekuatan untuk naik ke atas.
Saat semuanya disyukuri dengan baik, percayalah bahwa Tuhan punya balasan yang setimpal pula.
Saya sendiri selalu berdoa dan meminta agar selalu diberi kemampuan untuk bersyukur. Karena saya, merasa ada saja yang saya keluhkan. Ada saja peluh yang saya hitung. Ada saja..

menerima hidup, itu bukan selalu terkonotasi dengan pasrah sih. Justru, menerima hidup adalah dimana kita berjuang untuk hidup itu sendiri. Termasuk tidak sering meminta pemakluman dari orang lain atas hidup kita.

pernah merasa jengkel pada orang yang selalu meminta pemakluman atas hidupnya?
padahal hidup ini tidak melulu tentang dirinyakan?
well, ini hal kesekian yang coba saya terapkan pada diri saya.
"jangan selalu minta dimaklumin orang lain. Hidup kan tidak melulu tentang saya"

tentang semua hal yang terjadi pada hidup.
jangan bubuhkan kata menyerah.
karena hidup memang ga selalu tentang apa yang kita inginkan memang.
klise ya tulisan saya?

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk orang-orang yang hari-harinya dipenuhi rasa syukur pada Tuhan

#13
#31harimenulis

Sabtu, 12 Mei 2012

Al-fatihah Untuk Sukhoi

Siang ini, saya begitu mengelus dada melihat tayangan dari berbagai tayangan televisi yang menayangkan mengenai pesawat sukhoi yang terkena musibah itu.
saya ga akan membahas mengenai pesawat itu secara kronologis kenapa itu bisa terjatuh. Toh ilmu kedirgantaraan saya juga sangat minim.

tapi ada satu yang begitu saya sesali saat melihat itu.
Para reporter itu rasa-rasanya tidak punya sense yang bagus dalam mengolah pertanyaan.
apa yang ditanyakan, sungguh merupakan pertanyaan retoris. Pertanyaan antara tidak harus ditanyakan dan tidak harus dijawab.
"bagimana perasaan anda?" oh please, jawaban apa yang diekspektasi muncul dari si narasumbernya? "saya senang, saya bahagia.." gitu? eh.. yakali.
atau dengan polosnya si reporter itu bertanya "apakah ibu lelah menunggu? dan apa yang ibu lakukan?" dan si ibu itu tidak menjawab, hanya memberi pandangan "menurut kamu?"

belum selesai saya melakukan sumpah serapah dengan apa yang dilakukan repoter itu, muncul gambar HOAX tentang korban sukhoi. Entah berapa kadar intelektualitas dan emosional dari si pengiseng itu sampai bisa menjadikan bencana sebagai bahan lelucon.

sejauh saya hidup sampai saat ini, saya belum pernah merasakan kehilangan keluarga karena kecelakaan atau musibah tertentu.
Saya ga tau persisnya perasaan mereka yang ditinggalkan oleh mereka yang sangat disayang karena kecelakaan sukhoi.
saya hanya berharap, keluarga yang ditinggalkan diberi hati selapang surga untuk menerima kehilangan
setiap tetes airmatanya diganti dengan keberkahan
dan tidak lagi mempertanyakan "kenapa" dan menerima ini sebagai takdir Tuhan.

saya kirimkan Al-Fatihah untuk doa bagi mereka yang berduka atas Sukhoi

NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk seluruh keluarha korban sukhoi dan para reporter yang mempunyai daftar pertanyaan yang buruk!

#12
#31harimenulis

Jumat, 11 Mei 2012

Plazza Bawah Sebuah Prasasti Memori

Percayalah, bahwa tempat itu punya satu long term memori
"Kalau kita meninggalkan memori pada sebuah tempat, maka selamanya, tempat itu akan menyimpan dan menghadirkan memori itu lagi"

Saya bukan orang yang gemar menghabiskan waktu di kampus.
Semenjak masuk kuliah, entah kenapa saya jarang sekali berada di kampus.
Aktifitas diluar kampus saya lebih banyak dan menyita waktu ketimbang aktifitas di kampus.
api bukan berarti saya jadi orang yang ansos juga sih dengan anak-anak kampus. Saya tetep eksis-eksis aja di kampus *kibasrambut

Bicara tentang tempat, angkatan saya, angkatan 2009, mungkin bisa dikatakan sedikit mempunyai kenangan atau experience dengan KEPEL. Tempat yang konon katanya menjadi tempat "sakralnya" anak-anak komunikasi dari generasi ke generasi. Tempat dimana awal mula persabahatan bermula, tukar informasi, berbicara dengan dosen. Semuanya.
Angkatan 2009 hanya sedikit merasakan sensasi ngumpul bareng di kepel, karena kalau saya tidak salah ingat, saat kita berada di semester 3 atau 4, pembangunan kampus sudah mulai dilakukan. Kantor dosen yang notabene didepannya terdapat pohon kepelnya mulai diribuhkan dan diganti dengan gedung baru dengan lift yang ogah-ogahan.

Tak lama setelah itu, kepelpun dirubuhkan dan fisipolpun mempunyai gedung baru. (Gedung yang menjadikan kita bisa sedkit pamer dengan fakultas "sebelah" yang membangun pertamina tower.)

Eniwe, saya pribadi tidak merasa terikat secara emosional dengan KEPEL itu. Tidak seperti teman-teman lain atau kakak angkatan lainnya yang mungkin punya kenangan atau malah sering menghabiskan waktu disana.

Tapi, bukan berarti, saya tidak punya tempat favorit di kampus. 
Dari dulu sampai sekarang, saya selalu suka dengan tangga plaza.
tangga dimana saya bisa mempunyai view yang luas keberbagai angel kampus.
tempat yang sering digunakan anak-anak untuk saling menanyakan kabar, menanyakan tugas kampus, atau sekedar berbicang ringan.
dan bagi saya, tempat itu, tempat tersering saya gunakan untuk duduk dan terseyum sendiri. Saya menjadikan tempat itu sebagai prasasti kenangan saya di fisipol.

terlebih sejak 2 bulan terakhir ini,
sejak kesibukan saya berkurang drastis. 
saya jadi lebih sering menghabiskan waktu didalam kampus dengan nongkrong atau berbincang ringan.
dan tempat yang tetap saya pilih adalah tangga plaza dengan setting sore hari.
Aaah..






sejenak, saya merasa ada di pusara waktu.
saat saya baru berada di tangga plaza untuk pertama kalinya sebagai mahasiswa baru. Dengan malu-malu saya mendekati tangga itu, dan bertanya "mbak, komunikasi juga ya?" pada orang yang ternyata bukan anak komunikasi. 
saat saya kemudian, bertemu dengan satu per satu teman-teman di komunikasi
dan saat saya mulai terlibat perbincangan dengan mereka.
saat saya melalukan brainstorming perlombaan dan tugas
saya duduk di tangga ini.

pusara waktu yang cepat.
mungkin sebentar lagi, saya rindu tangga itu.
Satu-satunya tempat di fisipol dimana saya merasa nyaman menyandarkan lelah, tersenyum melihat civitas kampus dan menghirup udara sore jogja lengkap dengan cahaya orange-nya.
tempat dimana memori akan kampus, saya patri dengan kuat.
:)


NB : saya dedikasikan untuk semua mahasiswa komunikasi 2009 

#11
#31harimenulis

© RIWAYAT
Maira Gall