Selasa, 16 Juli 2019

Walau Tidak Banyak Tapi Itu Cukup

"But you're gonna live forever in me, I'll guarantee, it's your destiny"
(John Mayer)

Manusia memang selalu dipenuhi dengan banyak sekali keinginan. 

Jika aku harus menuliskan semua keinginanku dalam satu lembar panjang, maka kamu akan berada dalam urutan paling atas. Memikirkan keinginanku soal kamu, aku akan lebih sering memutar otak dan memeras perasaan yang berujung pada helaan nafas panjang. Menginginkan kamu seperti aku harus berjalan pada kabut gelap yang entah di depan sana jurang atau jalan setapak. 

Tapi mengingat sepanjang hidupnya manusia tidak akan pernah berhenti untuk memiliki keinginan, maka akan kubiarkan saja kamu berada di puncaknya, duduk diam melihat keinginan-keinginan lainnku yang berada tepat di bawahmu. 

Aku tidak punya banyak tuntutan untuk mewujudkan keinginanku tentangmu, karena sialnya, hatiku sudah menuntut untuk tidak lagi memiliki banyak keinginan selain itu. Jadi cukuplah keinginan itu sebagai satu-satunya tuntutan, tanpa perlu aku menuntut apapun lagi. Pun aku pada dasarnya tidak benar-benar tahu apa yang aku maksud dengan 'menginginkan kamu' dalam daftar keinginanku, jadi ini memang murni sebuah permintaan hati untuk menjadikanmu sebagai keinginan. 

Untuk itu, jika hidup membawaku pada kejutan-kejutan yang membuatku bisa memilikimu dengan porsi sesedikit apapun, sebenarnya itu cukup. Karena jikapun keinginan itu tidak terwujud, kamu yang menempati urutan paling atas saja, sudah merupakan keinginanku yang terwujud. 

Jadi sekali lagi, di setiap kejutan tentang keinginananku tentang kamu, walau itu hanya sedikit, aku akan selalu berkata, "Itu cukup, daripada tidak sama sekali"



Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall