Sabtu, 13 Juni 2015

Percakapan Subuh

 And I'd give up forever to touch you
Cause I know that you feel me somehow 
You're the closest to heaven that I'll ever be 
And all I can taste is this moment 
And all I can breathe is your life 
When sooner or later it's over 
I just don't wanna miss you tonight  
And I don't want the world to see me, cause I don't think that they'd understand 
When everything's made to be broken, I just want you to know who I am.
(Goo Goo Dolls - Irish)



Di sebuah subuh, aku terlibat sebuah pembicaraan lagi dengannya. Dia datang tiba-tiba saja ke hadapanku sambil mengenakan kaus warna biru dongker bertuliskan “Die Young” dan celana jins belelnya itu. Aku tidak begitu terkejut dengan kedatangannya. Dia memang sering datang tanpa undangan dan kami biasanya terlibat pembicaraan super absurb. Kami pernah berbicara tentang sejarah Anne Frank, sesekali membicarakan tentang Gordon Ramsay dan masakannya, terakhir kami membicarakan tentang pernikahan Gibran dan Selvi. Dia memang datang tanpa bisa diduga, dan membawa bahan pembicaraan yang sama tidak terduganya. Dia memang selalu tidak terduga.
Pagi itu pembicaraannya adalah tentang mendengarkan.

“Ree… kamu pernah engga dengerin aku?”
“Aku engga punya pilihan apa-apa Dim selain dengerin kamu”
“Jadi kamu selalu dengerin aku?”
“Dibilangin, I have no choice! Kamu nerocos terus kalau dateng. Ya pastilah aku dengerin” Kataku tanpa berbohong.
“Terus kenapa kamu selalu bilang ‘jangan pergi’?”
“Kali ini kita mau ngomongin apa ya?”
“Kamu tau Ree, dalam sebuah percakapan, kamu justru harus menghargai hal-hal yang engga kamu pahami. Justru malah hal-hal yang engga diceritakanlah yang seharusnya kamu hargai dalam sebuah percakapan. Banyak cerita yang engga diceritakan, dan kamu harus belajar buat menghargai itu. Kamu harus belajar untuk lebih toleran sama kisah yang engga diceritakan. Sesuatu yang engga kamu tau, bukan berarti sesuatu yang engga layak dihargai. Kalau kamu ketemu orang jahat, yang kamu tau, dan yang kamu ingat adalah dia orang jahat, titik. Tapi kan kamu engga tau, ada cerita apa dibaliknya. Dia butuh dihargai atas sesuatu yang engga pernah dia ceritakan Ree… Siapaun orang yang kamu anggap jahat, butuh dihargai untuk sesuatu yang engga pernah sanggup di ceritakan. Everybody have untold stories Ree! Inget itu. Semua orang punya, alam semesta juga.”
“Aku engga anggap kamu jahat, walau kamu pergi”
“Tapi kamu mengutuk keadaan. Sampai kapan kamu mau paham, sesuatu yang kamu angap jahat ini adaalh karena kamu engga paham bahwa inilah yang terbaik buat kamu. I told you, sesuatu yang engga kamu tau, bukan berarti sesuatu yang engga layak dihargai”

Tipikalnya, setelah berbicara panjang dan absurb, dia akan mencium keningku dan berbalik pergi.

“Jangan pergi Dim! Please!”

Siapa sebetulnya yang tidak pernah mendengarkan?

***

Drrrt... drrrt... drrrttt... Alarm handphoneku bergetar dan menunjukan pukul 5 pagi.

Aku mematikan alarm dan menyeka mataku yang basah.



Its time to go!

#31harimenulis
#14-31

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall