Kalau tidak salah, perjalan pertama
saya itu adalah ketika usia saya 8 tahun. Saat itu saya berada di kelas 3 SD,
ya sedang lucu-lucunya lah. Itu perjalanan singkat yang juga termasuk perjalan
panjang bagi saya. perjalanan saya saat itu dalam rangka pergi berlibur ke
Sukabumi, tempat dimana saya dilahirkan. Dan perjalanan itu saya lakukan seorang
diri hanya dengan hanya menggunkan BIS.
Saya ingat, kala itu, orang tua
saya mengantarkan ke terminal dan berpesan pada supirnya untuk menurunkan saya
di terminal tertentu di Sukabumi dan berkali-kali saya dipesankan bahwa saya
dilarang untuk turun dari bis untuk alasan apapun. Jika mau pipis, saya harus
menggunakan fasilitas bis yang notabene itu bau dan tidak nyaman. Saya tidak
diperbolehkan turun untuk makan malam, karena mama membuatkan saya bekal
makanan yang cukup banyak. Yang saking banyaknya, jikapun saya harus berada di
bis dalam waktu seminggupun saya tidak akan merasa kelaparan. Dan mama saya
berkali-kali mengingtkan untuk langsung bertemu dengan nenek saya sesampainya
di terminal. Cerewet sekali mama saat itu. Biasanya saja sudah cerewet, malam
itu rasanya lebih cerewet. Mama menyampaikan rules berpergian untuk kesekian kalinya yang membuat saya ingin
berkata “ya kalo ga boleh pergi sendiri,
ya udah deh ma..” tapi di usia saya yang masih 8 tahun saat itu, saya
hanyalah anak kecil yang hanya mampu mengagguk dan ber “iya ma..” ria.
Oh ya, mama juga menitipkan saya
pada penumpang di sebelah saya. Belakangan saya tau, ternyata mama menitipkan
saya pada hampir penumpang bis. Ah, kalau saya jadi penumpang bis, saya sudah
bersekongkol untuk menculik saya, toh mereka sudah tau kalau saya sendiri dan usia
baru 8 tahun.
Hingga perjalanan Yogyakrta-Sukabumipun berjalan dengan
sempurna. Saya tiba di terminal yang dituju. Langsung melihat nenek saya dan
memeluknya. Nenek saya adalah tipikal nenek yang heboh. Seperti Ida Kusuma lah,
persis seperti itu dan beliau memang cukup menjadi artis di Sukabumi. Sehingga
ketika saya turun dari Bis, saya seperti halnya putri yang habis berkelana
mencari babi hutan. Beberapa orang di terminal menyalami saya memberikan tanda
selamat. Hey hey.. saya ini hanya melakukan perjalan dari jogja menuju sukabumi
yang lumrah dilakukan siapa saja bukan? Ya walaupun saya memang masih 8 tahun
dan itu adalah perjalanan pertama saya. Atau saya memang pantas mendapatkan
penghargaan itu atas keberanian saya melakukan perjalan sendiri ini?
Hingga bertemu seluruh keluarga, nenek saya masih sangat
bangga menceritakan hal ini. Walau saya sudah memasang muka jengah juga, nenek
saya masih saya sibuk bercerita.
Itulah perjalanan pertama saya di usia 8 tahun dan selanjutnya
saya sadari bahwa perjalanan sesungguhnya telah dimulai. Bedanya kali ini,
tanpa ada mama yang sibuk menitipkan saya kepada orang lain atau nenek saya
yang sibuk menceritakan tentang betapa beraninya cucunya. Perjalanan kali ini
akan lumrah adanya. Akan ada saya dan tujuan saya.
Satu perjalanan
panjang di tahun 2012 telah selesai. Saya meyakini bahwa tidak ada perjalanan
yang benar-benar selesai. Karena jika benar-benar selesai maka akhiratlah
tempatnya. Perjalanan panjang ini hanya mengantarkan pada satu pemberhentian ke
pemberhentian yang lainnya.
Di 2012, perjalanan saya panjang adanya. Bahan bakar yang
paling cepat habis dan membutuhkan resctock dari Tuhan yang maha kuasa adalah
IKHLAS dan SABAR. Sungguh, dua hal itu di tahun 2012 adalah bahan bakar yang
terkuras dengan cepat. Lomba demi lomba iklan, KKN, kuliah,cinta, kerjaan, pertemanan, dan banyak lagi mengantarkan pada
satu muara keihklasan. Ya apapun itu, perjalanan panjang yang penuh
pembelajaran di 2012 terselesaikan juga.
Beberapa harap dan asa seperti biasa sudah tertulis seperti
ritual tak wajib di hidup saya. Ya hanya agar saya mampu mengukur
terminal-terminal tujuan itu sudah sempat saya kunjungi atau belum. Bahan bakar
berupa semangat, ikhlas, sabar, gigih, cinta, dan semua amunisi yang bisa
membuat saya mengunjungi terminal-terminal tujuan itu telah saya siapkan dengan
baik. Saya pastikan itu penuh hingga akhir tahun 2013. Jika habis ditengah jalan, maka Allah yang maha melihat pasti sudah siap menyuntikan itu pada saya di setiap sujud yang pinta yang saya haturkan.
Dari keseluruhan resolusi yang saya tulis di tahun 2013,
beberapa diantaranya adalah resolusi yang saya tak tahu harus bagaimana atau
saya harus melakukan apa agar bisa terlakasana. Karena beberapa resolusi itu
ada yang saya serahkan penuh dan saya titipkan saja jalan ceritanya pada Tuhan,
biar Dia yang menuntun dan memberi jalan.
Satu lagi perjalanan telah selesai dan perjalanan lainnya
sudah menunggu. Hidup. Selalu begitu.
Selamat tahun baru 2013 :)
Tidak ada komentar
Posting Komentar