"Lihat dirimu, semakin jauh mengayuh.
Lewati segala tujuan hidup yang mungkin kau tempuh"
(Sheila on 7)
25 Juni yang ke dua lima kalinya. Saya mencoba mengingat-ingat kapan ulang tahun yang paling berkesan dalam hidup saya, dan kapan yang biasa saja. Tapi alih-alih mengingat mana ulang tahun yang paling berkesan dan mana yang tidak, saya malah merunut kejadian demi kejadian sejak kecil hingga saya sebesar ini. Seperti ritual tahunan yang selalu saya lakukan di tanggal 25 Juni. Ya walaupun sebenarnya beberapa peristiwa masa lalu itu kerap muncul tiba-tiba, tapi khusus di tanggal 25, saya seperti bermain puzzle kenangan. Menyusun bagian demi bagiannya dan melihat hasilnya dari atas sambil tersenyum.
Setelah itu, saya akan bertanya pada diri saya sendiri, "Ah, sudah umur kesekian, jadi udah ngapain aja Lif?". Menjawab pertanyaan itu, entah kenapa yang akhirnya muncul dalam pikiran saya adalah semua kegagalan demi kegagalan, kesedihan demi kesedihan yang saya alami selama ini. Awalnya membuat saya sedih, tapi setelah dipikir-pikir, 'hey, kalau saya gagal artinya saya mencoba sesuatu. Kalau saya sedih, artinya saya masih punya banyak mimpi dan harapan. Dan hey, itu artinya saya tetap mengusahakan yang terbaik yang bisa saya usahakan untuk hidup saya'. Dan tentu saja itu sangat layak diapresiasi.
Sudah 25 tahun. Sudah dewasa.
Mau tahu apa yang paling menyebalkan dari menjadi dewasa?
Itu adalah saat semua pilihan dan jalan terbuka lebar, selebar lebarnya. Bayangkan, betapa kita bisa menjadi apapun yang kita mau saat menjadi dewasa. Mau menikah kek, mau hamil kek, mau jadi pengedar narkoba kek, mau jadi TKW kek, apapun itu, terserah. Semua sah atas nama kedewasaan. Sangat berbeda saat kita masih ada di usia pertumbuhan atau remaja, ketika pilihan masih terbatas, dan kita berharap cepat-cepat dewasa agar semua pilihan-pilihan itu menjadi tidak terbatas.
Itu menyebalkan buat saya.
Karena semua pilihan yang tersedia mempunyai resiko dan konsekuensi. Sementara syarat menjadi dewasa adalah menanggung semua resiko dari pilihan yang sudah kita ambil, seorang diri.
Seperti seseorang yang sedang mengikuti quiz di televisi dan memilih kotak-kotak hadiah tanpa tahu mana yang benar-benar bersisi hadiah, dan mana yang kosong.
Hidup benar-benar permainan dan senda gurau belaka.
Hidup benar-benar permainan dan senda gurau belaka.
Untuk itu, semoga kedepannya, saya bisa mengambil pilihan-pilihan terbaik bagi hidup saya. Tahu betul apa resiko dan konsekuensi yang ada dibalik pilihan-pilihan itu, dan menjadi manusia yang berani bertanggung jawab atas pilihan-pilihan itu. Saat jalan terbuka lebar dari semua penjuru, semoga saya tetap tau apa tujuan saya, hingga tidak perlu mengambil jalan-jalan yang salah. Dan kalaupun salah, semoga saya bisa segera kembali dan menemukan jalan yang tepat.
Dan akhir kata, selamat ulang tahun, Alifah!
Semoga diantara pilihan-pilihan hidup yang tidak terbatas ini, kamu bisa memilih yang bisa menyelamatkanmu dunia akhirat.
Selamat berjuang ya anak cantik. Mimpi-mimpimu masih panjang, jadi jangan menyerah sekarang!
Love you,
Alifah :)
“Semoga hidup ini, kulalui dengan hati yang seterang bintang-bintang, indah bertaburan.
Tanpa kecewa, amarah, prasangka.
Dan semoga selalu kujalani perintahMu Tuhan.
Bimbinglah diriku, penuh kasih, Yang maha pengasih.
Doaku selalu...”
(Aku beranjak Dewasa - Sherina)