Minggu, 02 Juni 2013

Efek Rumah Kaca

Bagaimana mungkin saya tidak menyukai musik? Musik adalah teman saya yang teramat setia di kala apapun.
Namun tentu saja tidak semua jenis musik saya sukai.
Jujur saja, selera musik saya terhitung cukup random. Saya menyukai captain jack sama dengan saya tergila-gila dengan the script. Saya menyukai fall out boy dan di saat yang bersamaan saya menyukai one direction. Kontras bukan?

Namun berbicara musik, ada satu band indie yang menurut saya jenius. Dari segi musikalitas, lirik, dan pesan. Karena bagi saya, musik adalah media, maka tanpa pesan yang jelas maka seorang musisi gagal memanfaatkan media itu.
Mereka adalah Efek Rumah Kaca.
Dengan tenangnya lirik-liriknya mampu mencampur adukan logika saya tentang banyak hal.
Salah satu yang saya suka :

 "Hingga kau belah rongga dadaku, mengganti isinya dengan batu. Hingga kau, kunci rapat mulutku, engkau dan aku bumi dan langit"

Atau yang ini :

"yang kau jerat, adalah riwayat, tidak punah jadi sejarah. Yang bicara, adalah cahaya. Diskonstruksi dikomposisi"

Dan yang sekarang paling masuk dalam kehidupan saya adalah

"Hidup bagai balerina. Gerak maju berirama. Biar tubuhmu berkelana. Lalui kegelisahan, mencari keseimbangan, mengisi ketiadaan, dikepala dan di dada"

Semua lagunya selalu menimbulkan multi intrepetasi. Dan saya suka.

Liriknya cerdas.

Dan Efek Rumah Kaca adalah salah satu band yang harus saya tonton secara live.
HARUS! 


NB : akhirnya, setelah sekian lama, saya bisa juga kembali menonton ERK di purna budaya. Ah.. thakns untuk faizal :)

#
#31harimenulis
#bagian2

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall