"Do not wait: the time will never be 'just right'" (napoleon hill)
Salah satu tempat yang paling ingin aku kunjungi
bersamamu adalah stasiun. Duduk berdua dalam ruang tunggu dan tertawa-tawa
melihat orang terburu waktu. Ya, cukup kamu dan aku. Melihat orang-orang hilir
mudik di sekitar kita sambil sibuk membicarakan semua hal. Ohya, kita bisa beli arum
manis yang bisa kita comot berdua. Pasti menyenangkan!
Kita cukup duduk berdua saja di tengah ruang tunggu
dengan kereta api yang akan datang dan pergi sesuai jadwal. Dengan kaki
berselonjor, di waktu senja hingga malam tiba. Kamu cukup kenakan kaos dan aku
akan kenakan terusan bunga kesukaanku.
Tapi sungguh, aku ingin duduk berdua denganmu di
stasiun kota ini. Melihat seorang wanita yang sibuk menggendong tas
bacpackernya atau sekedar melihat rombongan anak SMA yang akan melakukan
perjalan keluar kota. Sambil mengamati mereka, sudah kubilang, kitapun akan
membicarakan apapun yang menurut kita menarik.
Karena tahukah kamu, kereta api dan stasiun bagiku
adalah lambang perjalanan yang nantinya akan kita lewati bersama. Dan aku ingin
mengajakmu merasakan maknanya.
Lihatlah kereta api dan jadwal yang tertera di stasiun
ini, kadang tak sesuai bukan? Jadwal menunjukan kereta akan datang jam berapa
namun kenyatannya kadang tak sesuai. Begitu pula hidup bukan? Kadang apa yang
kita harapkan akan datang pada waktunya, namun kadang kita harus menunggu
sejenak datangnya. Ya, aku ingin berbicara tentang sabar.
Lihatlah pada antrian orang-orang ini di loket. Lihat
betapa inginnya mereka mendapatkan tiket untuk bisa sampai ditujuan. Ada yang
akhirnya mendapatkannya namun tak banyak yang akhirnya tak mendapatkan tiket.
Lihat ekspresi orang-orang itu, ada yang memutuskan untuk membeli tiket yang
mahal asalkan tetap bisa berangkat namun ada pula yang harus rela untuk
kehabisan tiket. Begitupun kita menjalani hidup bukan? kita harus berjuang
mendapatkan apa yang kita mau. Tapi bersiaplah untuk kecewa, karena kadang kita
tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan ya, aku sedang berbicara tentang
perjuangan.
Di stasiun nanti, saat kita duduk, kita akan
banyak sekali plang tujuan dengan orang-orang yang sibuk mencocokan tiket
dengan plang tujuan. Karena begitulah hakikatnya. Stasiun akan mengantarkan
orang-orang pada tujuan mereka. Pada pulangnya atau pada perginya. Tempat duduk
kita ini hanya sebagai tempat singgah untuk tempat pergi atau tempat pulang
bagi mereka. Begitulah selalu hidup ini sayangku, akan selalu ada tempat pulang
dan pergi. Tanpa itu kita akan duduk termenung di tempat tunggu. Aku ingin kamu
tau tentang sebuah perjalanan yang secara konstan akan terjadi. Disini aku
mengajakmu untuk konsisten dengan menetapkan pulang dan pergimu.
Kita mungkin akan terbahak melihak beberapa orang
ketinggalan kereta. Tapi dari situ, kita akan tau bahwa waktu akan bergerak
konstan tanpa peduli kita akan tertinggal atau kecewa. Maka tak ada yang bisa
kita lakukan selain bijaksana dalam melalui waktu.
Ah aku lupa memberitahu alasan mengapa kita harus
duduk di tempat tunggu. Duduk disini akan mengajarkan kita tentang
sesuatu yang menjadi teman hidup, dan itu adalah menunggu. Untuk itu, pastikan
kamu tidak menyalahi waktu yang nanti akan membuatmu menunggu.
Dan dari semuanya, di stasiun kita akan melihat
bagaimana semua perjalanan ini akan terbungkus baik jikalau kita ikhlas
melaluinya. Ikhlas untuk berdesak-desakan mengantri tiket, menunggu, dan
akhirnya tiba di tujuan.
Hidup hanya seperti lalu lalang stasiun. Pastikan kamu
telah membeli tiket untuk tujuan hidupmu kelak. Tapi jauh sebelum itu, kamu
harus tau kemana kamu akan menuju dengan keretamu. Pastikan kamu menunggu di
tempat yang tepat, agar kamu tidak salah. Pastikan kamu mengatur waktumu agar
tidak tertinggal. Dan serambi menunggu, kita bisa duduk beromansa berdua hingga
matahari terbit dan tenggelam tanpa kita sadari. Hingga akhirnya, kereta itupun
datang. Entah terlambat, entah tepat waktu. Ya, aku ingin kamu terbiasa dengan
menunggu tanpa tergesa. Proses itu bagaimanapun juga harus kita lalui dalam
hidup bukan?
Ah sudahlah..
Kapan waktumu? Mari kita duduk berdua, hanya berdua di
sebuah stasiun sambil melihat kereta api. Sambil merenungi bahwa hidup ini
adalah sebuah perjalanan yang kadang kita harus terburu-buru untuk melaluinya,
kadang harus membuat kita bersabar menunggu, dan sesekali kadang dalam
perjalanananya, kita akan berjalan santai.
Tidak ada komentar
Posting Komentar