“Tadi malam, jam 4 aku keluar kamar. AKu lihat ombaknya berhenti mendadak, angin juga melemah, mati lampu, dan kulihat ke atas, bintangnya banyak sekali. That’s reminds me of you” Him.
Mengingat bahwa kau telah mengingatku dengan sangat manis, membuatku bertanya, harus bagaimana aku mengingatmu?
Beberapa kisah memang terasa seperti ombak. Datang dengan kencang lalu menghilang. Walau begitu, pada setiap pantai yang kita singgahi, bukankah suara ombak yang akan selalu kita cari?
Tapi seberapa inginnya aku, aku tidak bisa ombak dan menbungkusnya, lalu memasukannya ke koper dan berharap itu akan sama indahnya saat aku letakan di bath up kamar mandi. Ombak harus tetap berada di tempatnya, atau pantai tak akan bernama pantai lagi.
Aku adalah penyinggah yang terpesona dengan ombak, tapi aku tak bisa selamanya bermain ombak. Aku hendak berlayar, aku butuh muara.
Aku titipkan salam pada setiap ombak yang aku temui dalam setiap perjalananku.
Juga pada setiap purnama yang datang, dan tentunya pada setiap bintang yang berkedip di atas.
Semoga selalu sehat dan menyenangkan hidupmu di sana.
Pada kepingan hati yang tertinggal di sana, aku berharap ada waktunya kembali.
Sampai bertemu lagi, divers!
Soure:http://www.luvimages.com/luvphotos/b/black_and_white_sea_dive-2331.jpg |
#31harimenulis
#11-31
#part3
Tidak ada komentar
Posting Komentar