Beberapa tahun yang lalu, aku akhirnya menemukan sebuah kafe kecil, dengan ornamen kekinian, dan rasa kopi yang enak. Hingga kinipun, kafe itu menjadi kafe kesukaanku untuk melamun hingga mengerjakan hal-hal besar. Tidak lagi aku berpikiran untuk mencari kafe atau berpindah-pindah kafe lagi. Kafe itu selalu menjadi kesukaanku. Saat aku membutuhkan tempat untuk sekedar melamun atau melakukan hal-hal besar, sedangkan aku tidak berada di kotaku, maka aku akan membayangkan berada di kafe itu, dan memesan kopi kesukaan. Rasanya menyenangkan bisa menemukan kafe yang sudut ruangannya bisa sanyaman itu dengan suguhan rasa kopi yang pas.
Aku pernah juga, waktu itu menemukan satu tempat makan mie ayam yang dijual di pinggir jalan. Rasanya enak sekali dan harganya murah. Lama tak pernah lagi aku datangi, tempat itu kini tak ada lagi. Aku coba bertanya pada orang-orang di sekitar, mereka menjawab bahwa bapak itu pindah namun tidak tahu di mana. Sampai sekarang, aku masih ingat bagaimana rasa enak mie ayam itu. Aku menemukan beberapa mie ayam yang juga enak, namun mie ayam gerobak itu, tetap saja idolaku.
Aku seringkali berganti-ganti produk perwatan wajah. Mulai dari Korea hingga yang berasal dari Eropa, aku mencobanya dengan sabar. Beberapanya malah membuat wajahku jerawatan, namun beberapanya bisa membuat kulit wajah menjadi lebih lembab. Rasanya lega sekali mengakhiri masa pencarian produk perawatan wajah dan bisa dengan rutin membelinya jika habis.
Aku menemukan banyak sekali hal di masa yang berbeda-beda. Ada perasaan tenang dalam hati saat akhirnya menemukan sesuatu seperti yang selama ini dicari. Ada semacam perasaan lega bahwa akhirnya penantian dan pencarian itu menemukan jawabannya. Walau seringkali pencarian itu harus tergantikan karena satu dan lain hal, namun pengalaman menemukan sesuatu itu, selalu saja menjadi hal yang menyenangkan.
Di suatu masapun, aku menemukan kita.
Hidup entah akan mengarahkan ke mana lagi setelah aku menemukan kita. Rasa-rasanya, kata menemukan hanya diciptakan sekali saja, selebihnya adalah aku yang bernegosiasi dengan segenap jiwa raga untuk dapat berdamai dengan arah kehidupan, yang kalau-kalau tidak lagi ada kita didalamnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar