"And I don't know where I'm going...
But I know it's gonna be a long time"
(Beating Heart - Ellie Goulding)
Aku jadi ingat lagu lama Dewa 19 yang berjudul ‘Cinta Kan Membawamu’. Liriknya yang cukup melankolis mengingatkanku pada tujuan dari setiap perjalananku. Jika Dewa 19 ingin berkata bahwa cinta yang tidak tahu bagaimana wujudnya itu, bisa membawa seseorang kembali pulang, maka aku ingin berkata bahwa setiap orang akan sampai kepada apa yang diniatkannya dari awal.
Menurut Wikipedia backpacker
atau wisata beransel
adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang
memberatkan atau membawa koper. Biasanya orang yang melakukan
perjalanan seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu
tidur di hotel tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan
untuk beristirahat atau tidur.
Tidak
ada definisi khusus dari backpacker itu
sendiri. Orang-orang bisa menerjemahkan backpacker-an
dengan banyak pengertian.
Termasuk sebagai aktivitas berpergian dengan tas besar hanya
dengan tujuan eksistensi diri. Ah maaf aku terlalu mengeneralisasi.
Tentu tidak semuanya begitu. Dan lagipula, aku juga tidak bisa
menebak isi hati dan niatan seseorang dalam berpergian. Pun pergi
dengan tujuan eksistensi diri juga bukan sesuatu yang salah.
Backpacker identik
juga sebagai perjalanan dengan uang yang terbatas. Itu juga
tidak sepenuhnya salah. Asal bisa kuat-kuatan bertahan di jalan, aku
pikir tidak susah untuk bisa menempuh perjalanan dan bertemu dengan
pojok-pojok menarik di belahan bumi manapun.
Semua orang punya hak yang sama untuk
melakukan eksplorasi, mau itu dengan backpacker atau cara
lainnya. Point yang harus dicermati adalah niat. Semua perjalanan itu
hanya tergantung pada niat. Jadi kalau niatan perginya adalah demi
pengakuan, konon tak ada yang didapat selain pengakuan itu sendiri
dan pujian yang basa-basi.
Bagi seorang pejalan, petualang, atau
apapun sebutannya, niatan bagaikan adalah kompas. Ketika tersesat
maka niat yang akan mengantarkan mereka kembali pada tujuan. Jadi,
sangat penting mencari tahu mengapa kita harus pergi.
Walau begitu, aku sendiri tidak tau
pasti mengapa suka sekali berpergian. Aku tidak tahu apa yang
sesungguhnya aku cari. Bahkan aku tidak punya niat yang spesifik.
Sekalipun pekerjaaan mengharuskanku untuk selalu jalan-jalan, namun
aku tetap merasa harus pergi sendiri.
Aku sedang curiga, apa jangan-jangan
ini hanya caraku saja untuk melarikan diri? Hmm.. Bisa jadi.
Seperti perjalananku kali ini menuju
Sumbawa dengan metode backpacker. Dari Jakarta aku memesan
tiket pesawat menuju Bali. Dari bali aku naik kapal menuju pelabuhan
lembar Lombok. Lalu naik angkutan umum, aku menuju pelabuhan kayangan
di Lombok dan menuju pelabuhan Pototano di Sumbawa. Tidak rumit-rumit
amat kan?
Aku sudah 3 kali pergi ke Sumbawa
dengan metode ini. Di Sumbawa aku kenal dengan satu keluarga lokal
yang selalu menampungku selama aku disini. Verani hanya memberiku
jatah cuti seminggu, artinya aku hanya punya waktu kurang dari
seminggu untuk mengurai semuanya. Mengurai apa motifku selalu
berpergian.
“Kak Re... lama kan disini?”
Kata Ibu Joko
“Kayaknya cuma sampe lusa deh…”
“Loh, kan barusan aja sampe..
biasanya 5 atau 6 hari baru pulang. Ada kerjaan?”
“engga sih Bu… pengen pulang aja
dulu bentar…”
Mungkin aku harus kembali ke titik awal
dan mengingat apa sebenarnya niatanku.
Mungkin memang inilah saatnya, pulang
sejenak ke Yogyakarta!
#31harimenulis
#17-31
#kisahRee
Tidak ada komentar
Posting Komentar