Saat selesai melakukan observasi,
saya tertarik pada dua papa. Dua papa yang saya suka disini, yang satu bernama
papa Agus dan yang satu bernama papa Yohanes.
Mengapa? Karena bagi saya, papa Agus
ini adalah papa yang bisa memberikan influence
yang cukup besar bagi masyarakat disini. Caranya yang cukup humble bisa membuat masyarakat yakati
ini segan dengan beliau.Bisa dikatakan, papa Agus ini adalah papa yang sudah
berumur tapi masih berjiwa muda. Hampir setiap saya bertemu dengan papa Agus,
beliau selalu membawa senapan dan menyapa saya dengan nada yang dibuat galak “Alifa, mo pi mana e?”
Dan yang kedua adalah papa
Yohanes. Beliau saya nobatkan sebagai papa favorit. Awal bertemu papa Yohanes
adalah ketika saya melakukan survey. Beliau, mempunyai pikiran revolusioner dan
paling berwawasan. Beliau juga menurut saya, adalah papa yang paling cerdas dan
berintelektual diantara papa-papa yang lainnya yang ada di Yakati. Beliau
mempunyai anak-anak yang sudah sarjana. Dengan fikirannya yang tergolong maju,
beliau berkata "apa pi lagi mau
dibuat kita ini yang tua-tua kalo bukan kasih pendidikan mereka yang muda? saya
ini hanya bisa kasih pendidikan, biar nanti saya tua mereka bisa bisa pintar.."
Jujur ketika saya bercakap dengan
papa Yohanes, saya cukup terharu saat melihat dan mendengar penjelasan beliau
terhadap yakati dan papua secara keseluruhan. Beliau berkata bahwa pendidikan
dan pemimpin adalah dua hal yang penting untuk kemajuan yakati saat ini. Dan
pemerintahpun seharusnya dapat menjadi pihak yang mampu membuaat itu menjadi
kenyataan dengan pendidikan yang dimiliki. Pikiran papa Yohanes ini cukup
cerdas dibandingkan pikiran papa lainnya di yakati. Ya walaupun terdengar klise,
tapi at least papa Yiohanes paham
akan kebutuhan dari Yakati.
Mendengar cerita dan harapan dari
papa Yohanes ini, membuat saya merasa sangat bahagia bisa berada disini. Entahlah,
saya merasa beruntung bisa menjadi orang yang secara langsung bisa melihat
kondisi dan masalah orang-orang disini dan kemudian dengan pengetahuan yang
saya miliki, mampu untuk membantu orang-orang ini. KKN ini membuat saya berfikir bahwa papua, tidak hanya mengejutkan saya
secara fisik tapi juga masyarakatnya yang sangat unik. Percakapan siang ini
membuka banyak pikiran tentang banyak hal.
Di hari yang sama, saya dan
fauzan juga menemui panah dan tombak khas papua yang dipakai untuk berburu.
Saat saya melakukan observasi di beberapa rumah yang berada di darat (ini
sebutan bagi mereka yang rumahnya jauh dari mata air), lagi-lagi saya merasa
takjub dengan pemandangan di Papua. Dari sini saya bisa melihat view yang
sangat bagus sekali. Ah.. Papua ini memang the best.
Dan dalam tahap ini, saya setuju dengan apa yang dikatakan
papa Yohanes, bahwa desa yang kurang berkembang seperti ini butuh pemimpin dan
juga motivasi bagi masyarakatnya. Karena pada dasarnya, mereka sudah mempunyai
tatanan masyarakat yang lumayan terstruktur. Mereka sudah memiliki aparat desa
dengan pembagian jabatan yang sederhana. Tapi masalahnya adalah mereka tidak
paham apa yang harus dilakukan dan apa siapa pemimpin mereka. Kepala desa yang
seharusnya berada di desa dan menjadi pemimpin mereka justru malah tidak pernah
berada di tempat. Dan dikatakan bahwa pemimpin desanya telah meninggalkan
Yakati semenjak 7 bulan yang lalu. Dan ya jadinya seperti ini, Yakati menjadi
terkatung-katung.
Pekerjaan
rumah yang cukup berat bagi kami. Karena yang harus kami bangkitkan adalah
semangat mereka untuk bergerak. Kami harus bisa meyakinkan mereka bahwa tanpa
pemimpinpun, mereka harus tetap harus berjuang.
Yakati, 15 Juli 2012
Tidak ada komentar
Posting Komentar