“You give me something, and makes
me scared alright. That could be nothing, but im willing to get it try…”
Bagi saya, orang yang terakhir kali
masuk dalam tim KKN unit 63 ini, ada tantangan tersendiri dari segi pergaulan.
Selain sinema, riko dan tentu saja fauzan, tak ada orang yang saya kenal baik
di KKN ini. Sinema dan riko saja, pada awalnya juga tidak begitu akrab dengan
saya. ya hanya fauzan seoranglah, orang yang paling saya kenal sekaligus akrab
dengan saya.
Fauzan ini anak jurusan Adminitrasi
Negara (AN) yang sekarang berubah nama menjadi MKP. Dulunya fauzan dan saya
berada di SMA yang sama. Walaupun beda kelas, tapi di akhir kelas 3 entah
mengapa kami berdua jadi sangat dekat, hingga di awal masuk kuliah juga kami
masih dekat. Bahkan Fauzan ini ada saat saya berada di masa-masa SNMPTN yang
mendebarkan itu. Tapi seperti awal kedekatan kami yang tak tahu bagaimana
caranya, kerenggangan kami juga tak tahu bagaimana ceritanya. Ya tahu-tahu kami
lost contact satu sama lain.
Hingga saya sempat jadian dengan
seorang oknum L.R, dan fauzan menchat saya di facebook suatu pagi untuk
menanyakan kebenaran kabar itu, semenjak itu kami sempat beberapa kali
berkomunikasi.
Hingga ini lah dia. Saya dan fauzan
berada di satu Unit KKN yang sama, tak hanya satu UNIT tapi juga satu sub unit.
Saya sempat risau waktu tau
ternyata saya tidak satu sub unit dengan fauzan melainkan dengan sinema, karena
saya pikir hanya dia teman saya yang bisa jadi tong sampah saya selama KKN.
Secara saya tidak mengenal siapapun lagi selain dia dan sinema. Tapi ya
sudahlah, toh setidaknya saya akan se subunit dengan sinema. Tapi karena
insiden “mama tersayang” whateva… akhirnya saya dan fauzan menjadi satu sub
unit. Yeay!
Tak
terhitung berapa kali saya merepotkan Fauzan selama proses KKN berlangsung.
Saat saya sedang datang bulan. Saya
ingat, di suatu pagi, saya memanggil dia keluar kamar, dan berbisik pelan “Zan.. aku mens nih.. bantuin ngambil air
yaaaa…” karena air berada di tempat yang jaaaauhh, dan kemampuan saya
mengambil air hanya maksimal 2 dirirgen sekali jalan dan pula saya butuh banyak
air untuk membersihkan yang harus dibersihkan, maka tentu saja, saya butuh
tenaga tambahan. Dan fauzan orangnya.
Saat
kaki saya luka-luka akibat agas dan juga akibat berkunjung ke woroboy, saya
menjadi demam. Kaki saya keluar nanah dan harus dibersihkan. Yang membersihkan
mas yoyo dan mbak mus memang, tapi fauzanlah yang jadi tumbal saya. fauzan yang
saya tarik-tarik bajunya, dan bajunya juga saya gunakan untuk lap ingus, karena saya
teriak-teriak sambil nangis. Ya fauzan ini lah…
Saya
yang jatuh-able karena jalan di Papua yang teramat licin ini selalu
mengandalkan lengan fauzan. Saya menggandeng erat lengan fauzan saat saya
berjalan agar saya tidak terjatuh. Padahal fauzan juga kerap jatuh juga
sebetulnya..
Saat
saya malas, bingung, atau apapun yang berhubungan dengan memberikan
pennyuluhan, maka akan selalu ada fauzan untuk membantu saya menerangkan apa
yang saya maksudkan ke pada masyarakat. Dan kemudian, proses penyuluhan akan
aman terkendali.
Kesannya
fauzan baik banget ya?
Well, dia menyebalkan
kok aslinya!
Selain waktu dia sakit, tidak ada
hari tanpa dia membully anak-anak KKN atau nyinyirin orang-orang. Seriusan deh,
selalu saja ada yang dia bully. Kadang sebel juga saya dengernya. Belum lagi
fauzan ini orangnya rempong lahir batin dalam hal makanan. Dia ga suka susu
putih. Jadi kalau kita makan jelly yang di kasih susu kental manis putih, dia
harus makan di piring yang berbeda. Dia ga suka udang, katanya kalau makan
kebanyakan akan terjadi hal buruk padanya. Hal apa coba? Jadi kerdil gitu?
Hahhaa.. dia enggak suka terong, katanya gini “aku belum nemuin, enaknya terong dimana” atau “aku suka terong, tapi ga bisa banyak-banyak”. Dia ga bisa
makan-makanan yang bisa membuat asam urat. Fauzan baru berusia 22 tahun dan
sudah terkena asam urat, are you kidding
me or something? Asam urat? Kamu?
Kebiasaannya yang jarang mandi juga
kadang jadi bulan-bulanan anak-anak KKN. Ditambah dia suka meletakan
“barang siapa” dia mana saja. Di dekat
beras, di belakang pintu kamar cowo, di jemuran, ah ya pokoknya itu pasti punya
fauzan. Apalagi pas makan sahur. Udah kalau dibangunin susah, sekalinya bangun
lebih lama ngomongnya dari pada makannya. Awr! Hahahaha :D
Fauzan juga sih yang membuat
suasana di pastori jadi lebih ceria. Dia, dedi, dan mas yoyo selalu saja
menemukan hal baru untuk ditertawakan. Kalau tidak ada mereka bertiga, pasti
sepi deh..
Fauzan orang PERTAMA yang membuat
saya hingga detik ini berfikiran tentang DIET!!! Dia yang mengenalkan saya pada
timbangan dan dia pula yang membuat obrolan tentang berat ideal. Aaaaaaaaaaa
salahkan fauzan kalau tiba-tiba saya jadi terkena anoreksia!!
Overall,
fauzan lah yang selalu menemani saya, saat saya ingin dan harus ditemani.
Pundaknya fauzan itu avalaible 24 jam (kecuali pas dia tidur) kalau-kalau saya membutuhkan.
The most yang membuat saya sangat berterimakasih pada dia adalah saat dia
menemani saya ketika saya habis terkena insinden “kemasukan”. Insiden yang
membuat perut saya mulas dan muntah-muntah juga disertai
insiden-yang-katanya-anak-anak-adalah-kemasukan. Insiden itu terjadi TEPAT di malam perpisahan kami.
Malam itu seharusnya kami ber10
menghadiri acara perpisahan yang telah diadakan oleh warga, tapi karena saya
habis terkena “insiden” maka mau tidak mau saya harus beristirahat di pastori.
Sebetelunya saya merasa baik-baik saja kalaupun ditinggal sendiri, tapi
kemudian fauzan menemani saya dan mengorbankan waktunya untuk saya sehingga
tidak menghadiri acara perpisahan itu. for
me, that a simple romantic thing, actually, im impressed.
Ya walaupun fauzan berkata “ enggak kok, aku juga males
kesana..” tapi saya merasa sangat merepotkan dia. Ya harusnya dia pergi ke
malam perpisahan itu, lagipula siapa saya yang harus ditungguin dan membuat dia
melewatkan moment yang pastinya tidak akan terulang lagi. Yakan? Apapun alasan
dia untuk tetap tinggal di malam hanya untuk menemani dan menjaga saya, entah
itu karena pada dasarnya dia malas pergi, merasa tidak ada lagi yang dekat
dengan saya sehingga dia merasa harus menemani saya, atau memang dia peduli pada
saya, yang jelas, saya sangat berterimakasih pada sebuah pengorbanan yang manis
di malam itu. thans zan.. :)
Bahkan
setelah KKN nyaris selesai dan kami berada di Bintuni, fauzan juga yang ada di
sebelah saya saat saya menangis tidak karuan karena seorang oknum L.R jadian.
Fauzan yang menenangkan saya dan memberikan saya “logika” untuk tidak lagi
memikirkan tentang si oknum itu. ya walalupun itu tidak berhasil, setidaknya
fauzan menenangkan saya dari tangisan dahsyat dan sumpah serapah untuk manusia
yang satu itu.
Bagi saya, fauzan memang tidak lagi sederhana. Dengan semua
hal yang dia lakukan untuk saya selama KKN, memang fauzan adalah pahlawan *cuih
pret*. Pahlawan yang menyebalkan dan membetekan!!!! Hahaha
You have to know zan,
aku selalu suka kalo kamu ketawa apa senyum #eaaaaaa
Oke. Enough. We’re FRIENDS! dan tulisan ini sebagai bentuk rasa terimakasih atas semua kebaikan yang dia lakukan pada saya *toss
Tidak ada komentar
Posting Komentar