Suatu hari saya pernah mengantar seorang
teman ke bandara. Sebagai gudangnya pertemuan dan perpisahan, bandara memang
tempat yang tepat untuk melihat pemandangan-pemandangan unik tentang manusia
yang hendak berpisah, atau akan bertemu. Tapi hari itu sepertinya saya
mendapatkan jackpot!
Saat itu, tepat di hadapan saya, ada
sepasang, entah suami-istri, atau entah sepasang kekasih yang hendak berpisah.
Lalu si perempuannya berkata, “mas.. jaga
hatimu buat aku yaa”. Dengan gantle
si lelaki hanya menganggukan kepala dengan mantap seracaya mengiyakan si
perempuan. Pertemuan itu kemudian diakhiri dengan pelukan. Si lelaki masuk ke
bandara dan si perempuan melambaikan tangan. Telenovela sekali deh pokoknya.
Tepat di depan mata saya pula kejadiannya. Mau muntah tapi kok rasanya tidak
sopan.
Ketika teman saya sudah berangkat, saat
dalam perjalanan pulang, saya jadi teringat kejadian tadi saat si perempuan
berkata “mas.. jaga hatimu buat aku yaa”.
Dan kemudian saya bertanya-tanya sendiri apakah
hati memang bisa dikontrol?
Saya ingat kejadian dua tahun silam, saat
saya tidak sengaja jatuh cinta. Itu terakhir kali saya merasa terlibat perasaan
romansa dengan seorang lelaki. Saya katakan tidak senagaja karena saya tidak
meniatkan untuk jatuh cinta pada dia. Kami sudah sama-sama kenal dan berteman,
lalu dengan beberapa hal yang tidak disengaja, tetiba hubungan kami menjadi
sangat dekat, dan tanpa saya sadari, saya terlanjur nyaman berhubungan dengan
dia.
Saat itu, tidak ada ekspektasi apapun yang
saya bebankan untuknya. Pun saya tidak merengek-rengek minta penjelasan tentang
bagaimana hubungan kami, atau apapun itu. Saya mengikuti alur dan lajunya. Mengikuti
dia bermain petak umpet, dan tersesat di labirin. Singkat cerita, kami
menjalani hubungan yang bernama “Jalani Aja Dulu Relationship”. Konon hingga kini, hubungan tipe itu adalah hubungan
yang paling sering dijalani anak-anak kekinian. Buat yang belum pernah atau
akan mengalami, Well, I tell you, Jalani
Aja Dulu Relationship is bullshit!
Engga ada satupun hubungan di dunia ini
yang bisa berjalan dengan niatan ‘Jalanin Aja Dulu’. Apa yang mau dijalanin
kalau gitu? Itu hanya alibi semata. Jadi jangan terpengaruh.
Berhubung detik ini pun saya masih jomblo,
sudah bisa ditebak bagaimana akhir dari hubungan kami kan? Saya tidak perlu
menuliskannya dengan gamblang kan? Oke.
Namun saya bersyukur karena pernag
menjalani “Jalani Aja Dulu” relationship.
Setelah menjalani hubungan seperti itu, saya jadi punya jawaban, bahwa ternyata
hati adalah sesuatu yang tidak bisa dikontrol oleh manusia. Ternyata manusia
itu powerless untuk urusan hati.
Jangankan hati orang lain, menjaga hati sendiri saja kadang kewalahan.
Jika tuan dan puan sekalian saat ini sedang
menjalani hubungan yang dinamakan “Jalani Aja Dulu Relationship”, saran saya hanya satu, segera saja diakhiri.
Kecuali, komitmen “Jalani Aja Dulu Relationship” itu disepakati oleh kedua
belah pihak, yang juga harus dibarengi dengan komitmen akan konsisten menjalani
hubungan itu. Ribet ya?
Memanlah hubungan terbaik dua orang yang
mencintai itu hanya pernikahan. Ujung-ujungnya cuma mau ngomong ini.
Haha. Selamat malam.
#31harimenulis
#bonus
Tidak ada komentar
Posting Komentar