saya setuju dengan itu.
malah kadang, pikiran dan perasaan berjalan tanpa koordinasi yang baik.
seringkali mereka berjalan saling membelakangi, hanya bebera pali mereka seiringan.
pikiran itu memiliki dunianya sendiri.
hmm.. mungkin itulah alasan kadang kala, kita memgingat peristiwa yang tidak ingin kita ingat. namun seperti petir, JEDER, peristiwa itu mampir dipikiran.
entah apa tujuannya,
sekedar agar kita mengingat..
sekedar agar kita menyelesaikan..
sekedar agar kita kembali belajar..
atau, sekedar untuk tahu, bhawa peristiwa itu nyata.
saya mencoba membalas apa yang dikatakan olehmu di inbox FB.
katamu, kau mempunyai janji menulis tulisan. tentangku. berjudul payung.
aku tentu tak ingat.
jangankan mengingat, berfikir akhirnya kau punya uatng menulis saja sudah cukup aneh sebenarnya..
tapi, apapun itu.
terima kasih atas payung nya..
kalau hutang itu menganjal dipikiran,
dan waktu terus memaksa untuk membayar itu..
maka terbayarlah itu
terimaksih..
jika waktu itu hanya seprti bianglala, yang dapat berputar lambat dan kita menikmati setiap momentnya, maka aku bisa kembali di waktu itu untuk berkata
"om.. jangan gambar payung, gambar aja, aku pake gaun.. trus disebelahku ada lelaki tampannya" hahaa.., bukan!
yang benar adalah : "jangan gambar pake payung om.. biarpun hujan, aku tak pernah butuh payung"
aku tak pernah butuh payung..
karena secara konotatif, aku punya payung selalu
darimu. lewat e-mail facebook itu :)
Dedikasi untuk : om kiki, wow... seneng bisa baca 2 e-mail payung itu... :)
Tidak ada komentar
Posting Komentar