Ini adalah malam minggu, dan kami
baru saja merasakan shock therapy!!!
Ya bagaimana tidak, warga memberitahu kami bahwa akan ada
acara adat. Jelas kami sangat tertarik dan bersemangat. Bersiaplah kami dengan
jaket, dan kemudian kami pergi ke.. ke.. (aduh bagaimana ya saya ceritakan
tempatnya) ke tempat pertemuan di luar ruangan lah pokoknya.
Disana sudah ada musik yang diputar dengan volume maksimal.
Kami sempat bingung karena kok, masyarakatnya tidak prepare apa-apa.. lah mana acara adatnya..
Oke, kamipun menunggu apa yang akan terjadi, hingga kemudian
seorang warga yang daritadi heboh untuk mengajak kami pergi berkata “ ayo kakak, joget sudah..”.
“WHAAAAAAAAT???”
Kami bersepulu hanya mampu melempar pandangan tidak mengerti
kepada satu sama lain.
Apa-apaaaaa
ini……
Jadilah, bukan kami yang menonton dan melihat acara
tradisional dari masyarakat, tapi justru kamilah yang dilihat oleh orang
sekampung untuk joget! Oh yeah.. beybeh,
put ur hands up. yeaah
Joget apa? Joget sealakadarnya. Doh gusti, saya bukan anak
tari, bukan akan breakdance, tidak pernah ikut cheerleaders, apalagi dugem.
Jadi saya joget apa coba?????
Tapi
untunglah, melihat kami berjoget, masyarakat kemudian ikut berjoget bersama
kami. Jadilah kami berjoget absurd bersama-sama! Yeaay! Beri tepuk tangan
meriah pada kami…
ya, ada sih sebetulnya gerakan khas mereka, seperti
menghentakan kaki ke tanah dengan kencang dan berputar-putar. Ya tapi itu saja,
selebihnya… joget maaaaang!
ini kormasit saya loh.. |
capek man! |
ihik! |
Acara baru
diakhiri pada tengah malam, sungguh betapa kuatnya meraka berjoget. Ada bahkan
anak kecil yang sangat fasih berjoget. Dia berjoget layakanya orang dewasa,
badannya luwes, dan sangat menggoda. Mungkin 20 tahun lagi kita melihat penari
terkenal yang berasal dari Yakati. Dan menurut saya, dia mempunyai bakat alami.
Karena dia bisa menguasai beberapa gerakan yang entah darimana dia contek.
Secara TV ataupun apapun tidak ada di desa ini.
Malam
pentas seni ini kemudian membuat saya berfikir akan minimnya sumber hiburan
yang ada di desa ini. Ya bayangkan saja, ketidaktersediaan listrik disini
membaut masyarakatnya tidak memiliki hiburan apapun. Ya, hiburan satu-satunya
bagi mereka adalah joget ini, dan berhubung ada orang asing yang masuk ke
kampong mereka, maka mereka menjadi mempunyai hiburan ganda. Pertama adalah
joget dan kedua adalah melihat kami joget. FINE!
Anyway,
kasian deh tadi mbak omi. Dia hampir berjoget sepanjang malam, bahkan saat kita
semua beristirahat sekalipun. Bukan karena hasrat mbak omi yang ingin berjoget,
tapi karena mbak omi ditarik dan dipaksa terus untuk berjoget oleh seorang anak
perempuan yang entah siapa namanya. Anak itu memaksa mbak omi untuk berjoget
tanpa diberi ampun. Hahahhaa.. sabar ya mbak J
Hoaaam… selamat tidur!
Sungguh, apalagi yang
paling mengerikan saat harus menahan rindu.
Sungguh apalagi yang
paling menyesakan saat tak ada yang bisa dilakukan. Kau dengar itu kah,
bintang?
Yakati, 21 juli 2012
Tidak ada komentar
Posting Komentar