Minggu, 26 Agustus 2012

Titanic menuju yakati


Dan mengapa dulu saya begitu penuh rasa ragu saat harus KKN di papua.

Hari ini saya mendapati pengalaman yang tidak akan saya lupakan tentunya seumur hidup saya. Saya berada di sebuah teluk bernama bintuni yang bagusnya itu bagus sekali. Kanan kiri saya adalah air yang tenang berwarna hijau. Tidak jernih tapi juga tidak keruh, ditemani dengan pemandangan hutan bakau yang teramat cantik. Saya yang selalu suka laut menjadikan itu adalah perjalanan yang tidak terlupakan. Perjalanan yang awalnya berjalan selama 4 jam, tapi ternyata ditempuh 10 jam. Sebetulnya perjalanan normal bisa ditempuh hanya 4 jam tapi karena kita menggunakan kapal yang bernama katinting (bukan long boat, karena muatan kita luar biasa dahsyat banyaknya baik dari segi barang dan orang), maka perjalanan menjadi sangat lama. Karena katinting ini berjalan lambat. Tapi toh tidak jadi masalah juga, karena selama perjalanan saya disuguhi pemandangan yang begitu apiknya. Saya hanya bisa berguman subhanallah berkali kali lipat.
Perjalanan pagi ini, kami mulai dari pukul 06.00 pagi. Kami yang perempuan berebutan masuk kamar mandi, dan berjalan menuju dermaga dengan muka yang masih sangat nagntuk. Bahkan yang lelaki hampir mayoritas belum mandi. Hahaha.. 



Dalam perjalanan saya suka rambut saya yang terkibar tertiup angin laut. saya suka rambut saya yang berantakan karna laut.



setelah itu, hasil dari perjalanan sudah makin tampak. Saya sudah hitam! oke, saya ralat, saya tambah hitam! hitam yang teramat. Ah persetan pulak dengan sunblock dan pelembab spv 30 yang saya pake, hitampun tak mengapa, karena pemandangan yang teramat indah tidak setiap hari bisa saya lihat. Bayangkan, jarang kan bisa tidur siang ditemani angin dan aliran air di teluk bintuni.
Ditengahnya, saya sempat kagum dengan riko. Teman saya yang satu itu begitu jayus tiada rupa dan memberikan lelucon yang lucu nian -__- hahahhahaa :D tapi cukup menghibur kok ko J

Sekitar pukul setnagh 5 sore, akhirnya kami sampai di desa yakati. ini adalah dessa tempat subunit saya berada. Saya akan berKKN disini. Sementara tim satuhnya yang berada di yensei, mash harus melakukan perjalan air lagi. Tapi mereka transit dulu satu malam disini. Kami disambut dengan tanah liat yang (sepertinya) dicampur dengan kotoran hewan yang disgosokan di telapak kaki kami. Dan kami harus menaiki tangga yang banyak sekali untuk sampai ke atasnya, dengan bawaan yang seabrek brek, ya bisa dibayangkan betapa lelahnya kami semua. 10 jam di laut dan mengangkat bawaan sedemikian rupa.



Di desa yakati inipun, kita langsung disambut dengan penduduk asli yang.. yang.. yang yang saya juga bingung bagaimana mendeskripsikannya. Keriting, hitam, anaknya ingusan, mungkin tentang ini akan banyak saya tulis di hari-hari selanjutnya. Secara saya akan ada disini sekitar satu bulan lebih sedikit, jadi don’t judge people by the cover right?
Disini, desanya sangat kecil, dan kami tinggal di rumah pastor. Rumah paling bagus di yakati. Rumah kayu, dengan 3 kamr, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan teras. Lebih dari cukup. untuk masalah air, kami haru mengambilnya sekitar beberapa ratus meter dan mengankutnya lagi ke atas.
Setelah acara serah terima KKN secara resmi dari perwakilan pemda dan PSKK kepada perwakilan desa, beberapa dari kami mulai memasak dan beberapa dari kami bersosialisasi dengan masyarakat. Menu makan, malam ini adalah nasi sarden dan sayur yang rasanya lezaaaaaat sekali. Hahaahaa. YEAH, im hangreeeh bebeeeh. So hangreeeh!!
ya KKN Is COMING!
Ini baru KKN.

Dan ya, officialy, BYE SIGNAL dan semua informasi. Sampai ketemu lagi di 5 minggu yang akan datang.

Bintang yakati bagus sekali, lebih bagus dari bintuni. Dan saya menikmati bintang malam dengan syahdunya malam ini. duduk dan banyak bercakap. Kalau sebulan itu waktu yang singkat, maka jika rindu menghadang di tengah-tengah, tunjuk saja bintang yang disebalah sana, yang paling terang. Semoga itu bisa menjahit rasa ingin bertemu yang kadang kala menjadi sangat menyiksa.

selamat malam :)

Desa yakati, 12 juli 2012. 01:13 WIT

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall