Hari ini, untuk pertama kalinya
kami melakukan face to face secara
langsung dengan warga di yakati. Kehadiran kami di Yakati memang mengundang
perhatian masyarakat satu kampung. Dan karena kami akan banyak beristeraksi
dengan meraka, maka kami tentunya harus bertatap muka secara massal dengan
seluruh masyarakatnya. Secara officialy, kami memperkenalkan diri satu persatu
dan kemudian mendegarkan keluh kesag masyarakat. Karena kami memang belum
pernah survey sebelumnya, jadi kami tak tahu persis apa yang menjadi masalah di
desa Yakati ini.
Ternyata, acara temu warga ini
menimbulkan banyak masalah, bahkan masalah yang seharusnya bukan menjadi
lingkup pembahasan kami sebagai mahasiswa.
acara akan segera dimulai |
masyarakatnya cukup kooperatif |
Tak bisa disalahkan juga, jika
kemudian mereka mempunyai ekspektasi yang besar terhadap kami yang hadir
disini. Setelah mendengar keluh kesah mereka ternyata, permintaan masyarakatpun
beragam kepada kami. Ada yang meminta agar seluruh ilmu yang kami punya, kami
tularkan untuk masyarakat hingga kemudian bisa membuat seluruh masyarakat
disini menjadi pintar. Atau, ada pula yang minta agar kami bisa membuat hasil
olahan makanan dari SDA yang ada. Ada yang menginginkan hasil alam dam kerajinan
bisa diexport keluar. Hingga keminginan masayarakat agar dapat membuatt kepala
desa yang telah menjabat 2 periode ini kembali ke yakati. Antara muluk dan
berlebihan dan polos, semuanya jadi satu dan membuat saya saya tak paham. Satu yang saya ingat bahwa masayarakat
papua secara umumnya tidak bisa diberi JANJI. Karena kalau diberi janji, sampai
kapanpun mereka akan menagih.
Pertemuan dengan masyarakat
kemudian membawa pada kesimpulan bahwa masalah krisis kepemimpinan menjadi
masalah yang paling urgent untuk
dipecahkan.
Well, ternyata ketidakamanahan
kedudukan itu bisa terjadi bahkan didesa terpencil macam yakati ini. kepala
desa yang seharusnya bertugas, justru meninggalkan tempat tugasnya dan tidak
amanah dengan jabatannya. Hal ini tentu saja membuat seluruh aktifitas yang
berkaitan dengan administrative menjadi tersendat dan bahkan bisa dikatakan mati.
Masyarakat secara umunya tak tahu lagi harus mencari tahu dan menanyakan kepada
siapa mengenai perkembangan kampung karena memang tidak ada komando yang jelas
dari atasan. Kepada desa pergi tanpa meninggalkan pemimpin sementara, sementara
itu inisiatif dari masyarakat masih sangat rendah. Ya, pada dasanya itulah yang
menjadi masalah di yakati. Tidak ada arahan dan juga panutan yang jelas ini
menyebabkan kekosongan kepemimpinan dan juga pembangunan.
Entah harus bagaimana sebetulnya
program-program kami akan berjalan tanpa adanya kepala desa yang harusnya
bertanggungjawab atas kami. Sempat merasa bingung juga, akan banyaknya masalah
tapi terpentok pada keterbatasan kami ber10. Tapi melihat harapan yang besar dari
masyarakat atas kami, kami menjadi bersemnagat untuk membantu dan mengabdi se
maksimal yang bisa kami lakukan. Toh, kami masih dibantu oleh dibantu aparat
desa yang bertugas, jadi, impossible is
nothing lah pokoknya.
Ada hal yang lucu saat saya
selesai mempresentasikan program seni budaya. Salah satu warga bertanya tentang
ilmu komunikasi dan penerapannya. Jujur saya sempat bingun, dalam hati saya
berakata “apa pula yang harus saya
ajarkan ya, masa iya saya harus mengajarkan tentang copywriting” dan kemudian
saya memutuskan untuk mengajarkan cara berbicara yang formal lengkap dengan cara
menjabat tangan dan senyum yang baik dan benar yang langsung saya praktekan. Hahaha
Yang parah adalah dedi! Ada warga
yang tanya tentang ilmu psikologi, dan dedi menjawab bahwa ilmu psikologi tidak
begitu berpengaruh. Selepas dedi menjawab seperti itu, ada warga yang bernama
kaka yotam yang berkata “jadi, saya akan menambahkan penjelasan tentag
psikologi. Psiko itu berasal dari bahwa latin yang berarti jiwa. Sementara
logos berarti pula ilmu. Jadi ilmu tentang jiwa” HAHAHAHA, dedy, ada yang
ngetroll kamu tuh :p
ini nih kak yotam namanya. yang ngetroll dedi. dia mahasiswa teologi loh |
sebentar lagi puasa, apa jadinya
puasa pertama saya tanpa sinyal, televisi, adzan, dan beribu2 kilometer dari
mereka yang saya rindukan..
Yakati, 18 Juli 2012
Tidak ada komentar
Posting Komentar