Sabtu, 01 September 2012

hasil observasi


Saat selesai melakukan observasi, saya tertarik pada dua papa. Dua papa yang saya suka disini, yang satu bernama papa Agus dan yang satu bernama papa Yohanes.
Mengapa? Karena bagi saya, papa Agus ini adalah papa yang bisa memberikan influence yang cukup besar bagi masyarakat disini. Caranya yang cukup humble bisa membuat masyarakat yakati ini segan dengan beliau.Bisa dikatakan, papa Agus ini adalah papa yang sudah berumur tapi masih berjiwa muda. Hampir setiap saya bertemu dengan papa Agus, beliau selalu membawa senapan dan menyapa saya dengan nada yang dibuat galak “Alifa, mo pi mana e?”

Dan yang kedua adalah papa Yohanes. Beliau saya nobatkan sebagai papa favorit. Awal bertemu papa Yohanes adalah ketika saya melakukan survey. Beliau, mempunyai pikiran revolusioner dan paling berwawasan. Beliau juga menurut saya, adalah papa yang paling cerdas dan berintelektual diantara papa-papa yang lainnya yang ada di Yakati. Beliau mempunyai anak-anak yang sudah sarjana. Dengan fikirannya yang tergolong maju, beliau berkata "apa pi lagi mau dibuat kita ini yang tua-tua kalo bukan kasih pendidikan mereka yang muda? saya ini hanya bisa kasih pendidikan, biar nanti saya tua mereka bisa bisa pintar.."

Jujur ketika saya bercakap dengan papa Yohanes, saya cukup terharu saat melihat dan mendengar penjelasan beliau terhadap yakati dan papua secara keseluruhan. Beliau berkata bahwa pendidikan dan pemimpin adalah dua hal yang penting untuk kemajuan yakati saat ini. Dan pemerintahpun seharusnya dapat menjadi pihak yang mampu membuaat itu menjadi kenyataan dengan pendidikan yang dimiliki. Pikiran papa Yohanes ini cukup cerdas dibandingkan pikiran papa lainnya di yakati. Ya walaupun terdengar klise, tapi at least papa Yiohanes paham akan kebutuhan dari Yakati.
Mendengar cerita dan harapan dari papa Yohanes ini, membuat saya merasa sangat bahagia bisa berada disini. Entahlah, saya merasa beruntung bisa menjadi orang yang secara langsung bisa melihat kondisi dan masalah orang-orang disini dan kemudian dengan pengetahuan yang saya miliki, mampu untuk membantu orang-orang ini. KKN ini membuat saya berfikir bahwa papua, tidak hanya mengejutkan saya secara fisik tapi juga masyarakatnya yang sangat unik. Percakapan siang ini membuka banyak pikiran tentang banyak hal.

Di hari yang sama, saya dan fauzan juga menemui panah dan tombak khas papua yang dipakai untuk berburu. Saat saya melakukan observasi di beberapa rumah yang berada di darat (ini sebutan bagi mereka yang rumahnya jauh dari mata air), lagi-lagi saya merasa takjub dengan pemandangan di Papua. Dari sini saya bisa melihat view yang sangat bagus sekali. Ah.. Papua ini memang the best.


ini tombaknya, dan cara penggunaannya



Dan dalam tahap ini, saya setuju dengan apa yang dikatakan papa Yohanes, bahwa desa yang kurang berkembang seperti ini butuh pemimpin dan juga motivasi bagi masyarakatnya. Karena pada dasarnya, mereka sudah mempunyai tatanan masyarakat yang lumayan terstruktur. Mereka sudah memiliki aparat desa dengan pembagian jabatan yang sederhana. Tapi masalahnya adalah mereka tidak paham apa yang harus dilakukan dan apa siapa pemimpin mereka. Kepala desa yang seharusnya berada di desa dan menjadi pemimpin mereka justru malah tidak pernah berada di tempat. Dan dikatakan bahwa pemimpin desanya telah meninggalkan Yakati semenjak 7 bulan yang lalu. Dan ya jadinya seperti ini, Yakati menjadi terkatung-katung.

            Pekerjaan rumah yang cukup berat bagi kami. Karena yang harus kami bangkitkan adalah semangat mereka untuk bergerak. Kami harus bisa meyakinkan mereka bahwa tanpa pemimpinpun, mereka harus tetap harus berjuang.


Yakati, 15 Juli 2012

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall