Minggu, 26 Agustus 2012

Observasi


Selamat pagi, pagi ini hujan tidak mengguyur yaketi sederas malam pertama kami sampai disini. Walaupun tidak ada matahari yang dengan gagah bersinar tapi semangat KKN kami masih menyala. Makanan pagi ini adalah telur dadar, oseng-oseng buncis dan wortel dan rendang daging kering yang dimasak oleh chef yoyo, fitri dan mustika. Semua pastinya enak selama KKN.

Pagi ini, lelucon kami bertambah dengan dicetuskannya tawa BWAHAHAHA!! kenapa begitu? nah, saya mau cerita. Anak-anak papua ini begitu sangat girang melihat kami yang begitu kesusahan mengangkut air yang berjarak ratusan meter dari rumah tempat kami menginap. Ya bayangkan saja, setiap kami membutuhkan air, kami harus mengangkut air dengan ember bekas cat (dirigen) dengan medan yang tidak mulus dan ngetroll. Jadi jalannnya itu menurun. Kalau dirigen kosong alias kita akan mengambil air, jalannya turun, sekalinya air sudah terisi, jalannya menanjak. Aw..

Hari ini kami melanjutkan aktifitas dengan observasi ke seluruh rumah yang ada di desa Yakati. Sebuah aktifitas yang cukup melelahkan sebetulnya. melelahkannya karena setiap kita akan mensensus dan bertanya tentang ini itu, mereka susah menangkap apa yang kita tanyakan karena bahasa Indonesia belum dipahami secara benar oleh mereka. Awalnya saya exciting saja, tapi karena rumah yang harus diobservasi banyak dan daya tangkap mereka yang kurang, ditambah cuaca siang sudah sangat panas, maka hasrat ingin misuh tak tertahankan lagi akhirnya, saya dan fauzan menggunakan bahasa jawa untuk bercakap-cakap dan misuh. hahaha kocak.
Ada satu percakapan absurb antara saya dan fauzan dengan salah satu warga yang tengah hamil

saya : "mama kalau sedang hamil begini, ada pantangannnya tidak?"
Fauzan : (setengah berbisik) "peh, ora dong deh koyoke.. kowe ngasih opsyen."
saya:  " jadi, mama, kalau hamil ada tidak bolehnya tidak? apakah misalnya"
mama : "ada toh.."
saya : "apa mama?" (dengan nada semangat)
mama : "tara boleh berburu toh..." 
fauzan : " ada lagi kah ma?"
mama : " ada. tara boleh berkelahi!"
fauzan : "hahahahaha... yoiyolah, ora hamil yo ra oleh. wolah!"

ya itulah...
jadi ketika berbincang dengan mereka, kita harus memberikan option jawaban, kalau tidak, mereka kurang paham pada apa yang kita tanyakan.

ini salah satu keluarga yang saya kunjungi


Saya pribadi, melihat banyak masalah setalah kami melakukan observasi. Mulai dari masyarakat yang trepencil tapi justru minim akan budaya. Beberapa dari warga bahkan tidak menetahui tentang tari atau nyanyi tarian adat dari papua dan bahkan dari buadya yakati sendiri. aduuuh..

Belum lagi dengan masalah kesehatan. Cacingan dialami oleh hampir seluruh anak-anak yakati dan kebersihan yang sangat tidak terjaga. Di tengah keceriaan anak-anak papua yang sepertinya tidak punya beban apa-apa ini, Yakati menyimpan banyak kemirisan dan membutuhkan perhatian. Banyak terbesit dalam pikiran saya untuk melakukan pertolongan pada desa ini, tapi saya menyadari bahwa yang trepenting untuk menolong desa Yakati papua adalah membutuhkan konsistensi dari siapapun yang ingin menolongnya. Papua dalam hal ini desa Yakati itu harus terus dipantau dan diperhatikan setiap detail dari pergerakan masayakatnya. Masyarakatnya belum paham apa pentingnya semua program yang ada. Untuk itu perlu pendampingan masyarakat secara lebih personal. Yes, inilah kenapa kami bisa berada disini.
Katanya, desa yakati ini sudah tidak berkembang selama 27 tahun lamanya. salah satu yang menjadikan itu terjadi adalah kepala desa dirasa tidak bertanggungjawab dengan yakati. Hmm.. agak pelik ya. Untuk itu kehadiran kami di desa yakati begitu ditunggu masayarakat.

sore ini, saya, faizal, dan ozi  mendapat giliran masak. yaa.. so far so good lah. masak mie dengan rasa acakadut tapi tetap bergizi :D

well, malam ini bintangnya bagus sekali. Dan saya malu berbisik dan mengakui, kalau saya rindu. saya teramat rindu.

Yakati, malam minggu, 14 JULI 2012. 21:14

Dermaga siang hari


Berkali-kali saya mengahadapi perpisahan. Dan seberkali kali itu pula saya merasa bersedih hati.
Bahkan sesederhana berbeda subunit sekalipun.
Mengantar mereka yang pergi ke yensei ini sedikit menyesakan dada. Kami yang ber 20 bersama dalam beberapa hari bahkan minggu ini, akan terpisah tanpa bisa berkomunikasi apapun lagi. Seperti halnya 2 unit yang berbeda.

Tidak akan ada lagi riko, nana, sinema, mas eri, mbak one, lita, bang budi si mata Elien, santosi, bagus, dan adit dalam 5 minggu ini.

Rasanya juga, bintang dan waktu yang dicuri sebentar semalam tadi terasa sangat kurang. Semoga waktu mash bisa dicuri lagi untuk sekedar menyender, berbincang, dan menemani saya melihat bintang sepusanya.
Ah, belum apa-apa saya sudah rindu. Dan ingin rasanya memeluk karna kadang airmata bersembunyi malu2 dan hanya butuh pelukan yang menenangkan.
:(

Oke, hapus kegundahan karna kami ber 10 sub unit A di hari yang sama melakukan ketja bakti membersihakan pastori, tempat kami tinggal. Merubah interiornya dan juga rapat akbar. Beybeh, KKN sudah dimulai.

dermaga yakati, 13 juli 2012

Titanic menuju yakati


Dan mengapa dulu saya begitu penuh rasa ragu saat harus KKN di papua.

Hari ini saya mendapati pengalaman yang tidak akan saya lupakan tentunya seumur hidup saya. Saya berada di sebuah teluk bernama bintuni yang bagusnya itu bagus sekali. Kanan kiri saya adalah air yang tenang berwarna hijau. Tidak jernih tapi juga tidak keruh, ditemani dengan pemandangan hutan bakau yang teramat cantik. Saya yang selalu suka laut menjadikan itu adalah perjalanan yang tidak terlupakan. Perjalanan yang awalnya berjalan selama 4 jam, tapi ternyata ditempuh 10 jam. Sebetulnya perjalanan normal bisa ditempuh hanya 4 jam tapi karena kita menggunakan kapal yang bernama katinting (bukan long boat, karena muatan kita luar biasa dahsyat banyaknya baik dari segi barang dan orang), maka perjalanan menjadi sangat lama. Karena katinting ini berjalan lambat. Tapi toh tidak jadi masalah juga, karena selama perjalanan saya disuguhi pemandangan yang begitu apiknya. Saya hanya bisa berguman subhanallah berkali kali lipat.
Perjalanan pagi ini, kami mulai dari pukul 06.00 pagi. Kami yang perempuan berebutan masuk kamar mandi, dan berjalan menuju dermaga dengan muka yang masih sangat nagntuk. Bahkan yang lelaki hampir mayoritas belum mandi. Hahaha.. 



Dalam perjalanan saya suka rambut saya yang terkibar tertiup angin laut. saya suka rambut saya yang berantakan karna laut.



setelah itu, hasil dari perjalanan sudah makin tampak. Saya sudah hitam! oke, saya ralat, saya tambah hitam! hitam yang teramat. Ah persetan pulak dengan sunblock dan pelembab spv 30 yang saya pake, hitampun tak mengapa, karena pemandangan yang teramat indah tidak setiap hari bisa saya lihat. Bayangkan, jarang kan bisa tidur siang ditemani angin dan aliran air di teluk bintuni.
Ditengahnya, saya sempat kagum dengan riko. Teman saya yang satu itu begitu jayus tiada rupa dan memberikan lelucon yang lucu nian -__- hahahhahaa :D tapi cukup menghibur kok ko J

Sekitar pukul setnagh 5 sore, akhirnya kami sampai di desa yakati. ini adalah dessa tempat subunit saya berada. Saya akan berKKN disini. Sementara tim satuhnya yang berada di yensei, mash harus melakukan perjalan air lagi. Tapi mereka transit dulu satu malam disini. Kami disambut dengan tanah liat yang (sepertinya) dicampur dengan kotoran hewan yang disgosokan di telapak kaki kami. Dan kami harus menaiki tangga yang banyak sekali untuk sampai ke atasnya, dengan bawaan yang seabrek brek, ya bisa dibayangkan betapa lelahnya kami semua. 10 jam di laut dan mengangkat bawaan sedemikian rupa.



Di desa yakati inipun, kita langsung disambut dengan penduduk asli yang.. yang.. yang yang saya juga bingung bagaimana mendeskripsikannya. Keriting, hitam, anaknya ingusan, mungkin tentang ini akan banyak saya tulis di hari-hari selanjutnya. Secara saya akan ada disini sekitar satu bulan lebih sedikit, jadi don’t judge people by the cover right?
Disini, desanya sangat kecil, dan kami tinggal di rumah pastor. Rumah paling bagus di yakati. Rumah kayu, dengan 3 kamr, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan teras. Lebih dari cukup. untuk masalah air, kami haru mengambilnya sekitar beberapa ratus meter dan mengankutnya lagi ke atas.
Setelah acara serah terima KKN secara resmi dari perwakilan pemda dan PSKK kepada perwakilan desa, beberapa dari kami mulai memasak dan beberapa dari kami bersosialisasi dengan masyarakat. Menu makan, malam ini adalah nasi sarden dan sayur yang rasanya lezaaaaaat sekali. Hahaahaa. YEAH, im hangreeeh bebeeeh. So hangreeeh!!
ya KKN Is COMING!
Ini baru KKN.

Dan ya, officialy, BYE SIGNAL dan semua informasi. Sampai ketemu lagi di 5 minggu yang akan datang.

Bintang yakati bagus sekali, lebih bagus dari bintuni. Dan saya menikmati bintang malam dengan syahdunya malam ini. duduk dan banyak bercakap. Kalau sebulan itu waktu yang singkat, maka jika rindu menghadang di tengah-tengah, tunjuk saja bintang yang disebalah sana, yang paling terang. Semoga itu bisa menjahit rasa ingin bertemu yang kadang kala menjadi sangat menyiksa.

selamat malam :)

Desa yakati, 12 juli 2012. 01:13 WIT

Mimpi wakil walikota


Setiap orang harus punya mimpi. itu yang selalu saya dengar. Dan kali ini, itu terlihat semakin menjadi keharusan. Hari ini saya dan tim bertemu dengan wakil walikota bintuni. Orangnya berperawakan besar, hitam dan gemuk. terlihat menyeramkan di awal, namun ternyata, beliau punya personality yang baik dan bijaksana. Beliau seorang muslim yang taat dan punya pandangan revolusioner terhadap papua. Saya membayangkan, betapa senangnya jika kemudian setiap walikota di indonesia punya kepribadian seperti itu dan juga punya pandangan sebijaksana itu.

