"We live in cities you'll never see on screen
Not very pretty, but we sure know how to run things
Living in ruins of a palace within my dreams
And you know, we're on each other's team"
(Lorde - Team)
“Emang engga bisa ya, kamu jadi semuanya? Dari mulai temen, pacar, suami, kakak, supir, sampe pembantu? Kayak lagunya Mr.Big gitu?”
“Oh. Dengan senang hati”
Jikapun dia belum menemukan kata yang tepat untuk sebuah profesi atau peran, dia bisa memberitahukan padaku nanti, atau besok, atau lusa. Karena aku akan menjadi peran atau profesi yang akan dia sebutkan itu.
“Tapi...” Katanya ragu
“Tapi apa?”
“Kalau semuanya kamu, trus kalau kamu pergi, aku engga punya siapa-siapa dong ya?”
“Tenang aja, aku engga bisa kok jadi Tuhan. Dan kamu juga engga minta aku jadi Tuhan kan?”
Dia terseyum begitu syahdu. Membuat hatiku sedikit perih.
Apakah iya, aku mampu untuk menjadi semuanya untuknya? Menjadi orang yang paling menyayanginya, sekaligus yang paling dalam menyakitinya? Menjadi yang paling sering membuatnya tertawa, sekaligus yang paling sering membuatnya menangis? Menjadi yang paling bisa dia andalkan, sekaligus menjadi yang paling depan untuk mengecewakannya?
Tapi, permintaannya untuk selalu bersender padaku, sungguh begitu menggoda.
Mana sudah kuiyakan lagi... Ah!