Dengan medan yang jauh dari
peradaban, juga tak adanya warung atau pasar yang terjangkau. Maka jelas kami
harus pintar-pintar mengolah makanan yang ada. kami memang membawa semua bahan
makanan di awal keberangkatan. Dan juga pemerintah daerah yang ikut menyumbang
alat masak dan juga bahan makanan seperti beras, mie, telur, sayur, minyak dan
lain sebagainya. Jelas, kami harus pintar-pintar dalam mengolah makanan. Jangan
samapi kami kelaparan atau teralalu boros sehingga hanya makan mie atau sarden
saja. Cuaca papua yang kadang tak menentu tak boleh membuat stamina kami turun.
Apalagi jika fisik kami drop, nyamuk malaria akan lebih mudah “membunuh kami”.
Beruntunglah kami punya mbak mustika (seperti merek alat masak kami) yang
selalu punya pikiran dan juga cerewet tentang urusan kerumah tanggaan. Jadi
kami selalu bisa makan bergizi.
kami buka puasa dengan kolak! terpujilah yang piket! |
Jadi ketika kami butuh serat, maka ada mengingatkan bahwa
kami harus masak jelly atau agar. Dan kami akan memakannya setelah tarawih.
Jika telur belum habis dan nyaris busuk, ada yang
mengingatkan.
Jika selama dua hari kami tidak masak yang ada kuahnya, juga
ada yang mengingatkan.
Dan mbak mus ini bersih sekali kalau masak. Jadi semuanya
harus dicuci bersih, semuanya. Semuanya. (ya memang harusnya seperti itu sih,
tapi berhubung saya, faizal, dan ozi, ya kadang ditambah uda, fauzan, dan dedi
ini orang cuek, jadi kalau masak, agak suka jorok gitu.) mbak mus tidak
sendiri, ada mas yoyo, mbak fitri, juga mbak omi yang harus diwaspadai. Jika
ketahuan mereka kalau selama kita masak tidak higienis, wah wah wah.. tamatlah
sudah. Hahahaha
Anyway, we love you kok mbak mus!
Tapi, Allah SWT memang maha penyayang. Hari ini, melalui
tangan kakak spanyel, Dia memberikan kami udaaaaang!!! Aaah… sungguh
membahagiakan buka puasa hari ini.
Makan udang di hari ini, ada enaknya ada tidaknya.
Enaknya, ya enak karena kami bisa makan udang.
Tidak enaknya,
Karena saya yang piket! Jeng jeng jeng.
Selalu deh, setiap kali mbak mus, mas yoyo, dan entah siapa
satunya lagi masak. Masakannya pasti enak tapi pasti membutuhkan semua alat
masak dan peralatan masak yang kotor menjadi banyak sekali dibandingkan dengan
yang masak anak lainnya. Entah apes atau apa, tapi ketika yang harus dicuci itu
banya selalu saja pas saya, fauzan, dan ozi yang piket. Jadilah, saya, fauzan,
dan ozi yang harus membawa seluruh pelaratan masak dan makan itu ke laut dan
mencuci disana.
Oh iya, saya mau cerita tentang piket.
Karena piket itu punya 3 tugas. Satu mengambil air. Dua,
menyapu rumah. Tiga mencuci piring! Jadi setiap piket pasti yang bersangkutan
menjadi agak sibuk. Ya seperti saya hari ini. saya dan dua lelaki itu harus
membawa semua peralatan itu untuk dicuci malam-malam yang gelap dan tidak ada
lampu.
lihat jalan di belakang saya? nah airnya masih jauh ada di bawah.. dan kalau malam gelap GULITA |
Mau tau piket ala kami? Piket ala kami berbeda dengan piket
kelompok lainnya. Pembagian tugasnya seperti ini :
Fauzan dan ozi : membawa seluruh peralatan kotor dari rumah
ke tempat cuci. Ipeh ga boleh bawa apa-apa. Nanti kulitnya lecet!
Ipeh : mencuci! Termasuk menyabuni dan membilas. Serambi
ipeh mencuci, fauzan dan ozi akan berdebat ga penting! -__-
Kenapa fauzan dan ozi tidak ikut menyentuh aktivitas mencuci
piring? Karena fauzan kalo nyuci ga bersih. Dan kalau ozi nyuci piring, saking
bersihnya jadi luamaaa! So, biarkan saya yang melakukannya.
Yeaah..
J
Tidak ada komentar
Posting Komentar