Sebuah refleksi akhir tahun
“Although
there’s no answer yet, you can start the fight”
(So What? – BTS)
Siapa sih yang suka hidup dalam
ketidakpastian?
Coba saja lihat pada kebanyakan
pasangan yang sudah terlalu lama pacaran tapi belum juga ada tanda-tanda
menikah. Pasti di satu titik, salah satu dari mereka akan mulai bertanya,
“Hubungan kita mau dibawa kemana sih?”. Atau dalam kehidupan keseharian misalnya,
kita akan selalu memastikan berapa lama supir Gojeg atau Grab akan datang, agar
kita bisa bersiap-siap untuk mengambil makanan, paket, atau ya untuk bersiap mengantarkan
kita ke suatu tempat.
Pada dasarnya, tidak ada dari
kita yang suka hidup terombang-ambing. Kita tidak suka ada di posisi antara iya
atau tidak, melangkah ke kanan atau ke kiri, berhenti atau terus. Mau sekecil
apapun itu, kita ingin kepastian untuk bisa berjalan maju.
Padahal jika kita renungkan, sebenarnya
kepastian tidak pernah ditawarkan pada manusia bahkan sejak hari pertama kehadirannya
di dunia. Tidak pernah ada dalam sejarah manusia, kita diberikan kepastian.
Manusia bahkan tidak bisa menebak dengan pasti kapan hari terakhirnya ada di
dunia ini.
Kalau begitu, bagaimana manusia
bisa menang melawan ketidakpastian? Atau apakah memang selamanya kita
ditakdirkan menjadi mahluk yang selalu khawatir?
Saya jadi ingat episode terakhir
Queen’s Gambit. Saat itu Beth (Anya Taylor-Joy) akan bertanding di pertandingan
final melawan master catur Rusia. Sehari sebelumnya, dia dibantu oleh
teman-temannya di US untuk memetakan strategi yang mungkin akan digunakan oleh
tim lawan. Mereka mencoba memetakan sebanyak mungkin strategi yang akan
digunakan pihak lawan agar mereka bisa menang. Di hari H pertandingan, awalnya semua
gerakan lawan bisa diprediksi, hingga kemudian pihak lawan menggerakan pion ke arah
yang tidak terduga, dan membuat semua strategi yang pernah dicoba sebelumnya menjadi
tidak relevan. Saat itu terjadi, Beth menahan nafas, berpikir sejenak, dan
akhirnya mengambil langkah sendiri. Dia menggerakan pion caturnya, dan memenangkan
pertandingan. Beth akhirnya menang tanpa menggunakan strategi yang didiskusikan
sebelumnya.
Dan begitulah seharusnya kita
melihat ketidakpastian hidup. Hidup itu seperti episode terakhir Queen’s Gambit.
Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapan semua strategi, namun tidak akan ada
yang bisa menebak gerakan lawan sampe kita menjalankan satu pion dalam papan
catur. Hidup dimulai saat kita mengambil satu langkah yang kongkrit, dan kita
akan melihat responNya. Pada dasarnya, kita sedang bermain catur dengan dunia
ini. Kita harus melangkah dulu, barulah dunia ini merespon, dan setelah itu
kita mengambil langkah dari respon itu, dan dunia akan kembali merespon. Begitu
seterusnya dan seterusnya hingga sekakmat.
Dalam permainan catur, semua
langkah akan menentukan langkah selanjutnya. Kita mungkin bisa membaca pola
permainannya, tapi kita tidak bisa menghapal semua gerakan lawan, dan yang
pasti, kita tidak akan pernah bisa membaca pikiran lawan. Hal yang paling
mungkin kita lakukan adalah menggerakan pion dan melanjutkan permainan. Sama halnya
dengan hidup ini, terlalu lama memikirkan banyak hal dalam kepala kita, tidak
lantas membuat hidup kita berjalan maju. Mungkin malah sebaliknya, justru hidup
kita berjalan di tempat.
Tidak pernah ada yang pasti dalam
hidup. Mungkin itu kenapa dalam Islam, kita lebih baik mengatakan ‘InshaAllah’
(Jika Allah mengijinkan) ketika akan melakukan sesuatu. Ya karena kita tidak
pernah bisa memastikan satupun hal di dunia ini. Hal yang paling mungkin bisa kita
lakukan untuk hidup kita adalah tetap bermain cantik di sebuah papan catur
raksasa bernama ketiakdakpastian hidup.
Mari bermain!
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/6403624460468500/ |