Kamis, 28 Mei 2015

Euforia


Kurasakan lagi euforia.
Seperti akan terjadi pesta kembang api. Meledak-ledak dengan warna-warni cahaya, dengan suara yang berdetum-detum.
Seperti gunung yang hendak meletus. Panas dan tak lama memuntahkan lahar dengan api yang mengkilat-kilat.
Seperti pertandingan basket pada babak akhir. Saat para pemandu sorak dan masing-masing suporter menyerukan dukungan pada masing-masing tim. Penuh tegang dan bising.

Jika hati bisa menjelma menjadi kejadian heboh apapun yang ia mau, akan kubiarkan saja. Biar ia menjelaskan sendiri ketegangan jenis apa yang sedang terjadi, saat bertemu denganmu.

Tapi cukup hati yang euforia, kita jangan.
Kita tidak akan menjadi sebentar yang meledak-ledak. Tidak juga hingar bingar yang sesaat.
Aku bilang tidak.
 

Kita, tak akan kubiarkan menjadi euforia.
Tidak akan.
Tidak akan pernah.

Selamanya.

#31harimenulis
#bonus

2 komentar

haryfadly mengatakan...

jadi kalau tidak dirayakan, cinta ini harus diapakan?

call me ipeh mengatakan...

Tergantung, apakah mau dirayakan seperti kembang api yang hilang seketika? Atau seperti membangun rumah, yang walapun lama tapi bisa ditinggali selamanya?

© RIWAYAT
Maira Gall