"lebih baik disini... rumah kita sendiri.."
Kami tinggal di pastori. Rumah pendeta yang rumahnya terbuat
dari kayu. Full of kayu. Di hari kedua kedatangan kami, kami langsung menghias
dan menata rumah dengan teramat baik dan apik hingga tercipta rumah yang nyaman
dihuni untuk 10 orang selama sebulan lebih ini. Ada dua kamar untuk kami tidur,
dan satu kamar untuk ruang “danlainlain”, ya ruangan untuk menyimpan mulai dari
bahan makanan, pakaian semi kering, peralatan program dan alat mandi dan cuci
kami semua. Lalu ada pula ruang serba guna yang letaknya di tengah. Sangat
serba guna, jika siang digunakan untuk beraneka macam pertemuan, muali mengadakan
kelompok belajar untuk anak, rapat di pagi hari, makan bersama, bercengkaram santai,
sholat tarawaih, sholat subuh berjamaah hingga menyambut warga yang hilir mudik
datang tak kunjung berhenti. Ruangan yang tidak begitu luas, tapi sungguh
multifunsgi dan sangat nyaman. Terdapat dua meja. satu besar dan kecil. Yang
besar adalah meja kerja kami dan meja laporan sementara meja kecil untuk
menyimpan barang-barang yang biasa kami bawa. Terdapat 4 jendela sehingga ventilasi
dan penerangan lancer jaya sekali. Kemuadian, dibelakang yang dibatasi pintu,
terdapat ruang makan sekaligus dapur. Kami menggunakan kompor minyak (yang itu
juga kami hemat penggunaannya) untuk memasak ditambah dengan satu meja makan
multifungsi. Dibelakangnya lagi ada sebuah kamar mandi yang bersih. tempat kami
biasa antri membuang yang harus dibuang. Dan kami ada dapur outdoor yang ditutupi tenda, disana kami
masak dengan menggunakan kayu bakar. Letakanya yang diluar dan ditutupi matras
jadi jikapun hujan tidak masalah.
Di teras terdapat dua buah kursi
yang jika malam bisa langsung menatap langit yang penuh dengan bintang juga
view pegunungan. Sungguh pastori yang menyenangkan.
Pastori kkn :)
ini tampak depan. anak-anak sering sekali main kesini |
ini kamar lelaki |
ini kamar wanita |
ini ruang serbaguna kami tercinta. Dibelakangnya dapur |
ini tampak depan |
nah ini dia. Tempat "barang siapa-barang siapa" dijemur |
ini tempat kami selama 5 minggu |
ada satu perasaan kacau yang menyeruak. Ingin keluar namun tertahan. Ada rasa ingin tahu yang bersembunyi malu-malu. Siapa lagi kini yang bisa mendengar? siapa lagi kini yang bisa merasa?
ah, tapi sepertinya ini bersumber dari ketidakmampuan saya untuk bertanya "kamu, apa kabar?"
sesederhana itu saja.. kekesalan ini bersumber. Rindu yang tak tahu malu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar