aku diam saja, karena memang adanya, ini hujan...
" kamu mau menunggu? hingga reda? " tanyamu
dalam diam, aku hanya berkata 'menunggu hujan itu indah...'
dalam diam, aku hanya berkata 'menunggu hujan itu indah...'
"hei.." sapamu lembut lagi, menyakan jawabanku,
"kamu terburu waktu?" aku menjawab
kamu menggeleng..
"kita terobos saja hujannya.."
aku menoleh, "kok?"
"aku hanya ingin membuat hujan ini berarti untuk kita. ayo kita terabas hujan ini. karena menunggu hujan bersamamu terlalu nyaman"
"nyaman?" nadaku bertanya
bukan menjawab, malah dengan sigapnya helmet itu kamu taruh di kepala. sambil menutup kaca helmet itu, matamu tersenyum. senyum khasmu.
'ahh, senyum itu, selalu saja..' batinku kembali berbisik
bukan menjawab, malah dengan sigapnya helmet itu kamu taruh di kepala. sambil menutup kaca helmet itu, matamu tersenyum. senyum khasmu.
'ahh, senyum itu, selalu saja..' batinku kembali berbisik
dan hujanpun resmi kita terabas..
***
***
dilampu merah itu,
"kamu belum jawab pertanyaanku, kenapa kita enggak nunggu aja?"
kamu tersenyum, kamu berbalik,
"denganmu, hujan itu harus diterabas. karena menunggu hujan denganmu itu salah! itu terlalu menyiksa."
***
itu ambigu...
Tidak ada komentar
Posting Komentar