Kamis, 03 April 2014

Bahagia

Walau tidak sempurna, tapi saya tahu ini adalah bahagia.

Walau tidak sempurna? Ya. Tidak sempurna.
Bagaimana mungkin makan duren berpuluh-puluh, bisa disebut bahagia bagi orang yang benci duren?
Atau bagaimana bisa tertawa terbahak-bahak di kala senja, dikatakan bahagia saat ada yang tengah serius rapat untuk proyek penting, bernilai milyaran?
Bagaimana bisa berbuka puasa sambil memanjatkan doa, dikatakan bahagia bagi mereka yang tanpa memanjatkan doa saja seluruh harta dapat terbeli?

Tapi nyatanya saya bahagia dengan lepas. Karena bahagia memang tidak butuh yang sempurna. Maka saya beryukur mengenal yang sederhana sebagai cara berbahagia.

Sore ini, saya masih bisa berbuka puasa dengan es teh yang dijual diangkringan depan kantor. Harganya murah hanya 1.500. Cukup melegakan tenggorakan, manis, dan pakde penjualnya adalah orang yang ramah.
Kemudian 3 potong klapertart sudah terkunyah sempurna sebagai pengganjal perut. Setelah itu ada pesta duren dadakan di depan kantor sambil tertawa terbahak-bahak dengan orang-orang baik. Sebelum itu masih diberi kesempatan untuk pusing memikirkan konsep ulang tahun kantor. Dan setelah ini akan menonton film di bioskop.
 

Walau tidak sempurna, tapi saya bahagia.

Terimakasih ya Allah.
Terimakasih.

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall