"Dan lalu, air mata tak mungkin lagi bicara tentang rasa. Bawa aku pulang, sekarang, bersamamu.." Float
Walau menjadi rutinitas tapi pemandangan ini mengharukan.
Melihat bagaimana mereka berbondong-bondong memikul semua keluh, berlari-lari kecil, dan bersiap melemparnya pada ranjang hangat.
Melihat betapa mereka tergopoh-gopoh membawa senyum, membungkusnya dengan erat agar tetap menawan saat dijadikan buah tangan.
Melihat bagaimana mereka terhuyun-huyun berjalan dengan tangis yang ditahan, menahan hingga tiba pada pelukan yang tepat.
Dan lihatlah betapa getirnya mereka membawa rindu, mengayun-ayunkannya pada sebuah tas plastik, bersenandung kecil dan tak sabar untuk segera meletakannya pada sebuah hati.
Lihatlah mereka yang telah kembali dari perjalanan menuju pulang pada sebuah tujuan. Mereka bak prajurit perang yang perjuangannya bukan untuk sebuah kemenangan, melainkan untuk sebuah pelukan yang akan menyambut pada setiap kepulangan.
Mereka bertahan.
Karena pada sebuah pulang,
Mereka bertahan.
Karena pada sebuah pulang,
selalu ada tunggu yang menunggu.
Maka rindumu, keluhmu, senyummu, semua akan tiba tepat waktu.
Mereka pulang.
Dengan sedikit berdesakan.
Aku memandang.
Dengan banyak kehawatiran.
Tidak ada komentar
Posting Komentar