Sabtu, 01 September 2012

Kasti hingga demam


Kasti dan jak-jakan adalah dua permainan yang kerap saya mainkan sewaktu SD. Permainan unik yang semakin jarang saya lihat lagi keeksisannya di jogja. Entah masih ada atau tidak yang memainkan permainan itu di jogja. Tapi di papua, tepatnya di yakati, Kasti dan jak-jakan itu adalah hiburan sekaligus olahraga yang juga merangkap sebagai permainan yang menjadi kawan setia dari masyarakat.Pada dasarnya, setiap pelajaran olahraga di Yakati, yang siswa-siswinya lakukan adalah bermain kasti dan jak-jakan. Mereka tidak menyebut jak-jakan memang, mereka menyebutnya permainan benteng.
Untu pertama kalinya, saya kembali memainkan kasti dan melihat anak didik saya kelas satu untuk bermain benteng. Awalnya, saya hanya melihat, tapi kok seru ya, jadi saya ikutan. Memegang papan pemukul sederhana dan berlari dari satu tiang ke tiang lain ternyata seru juga ya. hahaha.. namun bodohnya, ketika saya memukul, pukulan saya tidak terlempar jauh sehingga bola hanya terpental tak jauh dari tempat saya memukul, dan karena kemampuan lari saya yang pas-pasan maka saya pun terkena pukulan bola, dan regu saya harus keluar lapangan. Aduh, saya jadi merasa bersalah. hehehe
Permainan itu menjadi olahraga saya pagi ini, sekaligus permainan yang membawa memori saya pada masa kecil saya. ahh…

sebelum mulai, kita pemanasan dulu..

run baby run..





Siang ini, setelah selesai mengajar, saya lanjutkan aktifitas dengan melatih drama dengan warga lokal untuk persiapan peresmian acara puncak dan juga acara perpisahan. Aiiih, demi apa, susah sekali mendirect orang-orang ini.. ya iyaalah ya, what do you expect coba dari mereka yang bahkan bahasa Indonesia saja jarang digunakan. Jadi yang untuk membuat drama yang baik, saya harus mayi-matian membuat mereka berlatih.
Belum lagi masalah kulit saya yang lagi-lagi mendapatkan musibah. Setelah agas tipe satu yang hanya menimbulkan bentolan tanpa gatal, lalu agas tipe 2 yang membuat gatal sanubari jiwa raga, sekarang agas sudah ada di tipe 3, yakni yang membuat daya garuk meningkat, kini entah agas atau bukan, tapi membuat kulit saya ruam dan bentol dengan warna merah menyala dan kali ini disertai dengan nanah dan pegal juga demam. what the... *sigh
Rasa demam yang tidak nyaman ini betul-betul membuat lemas, akhirnya saya beranikan diri untuk curhat ke mas Yoyo, menurut mas Yoyo, demam saya ini karena ruam kaki yang memar akibat agas. Kalau mau sembuh, maka nanahnya harus dikeluarkan. Jadilah saya sore itu dioperasi oleh mas Yoyo. Dikeluarkan nanahnya dan saya berteriak kenacang didapur. Dan dengan kreatifitas mas yoyo, luka saya diberikan obat yang harusnya diminum tapi dengan mas yoyo malah di cocolkan ke luka, katanya biar lukanya kering. Lets see lah ya.. dan semoga saya cepat sembuh. AMIN!

Yakati, 31 Juli 2012

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall