Rabu, 20 Mei 2015

Prolog



Saya percaya, bahwa setiap hati adalah panggung. Dimana pertunjukan demi pertunjukan akan terjadi setiap detiknya. Ada kalanya pertunjukan itu tentang cerita klasik yang sering terulang, atau bisa juga tentang cerita modern dari sesuatu yang tengah ramai dibicarakan.

Keduanya sama, baik klasik atau modern, jika itu sudah dimainkan di hati maka akan selalu menarik untuk disimak.

Karena setiap hati adalah pangung, maka tak ada satupun yang mampu lari dari drama-dramanya.
Siapalah yang mampu menahan godaan menyaksikan pertunjukan dalam lakon klasik yang berjudul ‘patah hati’ atau ‘jatuh cinta’?
Saya sebegitu yakinnya bahwa siapapun tak akan mampu lari saat hatinya tengah memainkan drama jatuh cinta. Saat hatinya penuh bunga, terompet yang berbunyi nyaring, dan kembang api menyala.
Pun tak ada yang mampu pergi saat tetiba hatinya layu, sendu, dan biru saat drama dihatinya berubah menjadi drama patah hati.

Hati memang gudangnya pertunjukan.

Menulis adalah merayakan pertunjukan hati, agar tak hanya dinikmati oleh si pemain, tapi juga seluruh penonton.
Letupan-letupan yang terjadi dalam hati sama semaraknya seperti pertunjukan di broadway. Untuk itulah saya menulis.

***

Saya payah dalam urusan berjanji, tapi saya berniat untuk bisa menyuguhkan cerita yang berbeda tahun ini. Untuk itu, jika tidak ada kesibukan, saya ingin mengajak tuan dan puan berjalan-jalan bersama saya. Cukup duduk dan siapkan saja hati yang tenang, karna ini adalah waktu yang tepat untuk berpetualang!

Selamat datang kembali, 31 hari menulis!


#31harimenulis
#1

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall