Minggu, 29 Januari 2017

Sampai Jumpa, bukan begitu?

"Melangkah sendiri, seringkali kau melihat kanan kiri.
Semua menyuruh tuk berlari.

Tak ada yang peduli kau sakit hati, berhenti atur nafas sendiri"
(Slow)

Semakin kesini, hidup semakin sadis dalam upayanya menutut manusia untuk mandiri, alih-alih mengatakan sendiri. Kadang, ketika kita merasa sudah memiliki tempat dan teman seperjalanan yang tepat, sudah berjalan cukup jauh bersama-sama, namun kemudian kita bertemu sengan sebuah persimpangan. Mau atau tidak, siap atau tidak, kita akan memilih diantara persimpangan itu, mana pilihan terbaik untuk hidup kita, dan sedihnya, seringkali pilihan kita sangat berbeda dengan mereka yang sudah berjalan bersama-sama.
Lagi-lagi, perpisahan!

Tentu saja akan ada teman baru dalam langkah kita kedepan. Dengan rasa dan sensasi yang pasti berbeda. Tapi berada di persimpangan, dengan menyaksikan bahwa kita akan mengambi langkah yang berbeda dengan mereka yang sudah sama-sama berjalan sepanjang jalan, cukup membuat hati ketar-ketir. Seperti cuplikan lagu Sherina dalam film anak Indonesia kesukaan saya sepanjang massa, ‘mungkinkahku temui persahabatan seperti disini…’.   

Adaptasi akan selalu jadi bagian paling menantang dalam kehidupan manusia. Terlebih saat tak banyak pilihan manusia ketika berada di persimpangan. Belum lagi kita dikejar waktu. Kita sebagai manusia akhirnya hanya pasrah saat dihadapakan pada keharusan untuk memilih. Toh akhirnyapun, kita akan menemukan dan berjalan pada jalan kita masing-masing. Mengantarkan kita pada babak baru pejalanan kita dengan bertemu orang-orang baru dan mulai beradaptasi lagi, sebelum akhirnya bertemu persimpangan selanjutnya.
Oh… sungguh sebuah siklus abadi yang kejam.

Seringkali saya merasa takut dan gamang pada jalan-jalan baru yang akan saya ambil. Ketika tidak ada lagi si A atau si B yang akan menemani saya padahal kami sudah melalui banyak hal-hal. Tapi apa daya, manusia tidak pernah diciptakan bebas dari perpisahan dan pilihan. Mungkin takdir akan membuat kita kembali beririsan suatu hari nanti, ah… siapa tahu? Semoga saja.

Dan disinilah saya sekarang, akan kembali memilih jalan persimpangan. Akan kembali berpisah, dan akan berjalan sendiri untuk sementara waktu. Ada semacam ketakutan besar untuk kembali sendiri dan memulai adaptasi. Tapi… saya yakin bahwa saya akan baik-baik saja pada akhirnya.

Pada sebuah malam, setelah obrolan panjang tentang persimpangan jalan, dengan seorang atasan kerja.



Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall