Rabu, 19 September 2012

touchdown jawa


Meninggalkan bumi cendrawasih.
Sebuah perjalanan panjang dengan pengalaman yang tak terhingga banyaknya. Siapa yang sangka, orang seperti saya ini bisa menginjakan kaki di wilayah paling timur indonesia. Sebulan berhubungan dengan agas, tai anjing dimana-mana, air yang jauh bahkan untuk pipis sekalipun. Terputus dari arus informasi juga dari segala macam bentuk kemudahan peradaban. Tidak merasakan es teh, adzan, roti, ataupun iklan tau baliho ramadhan. Ya saya terisolir. Dan bagaimana rasanya? well, seru sekali. Tidak ada penyesalan bagi saya pergi ke papua. Perjalanan panjang hingga menuju yakati adalah best journey ever. Dan yakati adalah desa yang sangat menakjubkan.

HEY, Saya bisa. Saya mampu. Dan Papua tidak seburuk apa yang orang fikirkan. Dan benar adanya bahwa mengunjungi papua itu menguji keindonesiaan kita.
Seribu hal yang saya dapatkan di bumi cendrawasih membuat saya enggan beranjak. Namun kini saatnya saya pulang.
Meninggalkan bumi cendrawasih dan entah kapan bisa kembali lagi.

Hari ini kami ber 20 bersiap untuk terbang menuju jawa. Semua pengalaman saat tiba di Papua kami jadikan pengalaman saat kami pulang. Saat di bandara misalnya, kami lebih prepare untuk mengurusi barang bawaan dan lebih awas lagi agar tidak ada barang yang tertinggal atau bermasalah. Bandara manokawari lebih baik daripada awal kita berangkat.


Dan kali ini tidak ada transit yang melelahkan. Hanya turun sejenak di makassar dan langsung menuju Surabaya. Semua lelah ini terbayar sudah. Akhirnya KKN yang 'jelas tapi tidak jelas' ini berakhir, dan ibarat film, dengan happy ending.

bareng bang budi . cocok ga? :)



Terimakasih Tuhan pada kemudahan dan jalan yang diberikan pada saya untuk dan menginjak papua dan mencicipi pengalaman tak terlupakan...

 hai jawa, im back



14 juli, Surabaya, Travel

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall