Rabu, 07 Oktober 2015

Pemahaman


"And the words that I could never say,
Are gonna come out anyway"
(James Morrison)


Suatu ketika dalam diam, lelaki ini mengunjungi si perempuan di dalam sarangnya. Si wanita tidak tau menahu, atau lebih tepatnya tidak pernah benar-benar peduli akan alasan si lelaki yang telah mengunjunginya itu. Ada setitik rasa tidak suka di benak si perempuan akan kunjungan si lelaki. Namun yang menjadi masalah, si wanita tidak pernah punya kata yang tepat  untuk memberitahukannya. Sehingga yang terjadi selanjutnya adalah, kedongkolan itu tinggal begitu saja di hatinya. Sementara si lelaki, cukup kehabisan kesabaran untuk membujuk si wanita agar mau berterus terang. Katanya, “Perlukah ku bawakan pabrik kata, agar kau bisa pilih mana kata yang tepat?” Namun si perempuan berkata “Mungkin memang bukan kata yang aku butuhkan…”

Si lelaki semakin tidak mengerti.
“Lalu apa?” Katanya bertanya.
“Aku butuh waktu untuk beradaptasi” Ucap si perempuan.

Entah apakah si pria sanggup atau tidak, karena adaptasi berarti sesuatu yang direncanakan untuk menjadi selamanya. Sementara bagi si lelaki dan si perempuan, itulah satu-satunya yang mereka tidak miliki.


Mereka tidak punya selamanya. 




Kisah

"Nanti malam kan dia jerat rembulan, disimpan dalam sepi hingga esok hari..."
(Pandai besi & ERK)


Ini kisah tentang seorang lelaki yang membawa sepiring keceriaan dan segelas kenestapaan pada seorang perempuan. Dengan malu-malu namun sedikit lancang, ia masuki kehidupan si perempuan. Sekuat tenaga mendobrak semua pertahanan. Ia bahkan tak ambil pusing sekalipun hatinya masih retak dan berceceran. Bahkan ia sepenuhnya sadar akan semua ketidakmungkinan. Namun entah apa yang ada di hati dan otaknya, hingga ia memutuskan untuk mengabaikan. Walupun sebenaranya ia juga ragu, mengapa ia harus bertahan. 

Ini kisah tentang seorang wanita yang rumit hatinya. Entah berapa banyak ia terima paketan keceriaan dan kenestapaan yang tak pernah sekalipun berhasil memikatnya. Entah karena ia pernah terluka, atau memang para pangeran itu belum benar-benar mampu menyetuhnya. Lalu, bertemulah si wanita ini dengan si lelaki, dan gelisahlah ia dibuatnya. Si wanita tau akan jalanan berliku dan panjang yang ada di hadapannya. Namun entah angin apa, atau dewa mana, sehingga ia mau melangkahlah kakinya, pada suatu jalan, yang tidak pernah ia tau, kemana muaranya.

Lalu begitulah mereka memulai.

Diam dan dalam.



"Menyisakan duri, perih, dan sunyi"
© RIWAYAT
Maira Gall