Minggu, 02 Desember 2018

Kisah Kembang Tahu

"I know you haven't made your mind up yet, but I will never do you wrong
I've known it from the moment that we met, no doubt in my mind where you belong"


Dunia sesak dengan kisah-kisah cinta. Puisi-puisi asmara hilir mudik tercipta, sajak-sajak romansa menghiasi ribuan karya seni, dua manusia yang saling jatuh cinta membuat hiruk-pikuk dengan semua kisah-kisah mereka.

Ada kisah cinta yang masih diuji kevaliditas riwayatnya, antara fiktif atau tidaknya belum ada yang berani memastikan, seperti miliknya si Romeo dan Juliet, dua pasangan yang terlalu dimabuk cinta, hingga tewas karena racun. Agak menggelikan memang.

Ada kisah cinta yang cukup beruntung untuk dikenang oleh banyak manusia, karena mencermikan kisah cinta abadi yang hanya dipisahkan oleh maut. Milik Bapak Habibie dan Ibu Ainun misalnya.

Ada juga kisah yang benar-benar fiktif namun sengaja dibuat sebagai representasi kisah-kisah cinta manusia pada umumnya. Katakanlah kisah remaja Cinta dan Rangga, atau Dilan dan Milea.

Namun, walaupun tidak banyak telinga yang mendengar, mata yang menyaksikan, atau karya seni yang mengabadikan, ada milyaran lebih kisah cinta di luar sana. Kisah cinta yang nyata dan otentik. Ada kisah cinta milik Najiyah Nana dan suaminya yang hanya bertemu selama 3 minggu untuk sampai di pernikahan. Ada kisah cinta Ulin dan suaminya yang akhirnya kembali bersama setelah beberapa tahun putus. Ada kisah cinta Shofi yang mendapatkan pasangan hatinya saat bersekolah master di Amerika. Kisah cinta Uda Uki dan Mbak Mustika yang dulu ketika KKN biasa-biasa saja, lalu karena lokasi kerjanya berseberangan di Slipi, berakhir di pernikahan. Kisah cinta Hirma dan Dendi yang dimulai dari tinder dan berujung di akad nikah.

Tersempil diantara kisah-kisah itu, kita. Kamu yang sudahlah tidak perkasa perawakannya, terlalu banyak maunya. Aku yang tidak begitu rupawan, tapi mendayu-dayu pikirannya. Klise sebetulnya.

Dulu ketika aku mendengar atau melihat kisah-kisah cinta orang lain, aku sering sekali mengerenyit dahi sebagai tanda tidak pahammnya aku atas konyolnya kisah-kisah mereka. Hingga aku memilih untuk bersikap skeptis saja jika diceritakan kisah-kisah itu. Namun kelamaan aku paham, bahwa kisah cinta bukanlah sesuatu yang bisa dipahami oleh manusia lain, di luar dua manusia yang menjadi aktor utamanya.

Jika ada dua manusia yang berkisah, maka biarkan saja mereka yang paham, toh perasaan mereka yang benar. Orang lain, dipersilahkan untuk mengerenyitkan dahi.

Maka mari rayakan eksklusifitas kisah-kisah cinta itu. Diantara hiruk-pikuk itu, setidaknya ada kita yang ikut berpawai.


"The storms are raging on the rolling sea and on the highway of regret
The winds of change are blowing wild and free, you ain't seen nothing like me yet"
(Make You Feel My Love - Adele)

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall