Hari senin terakhir di yakati. Seperti
biasa, aktifitas pagi setelah sholat subuh, tadarus, rapat, dan tidur adalah
mengajar di satu-satunya gedung sekolah yang ada di yakati. Mengajar anak-anak
ini sebetulnya adalah satu pengalaman yang sampai kapanpun tak akan bisa saya
lupakan. Ya bagaimana tidak, anak-anak ini menguji kesabaran saya dengan amat. Saya
kebagian mengajar kelas 1. Dan seperti halnya anak kelas 1 pada umumnya, mereka
susah sekali diatur. Ada yang memangis, ada yang berlarian ingin keluar kelas,
ada yang bermain sendiri, ada yang merengek minta pulang, tapi ada juga yang
fokus belajar. Seperti hari ini, kami belajar berhitung dengan menggambar. Yang
kemnudian membuat pagi ini merinding adalah saat mereka menyanyikan lagu wamesa
dan papua barat. Ah, bagus sekali ssat mereka menyanyikan lagu itu. saya sadar
tak akan lama lagi saya tak akan bisa mendengarkan celoteh ramai dan juga lagu
itu dinyanyikan.
Kemarin malam juga, setelah uda
uki sakit diare karena makan tempe papua, fauzan menyusul dengan demam dan
muntah-muntah. Tak tahu apa yang menyerang anak itu, tapi dia yang biasanya
ceria dan suka membully kita semua se
kkn mendadak diam dan kesakitan di bagain perut. Semaleman dia muntah-muntah,
dan untungnya pagi ini, kondisinya jauh lebih membaik. Ya semoga saja sisa hari
hari berikutnya yang tinggal 5 hari ini bisa berkesan. ohya setelah gonjang
ganjing kedatanagan bupati, semalam kepala desa yang sudah tidak menampakan batang
hidungnya selama bertahun-tahun, datang di pastori kami dengan pakaian ala-ala
buroanan dan menyatakan kekecewaannya dengan pemda. Dan karena saya tersulut
rasa kecewa karena rasa sayang dengan masyarakat Yakati, sayapun dengan agak
kurang ajar mempertanyakan tanggung jawabnya sebagai kepala desa yang
meninggalakan masyarakat.
Huft.
Yakati, 6 Agustus 2012
Tidak ada komentar
Posting Komentar