Selasa, 03 Januari 2017

Eksplorasi

Minggu lalu, saya mencoba membeli kopi instant dengan rasa yang berbeda dan merek yang juga berbeda. Pikir saya, ah nyoba ah mana tau cocok. Maka belilah saya merek yang lain itu.
Paginya ketika hendak memulai hari, saya mencoba kopi merek baru itu, menyeduhnya dan menyeruputnya. Hmm.. Rasanya aneh. Enak sih, tapi aneh!
Entah karena lidah saya yang belum terbiasa, atau memang sayanya yang engga suka. Tapi saya masih bertahan satu hingga dua hari kedepan dengan kopi merek itu, sampai akhirnya, saya nyerah! Hari ketiga, saya pergi ke warung dan membeli kopi instant merek yang biasa saya beli. Langsung saya seduh, dan spontan saya berkata  “Ah... Aku kangen!”.

Masih ada hubungannya dengan kopi. Suatu ketik,a saya pernah mencoba mencari kedai kopi yang belum pernah saya datangi, tapi katanya mahsyur di kata orang. Dan saat itu juga kebetulan saya harus mengirim beberapa e-mail dan memang butuh tempat ngopi yang enak.
Maka saya putuskan, mencoba datang ke kedai kopi baru yang terkenal itu. Datanglah saya kesana. Dari pertama masuk aja, saya sudah merasa engga 'klik' sama tempatnya. Tapi yaudahlah, terlanjur, pikir saya.
Saya tanya pada mas-mas pekerja di sana, apakah ada spot yang agak mojok, buat satu orang dengan colokan. Masnya itu mengantarkan saya pada satu spot, yang tetap tidak memuaskan buat saya. Oke, gapapa, kata saya dalam hati. Lalu saya pun memesan minuman coklat, yang katanya paling direkomendasikan. Itupun ternyata, tidak sesuai dengan selera saya. Menyesal! Dan rasa-rasanya ingin langsung pergi saja ke kedai kopi langganan saya. Tapi karena ingat minuman coklatnya bahkan belum habis, mahal pula, urunglah saya.

Juga tentang kopi, saya selalu memesan jenis kopi yang sama ketika berada di kedai kopi kesayangan saya. Hanya satu jenis itu, engga mau berubah.
Kenapa? Karena rasa kopinya pas, manisnya pas, semuanya pas. Tapi suatu hari, saya penasaran ingin membuat sedikit perubahan, akhirnya memesan kopi jenis lain. Eh ternyata enak, dan saya suka. Sejak itupun, saya punya dua macam pilihan kopi yang bisa saya pesan bergantian.

Yak. Saya sedang bicara tentang eksplorasi.

Kita semua pasti pernah mencoba melakukan eksplorasi.
Dari yang menggunakan alasan paling umum: bosan, atau karena alasan lain seperti: ya biar hidup engga monoton aja.
Eksplorasi bahkan terjadi dari hal yang paling sederhana, dari mencoba jenis kopi instant sampai mencari pasangan baru.
Sepertinya mahluk yang bernama manusia tidak akan pernah bisa diam di satu titik tanpa melalukan eksplorasi pada hidupnya. Kita rasa-rasanya gatal untuk ingin menemukan sesuatu atau mencoba hal baru.
Hingga pada akhirnya, sebagai manusiapun kita sadar, bahwa segila, sejauh, atau sedalam apapun eksplorasi yang kita lakukan, sebetulnya hanya akan mengantarkan kita pada dua hal: menemukan hal baru, atau justu memberikan kita alasan untuk kembali pada hal lama.  

Jika eksplorasi telah sampai pada tujuannya, ia akan memberikan gambaran jelas pada manusia tentang apa yang ia harus lakukan setelahnya.
Apakah dia menemukan hal baru dan menyukainya, atau dia menemukan alasan kuat untuk kembali ke hal yang lama.
Keyakinan itu, tentu saja, hanya bisa diberikan kepada mereka yang telah melakukan eksplorasi.

Tapi mau sampai kapan?

Pertanyaan bagus. Karena pasti lelah untuk selalu melakukan eksplorasi kesana-kesini. Inilah yang sepertinya harus dipahami, bahwa eksplorasi bukanlah tentang seberapa lama, atau seberapa jauh. Tapi tentang kepekaan manusia itu sendiri untuk berhenti. Ingat juga, sebagai seorang manusia biasa, kita ini punya tenggat waktu.

Untuk itu, sebaiknya kita tahu pada titik apa eksplorasi kita telah sampai pada tujuannya. Lagipulan, mau sampai kapan sih?

Akhir kata, tuan dan puan, saya oecapkuen selamat bereksplorasi!

Semoga eksplorasi-eksplorasi yang dilakukan membawa kita pada satu keyakinan.
Dan semoga 2017 menjadi tahun yang baik untuk eksplorasi-eksploarsi penting kita.


Cheers,  

Alifah!


Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall