HERE I am MAKASSAR!
Akhirnya landing juga di Makassar. Saya dengan seksama
mengamati bandara yang telah banyak berubah dari terakhir 3 tahun yang lalu
saya menginjak kaki di sana. Ah Makassar :’)
Kedatangan
kami di dini hari dan pesawat akan berangkat di waktu subuh membuat kami harus
tidur di bandara hasanudin di makasar selama kurang lebih 4 jam. Saya dan nana
langsung mengambil tempat yang pewe dan akhirnya tidur tanpa menghiraukan
gasak-gusuk anak-anak yang entah melakukan apa. Ah, saya ngantuk lahir batin!
Dan
akhirnya, subuh pun datang, dan saya beserta tim bersiap menuju papua. Kami
ditemani oleh rasa dingin yang menusuk. Entah karena itu subuh atau karena
memang dingin yang tidak wajar, tapi yang jelas, dingin pagi itu agak menyiksa
saya.
Kami
sempat transit sejenak di sorong. Dan itulah kali pertama saya menginjakan kaki
di timur Indonesia, eh sebentar, ternyata saya sudah di papua! Wohooo saya di
papua. Ternyata memang berbeda ya. Bandaranya di kelilingi semcam bukit dan
pemandangnnya bagus.
“What,
I can believe it, ini udah disorong ya?”
Saat
turun dari pesawat, saya langsung memberi kabar pada mama, ayah, marsha, dan
lalu. Tak lama kami transit, pesawat akan membawa kami lagi pada pemberhentian
terakhir. Manokwari
Yes.
Akhirnya, manokwari jugaa! Itu kata saya dalam hati. Suhu udaranya panas sekali
disini. Oke, saya shock
culture. Orang-orangnya memakan entah apa namanya yang berwarna merah,
teriak-teriak seperti orang yang akan berdemo, dan bandaranya lebih mirip
gudang ketimbang bandara. Bandaranya hanya berdindingkan triples,. Hawanya yang
memang sangat gerah, ditmabah badan saya yang pliket luar biasa, mood saya
langsung turun, apalagi ternyata ada beberapa barang yang tertinggal di bagasi
dan harus ada di sorong. Kok bisa sih? Doh Gusti, ada-ada saja…
Dari
bandara, kami langsung menuju hotel di manokwari. First impression saya terhadap papua adalah : papua ini baguuuuus sekali!!!!!
Sepanjang
perjalanan saya tak pernah habis mengucap subhanallah karena alam bumi
cendrawasih yang begitu bagus. Ini seperti pemandangan yang sering saya lihat
di program TV kabel seperti betty lafea kalau dia sedang berlibur.
Setelah
mandi dan beristirahat kurang lebih sejam di hotel lokal yang “agak lumayan”,
kami harus melanjutkan perjalanan ke bintuni.
Perjalanan
ke bintuni adalah bukti bahwa perjalanan KKN ini sungguh amat tidak sederhana!
Kami pergi dengan mengendarai strada ke bintuni yang ongkosnya 500.000 sekali
jalan. Gaul ya kita? Naik mobil mahal. Satu mobil yang kalau di jogja sudah
jadi mobil yang begitu mewah dan di papua itu jadi mobil angkat-angkat sayur.
hahahaha..
Dan
saya nobatkan, perjalanan strada menuju bintuni ini menjadi perjalalan paling
MEMABUKAN sepanjang massa. Sungguh! saya ga kuat sebetulnya. Hard core sekali! Luar biasa HARD CORE. Berliku2
banget nget dan jalannya tidak mulus. Hampir setengah perjalanan harus ditempuh
dengan jalanan yang masih tanah dan berliku. Katanya. kalu hujan tiba, jalanan
itu tidak bisa digunakan. Dengan medan yang separah itu, supirnya tidak
mengemudikan dengan pelan tapi ngebut. Kalau ada semacam sungai kecil, terabas,
ada jalan jelek dan parah terabas. Jalan pelan saja pusing, apalagi ini
ngebut. uh wow. Luar biasa. Saya mual lahir batin jiwa raganiah. Rasanya pengen
muntah tapi engga bisa L. Paham kan ya, kenapa di
papua strada jadi mobil yang sangat biasa, ya karena kalo bawa Honda jazz bakal
remuk ndes!
Sepanjang perjalanan pula, saya, Adit, nana, dan Dedi sibuk menyanyikan lagu0lagu yang diputar oleh supirnya. Entah apa lagunya. Dan betapa senangnya kita, ketika lagu yang diputar itu adalah stingky. dan nyanyilah kami dengan kerasnya "Mungkinkah, kita kan selalu bersama walau terbentang jarak diantara kita.. huwoo" hahahaha.. yang setelah itu, saya kembali teler karena perjalanan. Great!
Pokoknya ini merupakan perjalalanan paling memabukan bagi saya yang tidak pernah mabuk darat. Siangnya kita sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk makan siang. Dan tebak dong berapa harga makan dan minum disana? harga es tehnya saja 50000 dan harga nasi ayamnya 20.000. tak kuasa saya melihat harga. Yakinlahsumpah.
Saat
petang, perjalanan terhenti di sebuah gunuing namanya gunung botak. Saya dan
tim akhirnya berfoto bersama dan melihat panorama alam di papua yang indah
sekali. pemandangan seperti di kalender-kalender. Dengan takjubnya, saya
langsung merasa bersyukur berKKN di papua. Saya merasa begitu sangat beruntung
bisa melihat langsung papua secara nyata.
Ga kuat naik strada. |
Setelah hampir 10 jam di jalan, akhirnya kami mengakhiri perjalanan hari ini dan beristirahat di mess PSKK yang terbuat dari kayu. Kami disambut dengan perwakilan pemda. Jujur saya tidak mendengar sepatah katapun dari apa yang disampaikan pemda. Karena setelah tiba, kami masih harus mengangkat barang-barang yang luar buasa dahsyat banyaknya itu, jadi jangankan untuk fokus mendengar, berusaha tetap terjaga saja sulit.
Dengan
rasa letih yang tiada tara karena perjalanan ini, saya menelfon ayah dan mama
di jogja. Memberi kabar pada mereka dan menceritakan perjalanan “laknat” strada.
Ahh,
betapa saya rindu ranjang saya di kamar…
Hari ini, sekian, dan
saya bersiap tidur karena besok, saya pun tak tahu apa yang akan saya lakukan
besok.
Bintuni, mess PSKK, 9 juli 2012 24:37 WIT
1 komentar
itu harga es tehnya mahal banget ya sist, masa 50000. soto 20.000, mending kita minum soto. :D
Posting Komentar