Kamu hanya awang-awang yang berputar di tempat yang itu-itu saja.
Saat kamu mengatakan bahwa cinta itu mungkin terjadi diantara kita, kamu juga hanya berkata yang itu-itu saja.
Melompati masa dan kembali bergerak dengan senjata yang sama, namun dengan lapangan yang itu-itu saja.
Pada akhirnya kamu kembali menarik kita pada kondisi yang begitu-begitu saja.
Tak ada jemunya, tak ada lelahnya, berputar di satu poros yang itu-itu saja.
Jikapun aku harus meronta-ronta, itu juga untuk alasan yang itu-itu saja.
Kamu itu wacana.
Juga cinta yang kamu tawarkan.
Ilusi, yang itu-itu saja.
Tidak ada komentar
Posting Komentar