Selamat pagi, pagi ini hujan
tidak mengguyur yaketi sederas malam pertama kami sampai disini. Walaupun tidak
ada matahari yang dengan gagah bersinar tapi semangat KKN kami masih menyala. Makanan
pagi ini adalah telur dadar, oseng-oseng buncis dan wortel dan rendang daging
kering yang dimasak oleh chef yoyo, fitri dan mustika. Semua pastinya enak
selama KKN.
Pagi ini, lelucon kami bertambah
dengan dicetuskannya tawa BWAHAHAHA!! kenapa begitu? nah, saya mau cerita. Anak-anak
papua ini begitu sangat girang melihat kami yang begitu kesusahan mengangkut
air yang berjarak ratusan meter dari rumah tempat kami menginap. Ya bayangkan
saja, setiap kami membutuhkan air, kami harus mengangkut air dengan ember bekas
cat (dirigen) dengan medan yang tidak mulus dan ngetroll. Jadi jalannnya itu
menurun. Kalau dirigen kosong alias kita akan mengambil air, jalannya turun,
sekalinya air sudah terisi, jalannya menanjak. Aw..
Hari ini kami melanjutkan
aktifitas dengan observasi ke seluruh rumah yang ada di desa Yakati. Sebuah aktifitas
yang cukup melelahkan sebetulnya. melelahkannya karena setiap kita akan
mensensus dan bertanya tentang ini itu, mereka susah menangkap apa yang kita
tanyakan karena bahasa Indonesia belum dipahami secara benar oleh mereka.
Awalnya saya exciting saja, tapi
karena rumah yang harus diobservasi banyak dan daya tangkap mereka yang kurang,
ditambah cuaca siang sudah sangat panas, maka hasrat ingin misuh tak
tertahankan lagi akhirnya, saya dan fauzan menggunakan bahasa jawa untuk
bercakap-cakap dan misuh. hahaha kocak.
Ada satu percakapan absurb antara saya dan fauzan dengan salah satu warga yang tengah hamil
saya : "mama kalau sedang hamil begini, ada pantangannnya tidak?"
Fauzan : (setengah berbisik) "peh, ora dong deh koyoke.. kowe ngasih opsyen."
saya: " jadi, mama, kalau hamil ada tidak bolehnya tidak? apakah misalnya"
mama : "ada toh.."
saya : "apa mama?" (dengan nada semangat)
mama : "tara boleh berburu toh..."
fauzan : " ada lagi kah ma?"
mama : " ada. tara boleh berkelahi!"
fauzan : "hahahahaha... yoiyolah, ora hamil yo ra oleh. wolah!"
ya itulah...
jadi ketika berbincang dengan mereka, kita harus memberikan option jawaban, kalau tidak, mereka kurang paham pada apa yang kita tanyakan.
ini salah satu keluarga yang saya kunjungi |
Saya pribadi, melihat banyak
masalah setalah kami melakukan observasi. Mulai dari masyarakat yang trepencil
tapi justru minim akan budaya. Beberapa dari warga bahkan tidak menetahui
tentang tari atau nyanyi tarian adat dari papua dan bahkan dari buadya yakati
sendiri. aduuuh..
Belum lagi dengan masalah
kesehatan. Cacingan dialami oleh hampir seluruh anak-anak yakati dan kebersihan
yang sangat tidak terjaga. Di tengah keceriaan anak-anak papua yang sepertinya
tidak punya beban apa-apa ini, Yakati menyimpan banyak kemirisan dan
membutuhkan perhatian. Banyak terbesit dalam pikiran saya untuk melakukan
pertolongan pada desa ini, tapi saya menyadari bahwa yang trepenting untuk
menolong desa Yakati papua adalah membutuhkan konsistensi dari siapapun yang
ingin menolongnya. Papua dalam hal ini desa Yakati itu harus terus dipantau dan
diperhatikan setiap detail dari pergerakan masayakatnya. Masyarakatnya belum
paham apa pentingnya semua program yang ada. Untuk itu perlu pendampingan
masyarakat secara lebih personal. Yes, inilah kenapa kami bisa berada disini.
Katanya, desa yakati ini sudah
tidak berkembang selama 27 tahun lamanya. salah satu yang menjadikan itu
terjadi adalah kepala desa dirasa tidak bertanggungjawab dengan yakati. Hmm..
agak pelik ya. Untuk itu kehadiran kami di desa yakati begitu ditunggu
masayarakat.
sore ini, saya, faizal, dan ozi mendapat giliran masak. yaa.. so far so good lah. masak mie dengan
rasa acakadut tapi tetap bergizi :D
well, malam ini bintangnya bagus sekali. Dan saya malu
berbisik dan mengakui, kalau saya rindu. saya teramat rindu.
Yakati, malam minggu, 14 JULI 2012. 21:14