Pernahkah kamu merasakan patah
hati yang sebenar-benarnya patah? Hingga kamu tidak yakin pada dirimu sendiri
untuk bisa kembali berdiri, kembali mencintai? Tapi kamu tidak menyesal, tidak
pula merutuk atau menggerutu. Karena setelah itu, kamu seperti terlahir kembali
dengan hati yang lebih berani.
Pernahkah kamu, bertemu seseorang
yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya dan ternyata dia mengubah hidupmu,
caramu melihat dunia? Orang yang awalnya mungkin biasa saja dalam pertemuannya
denganmu, namun entah bagaimana skenario itu terjadi, dia bisa membantumu untuk
mengenali dirimu lebih baik lagi.
Pernahkah kamu, berada di sebuah
tempat di mana kamu tidak ingin berpikir tentang hari esok, yang ingin kamu lakukan hanyalah bernafas dan menikmati waktu yang berjalan dengan sangat lambat di
sekelilingmu? Kamu akan makan makanan lokalnya, berbicara dengan orang lokal
di sana, lalu entah bagaimana, berada di tempat itu seperti memberimu ilham untuk memahami banyak hal tentang hidup
ini.
Lalu apakah kamu pernah merasa
kebas dengan perjalanan hidupmu sendiri? Kamu ingin pulang, tapi kamu tidak
tahu bagaimana, kepada apa atau siapa, kapan? Hingga di satu titik, kamu
merasakan perasaan yang sulit sekali kamu bahasakan, di mana kamu tahu bahwa
kamu sedang pulang, kamu seperti menemukan rumah.
Pernahkah kamu merasakan itu
semua?
Aku tidak tahu, apakah aku harus
berharap kamu merasakan itu semua atau tidak. Jatuh cinta yang membuatmu
kepayang, lalu kemudian patah hati yang membuatmu muram. Aku tidak tahu apakah
kamu harus melewati jatuh bangun perjalanan dulu untuk bisa berkata pada dirimu
sendiri bahwa kamu sedang dalam perjalanan untuk pulang ke rumah. Aku sungguh
tidak tahu bagaimana kisah-kisah terbaik itu seharusnya dilalui.
Tapi aku bisa membagikan cerita-ceritaku untukmu. Cerita tentang bagaimana aku melihat orang-orang itu sedang dalam perjalanannya untuk menemukan yang mereka sebut rumah. Termasuk, ceritaku sendiri.
Sebuah kolaborasi dengan Kamalia Rahman sebagai ilustrator
Tidak ada komentar
Posting Komentar