Senin, 14 Oktober 2013

Jadi bagaimana?

Lantas bagaimana lagi harus menjalani hidup setelah dipukul bertubi-tubi oleh realita?
Lantas formula seperti apa lagi yang harus digunakan agar paham bahwa cahaya sedang menunggu di ujung jalan sana?
Lantas apa lagi yang bisa diselamatkan saat kemudian yang berguguran bukan lagi ego tapi mimpi?
Lantas ketika satu per satu yang senjata mulai rontok, bagaimana caranya untuk berperang?
Lantas jika semua menjadi begitu berhamburan di tanah, bagaimana memungutinya sekali lagi?
Dan ketika berantakan menjadi semakin menjadi dan lantas bagaimana membenahi?

Lantas bagaimana ini?

Bagaimana ini?
Semuanya seperti berputar-putar tanpa akhir.

Bagaimana ini?
Semuanya mulai bertanya tanpa henti.

Bagaimana ini?
Semuanya tampak tak mengerti.

Bagaimana ini?
Semuanya ingin hasil yang pasti.

Saat rasanya hanya ada kabur, sepertinya hanya ingin menarik selimut dalam-dalam dan lantas tenggelam saja didalamnya.
Saat rasanya bingung sudah mencapai puncaknya, rasanya hanya ingin menyalakan air hangat, membuat gelembung dan berdiam diri semalaman.
Saat rasanya gamang menjadi tuan rumah, rasanya ingin sekali duduk di pinggir pantai dan membiarkan diri dilarung.


Jadi harus bagaimana ini?
Bagaimana selanjutnya.
Seperti apa lagi?
Bagaimana lagi?

Dimana kompas harus dibeli?

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall