Sabtu, 01 September 2012

malam dan pentas seni

Malam ini, saya akan tetap menyempatkan diri untuk menulis walaupun kondisi mata saya sudah kelap-kelip.


Ini adalah malam minggu, dan kami baru saja merasakan shock therapy!!!
Ya bagaimana tidak, warga memberitahu kami bahwa akan ada acara adat. Jelas kami sangat tertarik dan bersemangat. Bersiaplah kami dengan jaket, dan kemudian kami pergi ke.. ke.. (aduh bagaimana ya saya ceritakan tempatnya) ke tempat pertemuan di luar ruangan lah pokoknya.
Disana sudah ada musik yang diputar dengan volume maksimal. Kami sempat bingung karena kok, masyarakatnya tidak prepare apa-apa.. lah mana acara adatnya..

Oke, kamipun menunggu apa yang akan terjadi, hingga kemudian seorang warga yang daritadi heboh untuk mengajak kami pergi berkata “ ayo kakak, joget sudah..”.

“WHAAAAAAAAT???”

Kami bersepulu hanya mampu melempar pandangan tidak mengerti kepada satu sama lain.
            Apa-apaaaaa ini……
Jadilah, bukan kami yang menonton dan melihat acara tradisional dari masyarakat, tapi justru kamilah yang dilihat oleh orang sekampung untuk joget! Oh yeah.. beybeh, put ur hands up. yeaah
Joget apa? Joget sealakadarnya. Doh gusti, saya bukan anak tari, bukan akan breakdance, tidak pernah ikut cheerleaders, apalagi dugem. Jadi saya joget apa coba?????

            Tapi untunglah, melihat kami berjoget, masyarakat kemudian ikut berjoget bersama kami. Jadilah kami berjoget absurd bersama-sama! Yeaay! Beri tepuk tangan meriah pada kami…
ya, ada sih sebetulnya gerakan khas mereka, seperti menghentakan kaki ke tanah dengan kencang dan berputar-putar. Ya tapi itu saja, selebihnya… joget maaaaang!

ini kormasit saya loh.. 


capek man!


ihik!

            Acara baru diakhiri pada tengah malam, sungguh betapa kuatnya meraka berjoget. Ada bahkan anak kecil yang sangat fasih berjoget. Dia berjoget layakanya orang dewasa, badannya luwes, dan sangat menggoda. Mungkin 20 tahun lagi kita melihat penari terkenal yang berasal dari Yakati. Dan menurut saya, dia mempunyai bakat alami. Karena dia bisa menguasai beberapa gerakan yang entah darimana dia contek. Secara TV ataupun apapun tidak ada di desa ini.



            Malam pentas seni ini kemudian membuat saya berfikir akan minimnya sumber hiburan yang ada di desa ini. Ya bayangkan saja, ketidaktersediaan listrik disini membaut masyarakatnya tidak memiliki hiburan apapun. Ya, hiburan satu-satunya bagi mereka adalah joget ini, dan berhubung ada orang asing yang masuk ke kampong mereka, maka mereka menjadi mempunyai hiburan ganda. Pertama adalah joget dan kedua adalah melihat kami joget. FINE!
            Anyway, kasian deh tadi mbak omi. Dia hampir berjoget sepanjang malam, bahkan saat kita semua beristirahat sekalipun. Bukan karena hasrat mbak omi yang ingin berjoget, tapi karena mbak omi ditarik dan dipaksa terus untuk berjoget oleh seorang anak perempuan yang entah siapa namanya. Anak itu memaksa mbak omi untuk berjoget tanpa diberi ampun. Hahahhaa.. sabar ya mbak J

Hoaaam… selamat tidur!

Sungguh, apalagi yang paling mengerikan saat harus menahan rindu.
Sungguh apalagi yang paling menyesakan saat tak ada yang bisa dilakukan. Kau dengar itu kah, bintang?

Yakati, 21   juli 2012 

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall