"Di Nusantara yang indah rumahku, kamu harus tahu. Tanah permata tak kenal kecewa
di katulistiwa..."
Salah satu hal yang semoga bisa saya wujudkan sebelum saya meninggal dunia adalah keliling Indonesia. Kenapa? Kenapa ya? Ya emang kenapa gitu orang ga mau keliling di negaranya sendiri yang jadi negara kepulauan terbesar di dunia. Ada gitu ya, orang yang ga tertarik untuk keliling negaranya sendiri yang punya jumlah suku dan juga adat yang tak terhitung. Ya kalau ada yang memang ga tertarik, ya udah monggo, tapi kalo saya sih kebalikannya. Saya justru sangat amat tertarik.
Bahkan kalau seandainya saya bisa, saya mau banget buat kerja yang jobdesknya memang mengharuskan saya untuk keliling Indonesia sampai ke pelosol-pelosoknya. Ahh.. seperti dream job.
Dulu saya ga pernah punya bayangan ingin keliling Indonesia, bahkan kepikiran untuk sering-sering travelling juga ga ada. Tapi semenjak KKN papua, yang sukses memporakporandakan pemikiran saya tentang Indnesia, saya langsung berhasrat untuk bisa keliling Indonesia. Saya mau melihat gimana serunya pantai, gunung, masyarakat adat dan semua aset milik Indonesia. I do!
Pemikiran saya sih sederhana, kalau saya menganggap Indonesia sebagai rumah, maka saya harus tau dengan jelas tentang rumah saya ini. Ibarat kata, rumah kan selalu mempunyai kamar, dan sebagai pemilik rumah, sewajarnya saya tau dengan jelas kamar-kamar dan ruangan di rumah saya. Tapi, saya, sebagai pemilik rumah, malah nyaris tidak pernah keluar kamar dan mengunjugi kamar lainnya. Kamar saya Jogja, dan saya nyaris tidak pernah keluar dari kamar. Ya paling mentok-mentok mengunjungi Jakarta-bandung-sukabumi-Tegal-Makassar untuk mudik. Selebihnya? jangan tanya.
Harusnya saya ga punya hak ya untuk bilang Indonesia sebagai rumah.
Dan panggilan untuk mengeliling Indonesia ini begitu besar.
Malah saya berfikiran menjadi seorang planner untuk kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi otak saya ini bisa dipakai untuk membuat pariwisata Indonesia lebih mudah dikunjugi dan merubah image dari masyarakat Indonesia yang menggagap berkeliling ke Indonesia itu ribet lah, mahal lah, inilah, itulah.
Keliling Indonesia juga membuat saya mempunyai anggapan baru untuk Indonesia.
Karena saya sudah terlanjur skpetis dengan semua hal yang berkaitan dengan politik, maka susah bagi saya untuk percaya bahwa Indonesia bisa baik dari segi politik. Tapi daripada akhirnya saya tidak percaya pada apapun yang ada di negeri sendiri, maka saya harus mencari cara agar saya tetap percaya bahwa negeri ini memang negeri yang baik dan mampu berkembang. Ya pariwisata inilah cara yang saya pilih.
Semoga oh semoga, Allah selaku Tuhan yang Maha Pemberi mengijinkan saya bermain air dan melihat indahnya laut milik Indonesia. Memberi saya kesempatan untuk menghirup udara dingin gunung dan merapatkan jaket di dataran tingginya. Memberikan saya waktu untuk bisa bercerita tentang ombak dan buih yang cantik milik Indonesia. Dan semoga saya diberikan kepercayaan untuk bisa menceritakan tentang Indonesia.
Ohya, satu lagi, yang membuat saya ingin mengelilingi Indonesia. Saya mau bertemu dengan masyarakat pelosoknya dan mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia. Melihat cara mereka makan, melihat cara mereka tertawa, melihat cara mereka menikah, hingga menganalisis mengapa mereka berkelahi.
Yak. Saya harus percaya bahwa Indonesia memang negeri yang selalu bisa dibanggakan. Karena kalau saya tidak percaya, lantas bagaimana saya membuat anak-anak saya kelak dan orang-orang lain percaya terhadap kenyataan ini.
Semoga ada jalannya. Agar saya bisa menjamah negeri pertiwi ini. Semoga saya tidak selamanya menjadi orang yang bekerja dikantoran dan berikap begitu kapitalisnya dan menggadaikan nasionalis. Karena nasionalis bukan sebatas kata, maka saya memilih jalan agar mata, kaki, dan seluruh indra saya mengecap lumat-lumat Indahnya Indonesia
Amin!
NB : Saya telak menyerah pada hijaunya gunung, birunya laut, dan suburnya tanah. Memang betul, olehNya, sempurna sudah Negeri ini diciptakan.
#30
#31harimenulis
#bagian2
Tidak ada komentar
Posting Komentar