Mungkin ada benarnya apa kata orang-orang atau artikel-artikel yang membahas soal hubungan asmara, yang mengatakan bahwa semakin dewasa (atau tua), definisi kita akan pasangan dan hubungan yang ideal akan berubah. Berubah dari hal-hal artifisial menuju hal-hal yang lebih prinsipil.
Beberapa hari yang lalu saya melihat pasangan yang membuat hati saya hangat. Singkat cerita, mereka berdua ini adalah orang dari timur Indonesia, kemungkinan besar dari daerah Maluku kalau diperhatikan dari logatnya. Si lelaki sedang ambil S2 di Jogja dan kesulitan membuat semacam tulisan ilmiah. Si perempuan, duduk di sebelahnya bermain game dan sesekali melihat pasangannya yang tampak kebingungan.
Sedikit-sedikit si lelaki meminta bantuan si perempuan, dan perempuan dengan sedikit galak akan membantu si lelaki. Hingga terjadilah percakapan begini:
Lelaki: "Eh... bagaimana caranya membuat gambarnya jadi di tengah?"
Perempuan: "Aduh...! gampang sekali itu toh...".
Lalu membantu mengerjakan di leptop si lelaki.
Lelaki: "Kok ini tidak mau?"
Sambil menengok leptop si lelaki, si perempuan berkata, "Sama caranya kayak tadi. Coba dolo!"
Lalu tak lama si perempuan berkata, "Bagus.... saya menang!"
Sayapun menoleh, dan ternyata si perempuan asik bermain game sambil sesekali memberi arahan pada si lelaki.
Kenapa mereka membuat hati saya hangat? Karena saya dulu beranggapan lelaki yang sempurna adalah lelaki yang bisa melakukan semua hal tanpa perlu saya bantu. Tapi rasanya, itu terlalu artifisial. Sekarang saya mau punya pasangan yang bisa menangis di depan saya dan mengakui dia lemah, dan saya akan ada di sana untuk berkata, "Iya, emang kamu lemah... gapapa.... kamu lemah aja aku cinta kok. Cup cup cup jangan cengeng deh! Makan es krim yuk?".
Pemandangan menyenangkan saat dua orang saling memiliki satu sama lain, melindungi kelemahan satu sama lain, mendukung satu sama lain.
Semoga pasangan itu langgeng. Aamiin