Sabtu, 01 September 2012

Hemat makan ya nak..


Dengan medan yang jauh dari peradaban, juga tak adanya warung atau pasar yang terjangkau. Maka jelas kami harus pintar-pintar mengolah makanan yang ada. kami memang membawa semua bahan makanan di awal keberangkatan. Dan juga pemerintah daerah yang ikut menyumbang alat masak dan juga bahan makanan seperti beras, mie, telur, sayur, minyak dan lain sebagainya. Jelas, kami harus pintar-pintar dalam mengolah makanan. Jangan samapi kami kelaparan atau teralalu boros sehingga hanya makan mie atau sarden saja. Cuaca papua yang kadang tak menentu tak boleh membuat stamina kami turun. Apalagi jika fisik kami drop, nyamuk malaria akan lebih mudah “membunuh kami”. Beruntunglah kami punya mbak mustika (seperti merek alat masak kami) yang selalu punya pikiran dan juga cerewet tentang urusan kerumah tanggaan. Jadi kami selalu bisa makan bergizi.

kami buka puasa dengan kolak! terpujilah yang piket!


Jadi ketika kami butuh serat, maka ada mengingatkan bahwa kami harus masak jelly atau agar. Dan kami akan memakannya setelah tarawih.

Jika telur belum habis dan nyaris busuk, ada yang mengingatkan.

Jika selama dua hari kami tidak masak yang ada kuahnya, juga ada yang mengingatkan.

Dan mbak mus ini bersih sekali kalau masak. Jadi semuanya harus dicuci bersih, semuanya. Semuanya. (ya memang harusnya seperti itu sih, tapi berhubung saya, faizal, dan ozi, ya kadang ditambah uda, fauzan, dan dedi ini orang cuek, jadi kalau masak, agak suka jorok gitu.) mbak mus tidak sendiri, ada mas yoyo, mbak fitri, juga mbak omi yang harus diwaspadai. Jika ketahuan mereka kalau selama kita masak tidak higienis, wah wah wah.. tamatlah sudah. Hahahaha

Anyway, we love you kok mbak mus!

Tapi, Allah SWT memang maha penyayang. Hari ini, melalui tangan kakak spanyel, Dia memberikan kami udaaaaang!!! Aaah… sungguh membahagiakan buka puasa hari ini.
Makan udang di hari ini, ada enaknya ada tidaknya.
Enaknya, ya enak karena kami bisa makan udang.



Tidak enaknya,
Karena saya yang piket! Jeng jeng jeng.
Selalu deh, setiap kali mbak mus, mas yoyo, dan entah siapa satunya lagi masak. Masakannya pasti enak tapi pasti membutuhkan semua alat masak dan peralatan masak yang kotor menjadi banyak sekali dibandingkan dengan yang masak anak lainnya. Entah apes atau apa, tapi ketika yang harus dicuci itu banya selalu saja pas saya, fauzan, dan ozi yang piket. Jadilah, saya, fauzan, dan ozi yang harus membawa seluruh pelaratan masak dan makan itu ke laut dan mencuci disana.
Oh iya, saya mau cerita tentang piket.
Karena piket itu punya 3 tugas. Satu mengambil air. Dua, menyapu rumah. Tiga mencuci piring! Jadi setiap piket pasti yang bersangkutan menjadi agak sibuk. Ya seperti saya hari ini. saya dan dua lelaki itu harus membawa semua peralatan itu untuk dicuci malam-malam yang gelap dan tidak ada lampu.

lihat jalan di belakang saya? nah airnya masih jauh ada di bawah.. dan kalau malam gelap GULITA


Mau tau piket ala kami? Piket ala kami berbeda dengan piket kelompok lainnya. Pembagian tugasnya seperti ini :

Fauzan dan ozi : membawa seluruh peralatan kotor dari rumah ke tempat cuci. Ipeh ga boleh bawa apa-apa. Nanti kulitnya lecet!

Ipeh : mencuci! Termasuk menyabuni dan membilas. Serambi ipeh mencuci, fauzan dan ozi akan berdebat ga penting! -__-



Kenapa fauzan dan ozi tidak ikut menyentuh aktivitas mencuci piring? Karena fauzan kalo nyuci ga bersih. Dan kalau ozi nyuci piring, saking bersihnya jadi luamaaa! So, biarkan saya yang melakukannya.

Yeaah..
J

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall