Siang ini, saya begitu mengelus dada melihat tayangan dari berbagai tayangan televisi yang menayangkan mengenai pesawat sukhoi yang terkena musibah itu.
saya ga akan membahas mengenai pesawat itu secara kronologis kenapa itu bisa terjatuh. Toh ilmu kedirgantaraan saya juga sangat minim.
tapi ada satu yang begitu saya sesali saat melihat itu.
Para reporter itu rasa-rasanya tidak punya sense yang bagus dalam mengolah pertanyaan.
apa yang ditanyakan, sungguh merupakan pertanyaan retoris. Pertanyaan antara tidak harus ditanyakan dan tidak harus dijawab.
"bagimana perasaan anda?" oh please, jawaban apa yang diekspektasi muncul dari si narasumbernya? "saya senang, saya bahagia.." gitu? eh.. yakali.
atau dengan polosnya si reporter itu bertanya "apakah ibu lelah menunggu? dan apa yang ibu lakukan?" dan si ibu itu tidak menjawab, hanya memberi pandangan "menurut kamu?"
belum selesai saya melakukan sumpah serapah dengan apa yang dilakukan repoter itu, muncul gambar HOAX tentang korban sukhoi. Entah berapa kadar intelektualitas dan emosional dari si pengiseng itu sampai bisa menjadikan bencana sebagai bahan lelucon.
sejauh saya hidup sampai saat ini, saya belum pernah merasakan kehilangan keluarga karena kecelakaan atau musibah tertentu.
Saya ga tau persisnya perasaan mereka yang ditinggalkan oleh mereka yang sangat disayang karena kecelakaan sukhoi.
saya hanya berharap, keluarga yang ditinggalkan diberi hati selapang surga untuk menerima kehilangan
setiap tetes airmatanya diganti dengan keberkahan
dan tidak lagi mempertanyakan "kenapa" dan menerima ini sebagai takdir Tuhan.
saya kirimkan Al-Fatihah untuk doa bagi mereka yang berduka atas Sukhoi
NB : tulisan ini saya dedikasikan untuk seluruh keluarha korban sukhoi dan para reporter yang mempunyai daftar pertanyaan yang buruk!
#12
#31harimenulis
Tidak ada komentar
Posting Komentar