Beliau menyambut kami ber 20 dengan ramah, dengan suguhan nasi goreng dan canda khasnya papuanya. Berbicara mimpi, mimpi beliau sederhana ternyata, hanya ingin membuat warga papua punya mimpi dan bisa mewujudkan mimpinya. Karena itu seperti yang dialami oleh beliau yang pada awalnya bukan berasal dari keluarga ber-ada namun bisa mengenyam pendidikan, hingga kini menjadi wakil walikota.
Hari ini saya juga bertemu kepala desa yansei dan juga yaketi juga kepala diastrik idoor. yang para pemimpin ini masih asli masyarakat papua. Mereka tidak memuaskan saya. Hanya diam tidak banyak bicara. Bagi saya aneh, biasanya politikus itu banyak bicara.
Dan akhirnya, sertelah menunggu selama 2 hari di mess PSKK kabupaten bintuni, akhirnya, besok kami akan mulai untuk KKN. Hmm.. memulai perjalan ke desa tempat KKN lebih tepatnya. Kami akan pergi ke desa yansei untuk sub unit B. Dan desa yakati untuk sub unit A. Perjalanan esok hari rencananya akan ditempuh dengan menggunakan long boat.
OHYAAAA.. tadi juga ada satu kejadian yang agak memalukan. Yakni saya merasa panik karena merasa poster A3 untuk sosio humaniora tertinggal di pesaawat. Tapi ternyata, hehehehehehehehehe itu ga tertinggal. Itu ada kok. Udah hampir mati panik saya...
Ga Cuma panik, tapi saya juga membuat seisi KKN ikut panik, sampe-sampe saya dinasihati bang Budi. Hahaha sampe malu saya.

Dan tadi pula, mess kita sempat mati lampu, dan itu jadi moment terbaik malam ini, karna saya bisa melihat bintang malam di bintuni yang sangat cantik sekali.. sungguh bintang yang berkerlipan di malam ini sangat cantik.
Entah bagaimana jadinya besok, yang jelas, besok kita semua akan mulai perjalanan untuk berKKN ria. Semoga semuanya diberikan kemudahan dan kelancaran.

Malam ini, ada sepucuk rindu yang saya titipkan lewat kerlipan bintang. Kerlipannya semoga mampu menghantarkan kesana. Bagi yang merasa, bagi membutuhkan rindu. Bintang bintuni ini obat yang mujarab.

selamat malam.

Bintuni, mess PSKK10 juli 2012, 01:12 WIT

Bintang Bintuni Cerah


Langit bintuni itu indah. Entahlah, rasanya bintang bersinar dengan lebih terang dan lebih bergerombol disini. Rasanya seperti tersenyum mesra pada saya. Atau ini karena faktor listrik?

Lebih dari berpuluh tahun tahun indonesia merdeka dan papua masih harus mengalami listrik yang tersendat-sendat. Masyarakatnya masih menggunakan ganset. Ya, seperti malam ini, saya bebas melihat indahnya bintang tanpa intervensi listrik ataupun lampu yang berlebihan.
Di rumah kayu yang hampir mayoritas ada di bintuni ini saya banyak mengalami pengalaman spiritual. Bahwa betapa rasa syukur pada apa yang sudah kita punya adalah hal yang penting dilakukan. Papua misalnya, dengan alam yang sebagus ini (saya ga bohong, papua ini bagus sekali) terutama di bintuni, tapi mereka masih harus berkutat pada perdaban yang masih teramat sederhana.
Hmm.. saya akan mencoba mendeskripsikan bagaimana rupa dari kabupaten telu bintuni ini. Jika dianalogikan di jogja, bintuni ini tak ubahnya seperti jalan seturan. Pemekaran daerah di bintuni ini memamg memnjang, jadi panjangnya seperti jalan seturan, tapi bedanya ini jauh lebih sepi, Ya saking sepinya, anjing dan berbagai binatang bebas berkeliaran. Disini sudah ada berbagai macam toko yang menjual kebutuhan, bahkan simple fresh saja ada di sini. Walaupun ya harga disini begitu mengejutkan jiwa. harga baksonya 10.000 rupiah. watta..
Air dan listrik begitu langka disini, setiap siangnya masyarakat sini harus menahan kebutuhan akan listrik. Jikapun kepepet maka gensetlah yang akan berbicara, tapi itu juga berarti membutuhkan bensin kan? Dan bensin disana seharga 10.000 per liter. Barulah dimalam hari akan ada listrik yang itupun bergilir. Jadi jika malam ini satu rumah ada listrik, maka besok, rumah ini tak akan ada listrik. hahaha.. Ya selamat datanglah.

Saya mau bercerita tentang orang papua khusunya bintuni. Orang bintuni ini, atau papua secara umumnya begitu menyukai minuman keras yang menyebabkan mabuk. Hampir seluruh orang papua ini mempunyai kegemaran atau entah apa namanya yakni mabuk. Siapa yang mengatakan bahwa papua miskin? Masyarakat papua ini tidak miskin kok, hanya saja, mereka tidak bisa menjaga uang alias saving moneynya rendah. Jadi jika seorang punya uang, maka uang itu akan habis dalam sehari untuk kepentingan mabuk dan kebutuhan rumah tangga. Mereka tidak akan memikirkan kebutuhan hari esok. Ada uang hari ini, habis hari ini. Belum lagi kebiasaan orang papua yang gemar melakukan sex. Entah sex bebas atau yang tidak bebas :p. 
Bayangkan, papua ini gemar melakukan sex bahkan di tempat umum dan menjadi tontonan. Judi juga jadi hal yang biasa dilakukan disini. Tapi secara keseluruhan, mereka masyarakat yang cukup ramah. Mungkin prinsipnya, kamu baik kami segan kali ya..

Selebihnya, saya mengalami migarin yang tak kunjung sembuh karena off road manokwari-bintuni kemaren. wah wah wah, pening kepala saya!
Hari ini hari terakhir kami di bintuni sebelum akhirnya kita akan ke wamesa dan ke desa yansei dan yakati untuk KKN. Hari ini pula, hari terkahir bisa berkomunikasi dengan ayah dan mama.
Komunikasi dengan anak2 KKN bintunipun sudah semakin menacair satu sama lain, dan semoga akan berlanjut hingga akhir.

Bumi cendrawasih dengan bintang yang bertaburan itu seksi, yang sekaligus mengantarkan ribuan rindu pada mereka disana, melihatnya seperti menyandarkan sejenak beban yang ada.

well, selamat malam :)

Bintuni, mess PSKK 9 juli 2012 22:55

perjalanan off road


HERE I am MAKASSAR!


Akhirnya landing juga di Makassar. Saya dengan seksama mengamati bandara yang telah banyak berubah dari terakhir 3 tahun yang lalu saya menginjak kaki di sana. Ah Makassar :’)



Kedatangan kami di dini hari dan pesawat akan berangkat di waktu subuh membuat kami harus tidur di bandara hasanudin di makasar selama kurang lebih 4 jam. Saya dan nana langsung mengambil tempat yang pewe dan akhirnya tidur tanpa menghiraukan gasak-gusuk anak-anak yang entah melakukan apa. Ah, saya ngantuk lahir batin!

Dan akhirnya, subuh pun datang, dan saya beserta tim bersiap menuju papua. Kami ditemani oleh rasa dingin yang menusuk. Entah karena itu subuh atau karena memang dingin yang tidak wajar, tapi yang jelas, dingin pagi itu agak menyiksa saya.

Kami sempat transit sejenak di sorong. Dan itulah kali pertama saya menginjakan kaki di timur Indonesia, eh sebentar, ternyata saya sudah di papua! Wohooo saya di papua. Ternyata memang berbeda ya. Bandaranya di kelilingi semcam bukit dan pemandangnnya bagus.


“What, I can believe it, ini udah disorong ya?”


Saat turun dari pesawat, saya langsung memberi kabar pada mama, ayah, marsha, dan lalu. Tak lama kami transit, pesawat akan membawa kami lagi pada pemberhentian terakhir. Manokwari

Yes. Akhirnya, manokwari jugaa! Itu kata saya dalam hati. Suhu udaranya panas sekali disini. Oke, saya shock culture. Orang-orangnya memakan entah apa namanya yang berwarna merah, teriak-teriak seperti orang yang akan berdemo, dan bandaranya lebih mirip gudang ketimbang bandara. Bandaranya hanya berdindingkan triples,. Hawanya yang memang sangat gerah, ditmabah badan saya yang pliket luar biasa, mood saya langsung turun, apalagi ternyata ada beberapa barang yang tertinggal di bagasi dan harus ada di sorong. Kok bisa sih? Doh Gusti, ada-ada saja…

Dari bandara, kami langsung menuju hotel di manokwari. First impression saya terhadap papua adalah : papua ini baguuuuus sekali!!!!!

Sepanjang perjalanan saya tak pernah habis mengucap subhanallah karena alam bumi cendrawasih yang begitu bagus. Ini seperti pemandangan yang sering saya lihat di program TV kabel seperti betty lafea kalau dia sedang berlibur.





Setelah mandi dan beristirahat kurang lebih sejam di hotel lokal yang “agak lumayan”, kami harus melanjutkan perjalanan ke bintuni.

Perjalanan ke bintuni adalah bukti bahwa perjalanan KKN ini sungguh amat tidak sederhana! Kami pergi dengan mengendarai strada ke bintuni yang ongkosnya 500.000 sekali jalan. Gaul ya kita? Naik mobil mahal. Satu mobil yang kalau di jogja sudah jadi mobil yang begitu mewah dan di papua itu jadi mobil angkat-angkat sayur. hahahaha..


Dan saya nobatkan, perjalanan strada menuju bintuni ini menjadi perjalalan paling MEMABUKAN sepanjang massa. Sungguh! saya ga kuat sebetulnya. Hard core sekali! Luar biasa HARD CORE. Berliku2 banget nget dan jalannya tidak mulus. Hampir setengah perjalanan harus ditempuh dengan jalanan yang masih tanah dan berliku. Katanya. kalu hujan tiba, jalanan itu tidak bisa digunakan. Dengan medan yang separah itu, supirnya tidak mengemudikan dengan pelan tapi ngebut. Kalau ada semacam sungai kecil, terabas, ada jalan jelek dan parah terabas.  Jalan pelan saja pusing, apalagi ini ngebut. uh wow. Luar biasa. Saya mual lahir batin jiwa raganiah. Rasanya pengen muntah tapi engga bisa L. Paham kan ya, kenapa di papua strada jadi mobil yang sangat biasa, ya karena kalo bawa Honda jazz bakal remuk ndes!

Sepanjang perjalanan pula, saya, Adit, nana, dan Dedi sibuk menyanyikan lagu0lagu yang diputar oleh supirnya. Entah apa lagunya. Dan betapa senangnya kita, ketika lagu yang diputar itu adalah stingky. dan nyanyilah kami dengan kerasnya "Mungkinkah, kita kan selalu bersama walau terbentang jarak diantara kita.. huwoo" hahahaha.. yang setelah itu, saya kembali teler karena perjalanan. Great!




Pokoknya ini merupakan perjalalanan paling memabukan bagi saya yang tidak pernah mabuk darat. Siangnya kita sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk makan siang. Dan tebak dong berapa harga makan dan minum disana? harga es tehnya saja 50000 dan harga nasi ayamnya 20.000. tak kuasa saya melihat harga. Yakinlahsumpah.


Saat petang, perjalanan terhenti di sebuah gunuing namanya gunung botak. Saya dan tim akhirnya berfoto bersama dan melihat panorama alam di papua yang indah sekali. pemandangan seperti di kalender-kalender. Dengan takjubnya, saya langsung merasa bersyukur berKKN di papua. Saya merasa begitu sangat beruntung bisa melihat langsung papua secara nyata.


Ga kuat naik strada.


Setelah hampir 10 jam di jalan, akhirnya kami mengakhiri perjalanan hari ini dan beristirahat di mess PSKK  yang terbuat dari kayu. Kami disambut dengan perwakilan pemda. Jujur saya tidak mendengar sepatah katapun dari apa yang disampaikan pemda. Karena setelah tiba, kami masih harus mengangkat barang-barang yang luar buasa dahsyat banyaknya itu, jadi jangankan untuk fokus mendengar, berusaha tetap terjaga saja sulit.


 Dengan rasa letih yang tiada tara karena perjalanan ini, saya menelfon ayah dan mama di jogja. Memberi kabar pada mereka dan menceritakan perjalanan “laknat” strada.

Ahh,  betapa saya rindu ranjang saya di kamar…


Hari ini, sekian, dan saya bersiap tidur karena besok, saya pun tak tahu apa yang akan saya lakukan besok.


Bintuni, mess PSKK, 9 juli 2012 24:37 WIT

JOGJA-JUANDA


Ini dia.. hari dimana semua pengorbanan yang menguras jiwaraganiah selama berminggu-minggu akhirnya terjawantahkan juga.
Yes, betul sekali. Hari ini saya melaksanakan KKN. Ke mana? Ke PAPUA! Sekali lagi saya tegaskan, ke Papua. Jauh ya?
Perjalanan keberangkatan yang jatuh di hari ini tidak sederhana. Ya selayaknya  perjalanan-perjalanan sebelumnya yang pernah saya lakukan sih, setiap perjalanan pasti punya cerita dan masalah sendiri.
Baiklah, saya mulai. Perjalanan hari ini dimulai dari pukul 08:00. Kami ber 16 berkumpul di rumah seorang teman KKN bernama fitri. Itu semacam tempat yang selalu kita gunakahan untuk berkumpul selama masa KKN ini berlangsung. Tapi karena tepat waktu it so mainstream maka kami berangkat pukul 10.00 pagi alias ngaret us usual.
Perjalan pertama di tempuh dengan travel ke Surabaya. Perjalanan ke surabaya bisa dibilang menyenangkan. Medan yang ditempuh dari si driver adalah rute yang tidak berliku, Malah pemandangan yang saya lihat adalah pemandangan yang saya suka. Ya sepanjang perjalanan, saya banyak disuguhkan pemandangan sawah. Kita sempat mampir sebentar untuk makan dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi.




Sepanjang perjalanan, saya dan imajinasi liar saya mampu mencairkan suasana, dan kita se trevel menjadi lebih akrab dan ketawa ketiwi. Pada intinya saya membuat scenario cinlok yang mungkin terjadi. Seperti nana-sinema, mbak fitri-uda, mbak omi-mas yoyo, mas eri-mbak one, dan cinta segitiga mbak mus-faizal-budi. hahaha
Hingga tibalah kita di bandara juanda. Bandara yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Dan disini ada dua hal yang cukup mengagetkan. Pertama dompet dari mbak fitri hilang! Kita sempet panic dan mencoba menelfon travel, tapi katanya, dompet itu tidak ada. Poor you mbak fitri, sabar ya L
Yang bikin kaget kedua adalah kita harus menambah biaya bagasi tambahan sebesar 4,8 juta untuk semua barang yang kita bawa. No wonder sih ya. Bayangin aja, kita membawa panel surya dan semua hal yang perlu kita antisipasi karna disana tidak listrik, sinyal, ataupuin toko atau pasar yang mudah untuk dikunjungi. Jadi ya mending berlebihan daripada kurang dan harus membeli rinso seharga 50.000 kan? jadi ya sutralah.


oke. saya dekil. cukup tau -_-


Keberadaan di Juanda dengan shock over bagasi, kitapun terbang landas. Oh ya, kita sempat berpapasan dengan tim KKN lainnya yang juga akan ke sorong.
Badan saya sudah mulai agak ngedrop tapi masih banyak tenaga. Karna toh perjalanan belum selesai. Masih ada makassar dan sorong dan manokwari.
Baiklah, pesawat sudah take off, dan saya bersiap istirahat sebentar sebelum tiba di kota yang dari dulu pengen saya kunjungi lagi, Makassar!

Ditemani dengan rempongnya kimcil makasaar di sebelah saya, dan Adit di belakang kursi saya, saya mau istirahat sejenak. Sampai ketemu di makassar.


Diatas Pesawat Sriwijaya, 8 juli 2012: 22:52 WIB
© RIWAYAT
Maira Gall