Kasti dan jak-jakan adalah dua
permainan yang kerap saya mainkan sewaktu SD. Permainan unik yang semakin
jarang saya lihat lagi keeksisannya di jogja. Entah masih ada atau tidak yang
memainkan permainan itu di jogja. Tapi di papua, tepatnya di yakati, Kasti dan
jak-jakan itu adalah hiburan sekaligus olahraga yang juga merangkap sebagai permainan
yang menjadi kawan setia dari masyarakat.Pada dasarnya, setiap pelajaran
olahraga di Yakati, yang siswa-siswinya lakukan adalah bermain kasti dan
jak-jakan. Mereka tidak menyebut jak-jakan memang, mereka menyebutnya permainan
benteng.
Untu pertama kalinya, saya
kembali memainkan kasti dan melihat anak didik saya kelas satu untuk bermain benteng.
Awalnya, saya hanya melihat, tapi kok seru ya, jadi saya ikutan. Memegang papan
pemukul sederhana dan berlari dari satu tiang ke tiang lain ternyata seru juga
ya. hahaha.. namun bodohnya, ketika saya memukul, pukulan saya tidak terlempar
jauh sehingga bola hanya terpental tak jauh dari tempat saya memukul, dan
karena kemampuan lari saya yang pas-pasan maka saya pun terkena pukulan bola,
dan regu saya harus keluar lapangan. Aduh, saya jadi merasa bersalah. hehehe
Permainan itu menjadi olahraga
saya pagi ini, sekaligus permainan yang membawa memori saya pada masa kecil
saya. ahh…
sebelum mulai, kita pemanasan dulu.. |
run baby run.. |
Siang ini, setelah selesai
mengajar, saya lanjutkan aktifitas dengan melatih drama dengan warga lokal
untuk persiapan peresmian acara puncak dan juga acara perpisahan. Aiiih, demi
apa, susah sekali mendirect orang-orang
ini.. ya iyaalah ya, what do you expect
coba dari mereka yang bahkan bahasa Indonesia saja jarang digunakan. Jadi yang
untuk membuat drama yang baik, saya harus mayi-matian membuat mereka berlatih.
Belum lagi masalah kulit saya
yang lagi-lagi mendapatkan musibah. Setelah agas tipe satu yang hanya
menimbulkan bentolan tanpa gatal, lalu agas tipe 2 yang membuat gatal sanubari
jiwa raga, sekarang agas sudah ada di tipe 3, yakni yang membuat daya garuk
meningkat, kini entah agas atau bukan, tapi membuat kulit saya ruam dan bentol
dengan warna merah menyala dan kali ini disertai dengan nanah dan pegal juga
demam. what the... *sigh
Rasa demam yang tidak nyaman ini
betul-betul membuat lemas, akhirnya saya beranikan diri untuk curhat ke mas
Yoyo, menurut mas Yoyo, demam saya ini karena ruam kaki yang memar akibat agas.
Kalau mau sembuh, maka nanahnya harus dikeluarkan. Jadilah saya sore itu
dioperasi oleh mas Yoyo. Dikeluarkan nanahnya dan saya berteriak kenacang
didapur. Dan dengan kreatifitas mas yoyo, luka saya diberikan obat yang
harusnya diminum tapi dengan mas yoyo malah di cocolkan ke luka, katanya biar
lukanya kering. Lets see lah ya.. dan
semoga saya cepat sembuh. AMIN!
Tidak ada komentar
Posting Komentar