Kamis, 23 Mei 2013

REUNI

 "besok kalo kita udah kuliah, kita kuliah di kampus yang sama ya..." (Makassar, 2003)



Apa rasanya ketika kamu harus terpisah lama dengan orang-orang dari masa lalu kamu yang paling paham tentang kamu? Itu yang saya rasakan.
Saya, memiliki 2 sahabat lama yang bahkan sejak kami lulus SMP jarang sekali berbagi kabar. Padahal kita sekarang hidup di jaman dengan teknologi komunikasi yang canggih. Seharusnya tak ada alasan untuk bisa berkomunikasi pada jarak terjauh sekalipun.
Tapi entah apa yang membuat kami terpisah dan tanpa kabar begini. Namun  untungnya itu saya masih mendapatkan kesempatan untuk memeluk erat kedua sahabat saya itu.

Sekitar bulan februari 2013 yang lalu, saya pergi ke Bandung. Tujuan utama saya pergi kesana sih sebenarnya untuk menjumpai neneknda tercinta yang sudah marah-marah karena saya sudah lama tidak berkunjung ke Bandung. Tapi ternyata saya mendapatkan reuni cantik dengan dua sahabat perempuan saya.
Maka berbekal rindu yang menumpuk dan harapan bertemu dengan 2 sahabat lama, pergilah saya kala itu, dengan cueknya meninggalkan jogjakarta dengan seabrek kesibukan dan perkerjaan yang sepertinya tidak ada habisnya.

Demi sebuah reuni yang saya impikan, saya harus menempuh banyak cara. 3 hari sebelum perjalanan ke Bandung, demi bisa bertemu dua sahabat SMP saya, Tiffani dan Tiara saya harus bersusah payah menghubungi mereka. Bayangkan deh, kami yang selama SMP ini bak kembar dibelah 3 saking dekatnya tak terpisahkan, harus terputus komunikasinya selama 6 tahun! Bayangpun. Dan bodohnya, saya tidak lagi menyimpan nomer handphone mereka di handpone saya. Ah.. saya merasa gagal menjadi teman ._.

Maka dengan berbekal pertemanan kami di Facebook, saya pun mengirimi mereka pesan dan menulis di halaman dinding facebook mereka. Dan ternyata, niat baik tak selama berbalas. 3 hari setelah saya mengirim pesan di facebook, saya tidak mendapatkan respon sama sekali! What the...

Oke, saya tak patah arang, saya coba hubungi via twitter. Beruntung saya menemukan account twitter dari Dika, pacar Tiffani. Saya pun menghubungi via twitter. Saya banyak berdoa agar twitter saya dibalas oleh Dika, karna kalau tidak, pupus sudah harapan saya untuk bertemu mereka :(

Hari yang ditunggu pun datang. Saya ke BANDUNG tanpa mendapat kabar dari tiffani atau tiara. Saya nyaris menangis, hingga dalam perjalanan, ternyata Dika membalas twitter saya dan memberikan nomer telfon Tiffani! Aaaah... saya bahagia! Saya langsung bersms ria dengan Tiffani dan membuat jadwal, yang akhirnya membuat lebih mudah adalah, tiffani masih berhubungan dengan tiara via BBM (blackberry massanger) jadi kami bertigapun bisa bertemu.
Ah.. sungguh indah dunia..

Singkat cerita kamipun menghabiskan 3 hari bersama di Bandung dan menjelajah habis kota itu.
Dan tentu saja, kami menghabiskan 3 hari dengan bercerita tentang hidup kami masing-masing yang terpisah selama 6 tahun. Termasuk tentang cinta.

Saya tidak bisa menganggap Tiffani dan Tiara adalah gadis yang biasa. Karena mereka berdua adalah sahabat yang paling hakiki bagi saya. Mereka tau tentang saya lebih banyak dari semua teman saya punya. Mereka mengenal saya dan seluruh sifat saya, dan percaya atau tidak, sifat saya sedari SMP hingga kami bertemu lagi 6 tahun kemudian tidak banyak berubah. Begitu juga dnegan mereka. Dimata saya, mereka berdua tidak banyak berubah dari segi sifat, wajah, kelakuan, hingga kebiasaan. Masih gitu-gitu aja...

Tiffani yang sejak lulus dari SMP menjadi anak gaul Makassar melanjutkan kuliah di D3 Universitas padjajaran  jurusan public relation sedangkan tiara sejak lulus SMP melanjutkan sekolah di SMA 1 Makassar dan kuliah di London School of Public Relation.

Tiffani adalah gadis yang paling cantik diantara kami bertiga. Dulu, sewaktu SMP, tak terhitung berapa banyaknya lelaki yang mencoba mendekati Tiffani melalui saya atau Tiara... hadeh.
Kalau tiara adalah yang paling kalem dan juga orang yang paling netral diantara kami berdua. Karna biasanya saya dan tiffani kerap beradu argumen dan kami sering musuhan ala anak SMP, maka tiara akan berfungsi sebagai penetral.
Kalau saya? Saya yang selalu paling meledak-ledak diantara mereka. Ya.. tipikal lah..

Percakapan kami beragam. Sepertinya kami memang sengaja untuk mambalas dendam pada waktu yang membuat kami terpisah.
Nah ini dia yang bikin menarik.
Saat kami bercerita tentang kisah cinta! HA!
Tiffani ini akan melangsungkan pernikahannya di bulan agustus tahun ini!
Saya cukup kaget menerima kenyataan bahwa Tiffani akan menikah. Kenapa kaget? Karena tiffani masih teramat amat sangat muda, pun calonnya.
Dan kekagetan kedua adalah kisah cinta Tiara yang ternyata langgeng dengan pacarnya semasa SMP yang bernama andi riswandi. Betapa oh betapa rahasia cinta manusia sungguh tak pernah disangka-sangka.

Tiffani sudah berpacaran dengan Andika sejak mereka SMA hingga ya saat ini mereka mau menikah.
Saya yang begitu rumitnya memandang komitmen dalam sebuah hubungan, jelas penasaran, apa yang membuat Tiffani memutuskan menikah muda. Dan inilah percakapan kami :

Saya (S) : "Gimana kamu tau kalo itu jodohmu?"

Tiffani (T) : "Ga tau juga ya, tapi aku ngerasa kalo aku bisa aja kehilangan semuanya, aku bisa aja ga ketemu temen-temen aku. Aku bisa aja... tapi jangan kalo harus kehilangan dika, jangan kalau harus ga cerita sama Dika"

S : "udah, gitu doang?"

T : "iya! Aku butuh dika. Dengan semua yang udah kita lalui bareng, kita pernah dipaksa putus, aku pernah jalan sama cowo lain, tapi dika selalu berjuang buat dapetin aku lagi. Sampe akhirnya, aku juga harus berjuang buat dika"

S : "tapi nikahkan ga gampang tif.."

T : "iya.. aku tau.. termasuk masalah finansial"

S : "Nah itu gimana?"

T : "Jadi gini, aku sempet dateng ke seminarnya IPO right, dia bilang kalo sebenernya ga ada yang harus dikahwatirkan kalo dua orang mau nikah. Malah enak, dua rejeki kebuka jadi satu kan?"

Saya yang mendapat wejangan seperti itu seketika langsung berdoa. Ya Allah, berikan pada saya seorang lelaki yang mau memperjuangkan saya dengan teramat sangat dan seorang lelaki yang bagi saya, kehadirannya adalah cukup bagi saya. Hahahaha...

Beda Tiffani beda tiara.
Tiara justru sedang dilanda kegalauan tiada tara karena pacarnya yang begitu kolot pemikirannya. Belum menjadi istri saja, pacarnya sudah melarang Tiara untuk ini dan itu dan menuntut tiara macam-macam. Ya jelas dia galau ya..

Sementara saya?
Saya pendengar yang baik.
Karena hanya saya yang tidak punya pacar dan saya yang tidak punya cerita cinta yang happy ending. Ya sudahlah ya...
Dan banyak lagi yang kami bicarakan..
Ga ada yang lebih nyenengin saat 3 sahabat kembali bertemu. Doa kami bersama adalah kami akan saling berkomunikasi dan kembali bertemu saat pernikahan Tiffani dibulan Agustus, wisuda tiara dibulan desember, dan wisuda saya dibulan november. Ohya, bicara soal menikahnya Tiffani, saya seharusnya membawa pasangan. Karena Tiara pasti akan mengajak Riswandi, lah saya? :(

Kata orang, sahabat adalah teman dikala kita bisa menjadi diri kita apa adanya. Kata orang, sahabat adalah orang yang kita harap ada disaat terbaik kita dan disaat terburuk kita. Kata orang, sahabat adalah orang yang akan selalu mendukung.
Tapi bagi saya, sahabat adalah mereka yang selalu mengingat dan mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya tanpa diminta.

Reuni besar ini terwujud karena campur tangan Tuhan yang dengan baik mampu membuat kami bertemu di waktu yang tepat.
3 hari bukan waktu yang lama untuk mengganjar absennya kami dikehidupan kami. Tapi setidaknya, kami bisa saling berbagi dan melihat wujud kami di kala kami dewasa. Itu cukup untuk membuat kami tau, bahwa kami hanya terpisah jarak dan waktu tapi tidak secara emosional. Ya.. kami tetap sahabat kecil samapai kapanpun :)


NB : Untuk Tiffani Anggraeny Naim dan Tiara Indah Hedyana, angkat gelas untuk persahabatan cantik kita selama hampir 9 tahun ini

#9
#31harimenulis
#bagian2

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall