Rabu, 19 September 2012

KE SU RU PAN (katanya..)


Setelah berbuka puasa, seperti biasa kami akan melanjutkan sholat magrib secara berjamaah. Namun saya memutuskan untuk tidak mengikuti sholat magrib berjamaah, padahal seingat saya, sholat 5 waktu yang ada selalu kami kerjakan berjamaan dan saya selalu ikut rombongan jamaah, namun hari itu saya merasa harus pergi ke kamar mandi. Ya selain karena saya belum mandi sore, saya merasa harus ke kamar mandi. Aneh bukan?

Senja yang cukup aneh memang, saya masuk ke kamar mandi dan merasakan hawa aneh yang tetiba datang berbondong-bondong. Hawa dingin yang membuat bulu kuduk berdiri. Tak lama, saya merasa perut saya seperti ada yang meremas dari dalam. Yang saya pikirkan adalah ini  bukan sakit perut karna ingin BAB. Sekuat tenag saya menahan dan menlanjutkan mandi. Setelah berhanduk dan memakai baju ganti, remasan di perut saya semakin terasa kencang. Akhirnya saya jongkok di kloset. Saat jongkok rasanya ada melilit tubuh saya dari atas hingga bawah dan perut saya seakan, akan terbelah. Sakit sekali. Sakiiiit sekaliiiii….

Dari luar saya dengan fauzan berteriak memanggil saya “ Peh, kamu ntar bawa piringnya ke bawah ya.. aku mau mandi duluan, kamu sama ozi ya…

Peh..

Peh.. kamu ntar bawa ya?

ya.. oke yap eh…

Secara hari itu saya, fauzan, dan ozi piket bersama.

Saya sepertinya telah berteriak untuk meminta fauzan menggebrak pintu kamar mandi, namun fauzan sepertinya tidak mendengar.
Saat itu, perut saya semakin tak karuan. Saya mengucap istigfar berulang-ulang kali.. dan menguatkan diri untuk berdiri.

Di dalam pintu kamar mandi, saya tak bisa membuka pintunya dan berteriak histeris minta dibukakan pintu. Faizal, kormasit saya membukakan hanya sebatas ditarik besi pembuka pintunya. Karena pintu kamar mandi di pastori tidak memiliki tuas ataupun kunci.
Saya mendobrak pintu dan berteriak kencang memanggil siapapun.

Untung akhirnya mbak fitri datang dan bertanya “kamu kenapa Peh…
saya juga bingung menjawab, karena saat itu yang saya pikir adalah perut saya sakit luar biasa dan saya harus muntah.

Saya bukan orang yang gampang muntah padahal. Bagi saya muntah adalah kegiatan paling melelahkan di dunia, karena seperti harus membuat makanan yang sudah ada di lambung dimasukan hingga kerongkongan dan dikeluarkan melalui mulut. Selain melelahkan juga menjijikan.
Saya pun muntah.

Muntah dengan aneh.
Muntahan yang keluar berwarna merah pekat dan itu banyak sekali. Jumlah yang tidak sebanding dengan apa yang saya makan saat buka puasa tadi. Setelah muntah, setengah raga saya seperti terbang entah kemana dan saya tergolek lemas. Yang saya ingat hanya uda uki atau ozi yang memapah saya hingga kamar.



Saya terbangun.
Di sekililing saya, ada fauzan, mbak mus, dan mas yoyo dengan Al-qurannya.
Tak lama, mabk omi, faizal, dedi, dan uki mengintip dari luar kamar.

aku kenapa?
Fauzan, mbak mus, dan mas yoyo malah balik bertanya “kamu inget sesuatu ga Peh?

aku? enggak.. tapi aku capek banget. Capeeeek banget!
Saya memang merasa kelelahan semalam setelah tak sadarkan diri, seperti habis mengelilingi desa yakati 100 kali.

Dan…
Saya baru tahu hari ini, di kapal ini, bahwa semalam saya (entah apa namanya) kesurupan.
GREAT! ME? KESURUPAN? OH.. YOU MUST BE KIDDING ME!

Kapal Katinting, perjalanan ke bintuni 11 Agustus 2012

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall