Senin, 10 Mei 2010

sebuah sajak skeptis untuk anak


Ketika kau berlari buat apa aku ikut berlari..
Bersamamu pula…
Hey, bahkan aku tak mau keringat ku enetes sebutir pun karenamu…

Hm… katika kau diam, aku melirik mu sejenak dan aku kembali pada hidupku.
Iba aku melihatmu begitu terus sepanjang sore ini, bergelayut bersama mimpi…
Lihat waktu ….
Dia begitu marah selalu kau kambing hitamkan..
Ahh.. apa peduliku padamu

Kau tawarkan apa pada penguasa bumi ini?
Seenakanya saja berkata bahwa kau pantas dikasihani?
Kalo kau mau mengemis, mengemis saja dengan tuhanmu… Dia kan canggih, dia pasti mengerti kemanjaanmu yang sangat tidak manusiawi itu…

Kau nanti bisa terbunuh karena ulahmu.
Bahkan…. hati-hati nak, kau bisa sewaktu-waktu tertusuk oleh kerentaanmu sendiri..

Oh sudahlah, jangan pikirkan aku..
Aku tau kapan aku harus mati,
Lebih baik darimu kan?
Yang bahkan tak tau mati itu apa…

Sungguh geli nak aku melihatmu.
Sudah termenung, tak tahu apa yang direnungkan…

Ketika kau berlari buat apa aku ikut berlari…
Itukan pilihanmu….
Untukku, status facebookku lebih penting…

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall