Kamis, 18 Juni 2015

Kemana Niatmu?

"And I don't know where I'm going...
But I know it's gonna be a long time"
(Beating Heart - Ellie Goulding)


Aku jadi ingat lagu lama Dewa 19 yang berjudul ‘Cinta Kan Membawamu’. Liriknya yang cukup melankolis mengingatkanku pada tujuan dari setiap perjalananku. Jika Dewa 19 ingin berkata bahwa cinta yang tidak tahu bagaimana wujudnya itu, bisa membawa seseorang kembali pulang, maka aku ingin berkata bahwa setiap orang akan sampai kepada apa yang diniatkannya dari awal.

Menurut Wikipedia backpacker atau wisata beransel adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang memberatkan atau membawa koper. Biasanya orang yang melakukan perjalanan seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat atau tidur.
Tidak ada definisi khusus dari backpacker itu sendiri. Orang-orang bisa menerjemahkan backpacker-an dengan banyak pengertian. Termasuk sebagai aktivitas berpergian dengan tas besar hanya dengan tujuan eksistensi diri. Ah maaf aku terlalu mengeneralisasi. Tentu tidak semuanya begitu. Dan lagipula, aku juga tidak bisa menebak isi hati dan niatan seseorang dalam berpergian. Pun pergi dengan tujuan eksistensi diri juga bukan sesuatu yang salah.

Backpacker identik juga sebagai perjalanan dengan uang yang terbatas. Itu juga tidak sepenuhnya salah. Asal bisa kuat-kuatan bertahan di jalan, aku pikir tidak susah untuk bisa menempuh perjalanan dan bertemu dengan pojok-pojok menarik di belahan bumi manapun. 

Semua orang punya hak yang sama untuk melakukan eksplorasi, mau itu dengan backpacker atau cara lainnya. Point yang harus dicermati adalah niat. Semua perjalanan itu hanya tergantung pada niat. Jadi kalau niatan perginya adalah demi pengakuan, konon tak ada yang didapat selain pengakuan itu sendiri dan pujian yang basa-basi.
Bagi seorang pejalan, petualang, atau apapun sebutannya, niatan bagaikan adalah kompas. Ketika tersesat maka niat yang akan mengantarkan mereka kembali pada tujuan. Jadi, sangat penting mencari tahu mengapa kita harus pergi. 

Walau begitu, aku sendiri tidak tau pasti mengapa suka sekali berpergian. Aku tidak tahu apa yang sesungguhnya aku cari. Bahkan aku tidak punya niat yang spesifik. Sekalipun pekerjaaan mengharuskanku untuk selalu jalan-jalan, namun aku tetap merasa harus pergi sendiri. 

Aku sedang curiga, apa jangan-jangan ini hanya caraku saja untuk melarikan diri? Hmm.. Bisa jadi.

Seperti perjalananku kali ini menuju Sumbawa dengan metode backpacker. Dari Jakarta aku memesan tiket pesawat menuju Bali. Dari bali aku naik kapal menuju pelabuhan lembar Lombok. Lalu naik angkutan umum, aku menuju pelabuhan kayangan di Lombok dan menuju pelabuhan Pototano di Sumbawa. Tidak rumit-rumit amat kan?

Aku sudah 3 kali pergi ke Sumbawa dengan metode ini. Di Sumbawa aku kenal dengan satu keluarga lokal yang selalu menampungku selama aku disini. Verani hanya memberiku jatah cuti seminggu, artinya aku hanya punya waktu kurang dari seminggu untuk mengurai semuanya. Mengurai apa motifku selalu berpergian.

Kak Re... lama kan disini?” Kata Ibu Joko
Kayaknya cuma sampe lusa deh…”
Loh, kan barusan aja sampe.. biasanya 5 atau 6 hari baru pulang. Ada kerjaan?”
engga sih Bu… pengen pulang aja dulu bentar…”

Mungkin aku harus kembali ke titik awal dan mengingat apa sebenarnya niatanku.



Mungkin memang inilah saatnya, pulang sejenak ke Yogyakarta!


#31harimenulis
#17-31
#kisahRee

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall