Langit bintuni itu indah. Entahlah,
rasanya bintang bersinar dengan lebih terang dan lebih bergerombol disini.
Rasanya seperti tersenyum mesra pada saya. Atau ini karena faktor listrik?
Lebih dari berpuluh tahun tahun
indonesia merdeka dan papua masih harus mengalami listrik yang tersendat-sendat.
Masyarakatnya masih menggunakan ganset. Ya, seperti malam ini, saya bebas
melihat indahnya bintang tanpa intervensi listrik ataupun lampu yang berlebihan.
Di rumah kayu yang hampir
mayoritas ada di bintuni ini saya banyak mengalami pengalaman spiritual. Bahwa
betapa rasa syukur pada apa yang sudah kita punya adalah hal yang penting
dilakukan. Papua misalnya, dengan alam yang sebagus ini (saya ga bohong, papua
ini bagus sekali) terutama di bintuni, tapi mereka masih harus berkutat pada
perdaban yang masih teramat sederhana.
Hmm.. saya akan mencoba
mendeskripsikan bagaimana rupa dari kabupaten telu bintuni ini. Jika dianalogikan
di jogja, bintuni ini tak ubahnya seperti jalan seturan. Pemekaran daerah di
bintuni ini memamg memnjang, jadi panjangnya seperti jalan seturan, tapi
bedanya ini jauh lebih sepi, Ya saking sepinya, anjing dan berbagai binatang
bebas berkeliaran. Disini sudah ada berbagai macam toko yang menjual kebutuhan,
bahkan simple fresh saja ada di sini. Walaupun ya harga disini begitu
mengejutkan jiwa. harga baksonya 10.000 rupiah. watta..
Air dan listrik begitu langka
disini, setiap siangnya masyarakat sini harus menahan kebutuhan akan listrik. Jikapun
kepepet maka gensetlah yang akan berbicara, tapi itu juga berarti membutuhkan
bensin kan? Dan bensin disana seharga 10.000 per liter. Barulah dimalam hari
akan ada listrik yang itupun bergilir. Jadi jika malam ini satu rumah ada
listrik, maka besok, rumah ini tak akan ada listrik. hahaha.. Ya selamat datanglah.
Saya mau bercerita tentang orang
papua khusunya bintuni. Orang bintuni ini, atau papua secara umumnya begitu menyukai
minuman keras yang menyebabkan mabuk. Hampir seluruh orang papua ini mempunyai
kegemaran atau entah apa namanya yakni mabuk. Siapa yang mengatakan bahwa papua
miskin? Masyarakat papua ini tidak miskin kok, hanya saja, mereka tidak bisa
menjaga uang alias saving moneynya
rendah. Jadi jika seorang punya uang, maka uang itu akan habis dalam sehari untuk
kepentingan mabuk dan kebutuhan rumah tangga. Mereka tidak akan memikirkan
kebutuhan hari esok. Ada uang hari ini, habis hari ini. Belum lagi kebiasaan
orang papua yang gemar melakukan sex. Entah sex bebas atau yang tidak bebas :p.
Bayangkan, papua ini gemar melakukan sex bahkan di tempat umum dan menjadi
tontonan. Judi juga jadi hal yang biasa dilakukan disini. Tapi secara
keseluruhan, mereka masyarakat yang cukup ramah. Mungkin prinsipnya, kamu baik
kami segan kali ya..
Selebihnya, saya mengalami
migarin yang tak kunjung sembuh karena off
road manokwari-bintuni kemaren. wah wah wah, pening kepala saya!
Hari ini hari terakhir kami di bintuni sebelum akhirnya kita
akan ke wamesa dan ke desa yansei dan yakati untuk KKN. Hari ini pula, hari
terkahir bisa berkomunikasi dengan ayah dan mama.
Komunikasi dengan anak2 KKN
bintunipun sudah semakin menacair satu sama lain, dan semoga akan berlanjut
hingga akhir.
Bumi cendrawasih dengan bintang yang bertaburan itu seksi,
yang sekaligus mengantarkan ribuan rindu pada mereka disana, melihatnya seperti
menyandarkan sejenak beban yang ada.
well, selamat malam :)
Bintuni, mess PSKK 9 juli 2012 22:55
Tidak ada komentar
Posting Komentar