Bermimpi tentangmu, bukan hal baru untuku.. Bahkan, jujur saja, sangat menyenangkan bisa melihatmu di mimpi.. Seakan kau paten dan eksklusif menyapaku..
Hanya di mimpi, aku tau, aku pernah punya perasaan itu..
Hanya mimpi yang menyatakan angan. Hanya mimpi yang mengindahkan rasa. Hanya mimpi yang menjujurkan dusta..
Hanya mimpi..
Mimpi itu kado..
Kisah ini kado..
Kado itu kamu..
***
Ketika aku diam, dan aku berfikir aku baik2 saja, maka dengan lihainya kamu merasuk kedalam otak..
Dengan geram aku bertanya "darimana kau punya akses masuk begitu mudahnya ke otakku"
namun aku langsung berfikir, "ooh.. Mungkin aku mendapat kado dari Nya, berupa fikiran tentangmu"
yakinku, tidak ada dalam niatanmu memberi kado ini. jika kebanyakan kado itu begitu rahasianya agar dapat mengejutkan, maka kado darimu telah dapat aku cium..
aromanya begitu menyengat..
sehingga wajar aku benci rencanamu menyerahkan kado itu padaku..
Awalnya aku berfikir bahwa ini adalah fikiran paling bodoh yang ada di otakmu, karena jelas kado itu akan menjadi kado terburuk yang pernah aku dapatkan..
Hingga sebuah pertanyaan itu telontar dengan nada benci yang mendominasi, Saat aku tau, tentang kado ini..
"apa maksudmu?"
namun, ibarat orang bisu, kau tak tahu harus menjawab apa..
Bahkan ketika kado itu kau bungkus, dan kau hendak meyerahkan padaku.. Aku membuang kado itu jauh-jauh..
Berkali-kali..
***
Kado itu dengan mudahnya melunglaikan emosi..
Aku menangis..
Untuk alasan yang entah untuk apa lagi..
dan mimpi tentangmu tak pernah lagi menyapa tidurku..
Namun sepertinya, kau memohon pada waktu agar kado itu mempunyai jalannya agar dapat sampai padaku..
Bulan demi bulan..
Dan kado itu semakin lusuh terlihat..,
***
Hingga suatu sore,
Waktupun akhirnya berbaik hati..
Entah siapa yang memilihnya, yang jelas sore cerah adalah seorang saksi..
Karena Sore itu, kau berniat menyerahkan padaku, kado itu..
Kado itu..
Dengan manis kau bungkus..
Aku memandang dengan sangat pilu..
Aku masih ingat betul bagaimana senyumu sore itu. Ambigu!
Kau berlalu, dan kado itu pun resmi miliku..
Aku bawa kado itu,
erat kugenggam..
Erat kupegang,
erat kudekap..
"semakin erat, semakin baik..." begitu pikirku..
Dan airmataku pun jatuh..
Perlahan..
tanpa henti..
***
Kado itu masih saja kugenggam..
"harus kubuka!"
Dan hari itu,
Jadilah aku membuka kado darimu..
Walau aku sudah tau apa isinya..
Isinya adalah sebuah kisah..
Kisah yang sudah terbungkus olehmu dengan rapinya..
Yang kita sebut 'kisah yang manis untuk dikenang..'
Tentang penantian, tentang karma, tentang maaf, tentang cinta, tentang nafsu, tentang sayang, tentang tangis, tentang perasaan, tentang kita...
Aku memandangi kado itu, tanpa bisa mengucap..
Mataku berbinar..
namun kali ini tetes yang keluar adalah sebuah keihlasan..
***
kado itu, masih ada..
Jika kamu rindu.. Mampirlah kapan-kapan..
Kamu bisa tengok kado itu, tanpa harus kamu buka..
Atau suatu hari, mungkin kita bisa membuka bersama-sama..
Kado itu,
Masih indah..
Dan akan selalu indah..
Karena isinya tentang kisah
Kita memang beranjak,
Namun kisah itu akan selalu ada sebagai sebuah kado..
untuku, untukmu, kado itu tersimpan..
Malam ini, setelah saya mati-matian harus menjaga harapan,
Saya dapat tidur dengan lelap..
Tidak lagi dengan tangis..
Tidak lagi dengan mimpi tentangmu..
Hanya tidur, dengan pulasnya..
saya..
Suka kado itu..
Karena itu adalah kado dari orang yang pernah membawa kisah di hidup saya..
Itu dari kamu..
:)
*saya menulis ini tepat di tanggal 22 januaari..*
Tepat ketika saya mengirimkan sebuah sms padanya yang mengkomunikasikan bahwa saya bisa menerima kadonya.
-end- *dengan makna yang sebenarnya*