"orang pinter kalah sama orang beruntung"
Istilah itu cukup menyebalkan sebenarnya untuk diucapkan. Terlebih jika istilah itu kemudian menjadi kenyataan.
Mudahnya begini deh, dulu jaman SMA, ada seorang teman yang dengan mudahnya masuk UGM. Padahal semua orang di SMA saya juga tau bahwa si orang itu, suka membolos, nakal, dan ya pokoknya semua hal yang negatif ada dalam di dirinya lah. Jadi ketika pengumuman UM UGM tiba, dan dia lolos, semua orang memberi selamat. Sementara saya? Saya sibuk nyinyir. Karena justru malah saya yang pada saat itu ga lolos masuk UGM lewat jalur UM UGM.
okelah itu nasib.
But wait. Nasib?
Apa jangan-jangan beruntung juga sebuah nasib yang diturunkan oleh sang Penguasa untuk beberapa orangnya yang "beruntung". Atau kadar beruntung setiap orang itu memang sengaja diberikan secara berbeda-beda?
Banyak kasus yang dialami oleh orang-orang yang beruntung dan ditanggapi secara nyinyir dengan berkata "ya.. kebetulan aja orang itu.."
Hingga kamudian, beruntung sering diasosiasikan sebagai hal yang kebetulan belaka. Dan kebetulan sering diasosiakan dengan kualitas yang rendah.
Saya pribadi, selalu mempercayai bahwa di dunia ini tidak ada kebetulan. Semua hal yang terjadi dalam hidup, itu tak ubahnya seperti skenario yang punya makna didalamnya.
tapi kalau beruntung?
hahahaha...
terus terang saya bingung menjelaskan.
namun apakah saya orang yang beruntung?
JELAS!
Semua orang terlahir beruntung, dengan kadar yang berbeda-beda. Dan dengan jalan yang berbeda-beda pula.
itu kenapa, untuk mengurangi rasa nyinyir berlebih, jangan mengukur kadar keberuntungan orang yang memang berbeda-beda.
saya selalu merasa diri saya beruntung, as long as saya terus untuk mencoba. Karena disaat itu keberuntungan diturunkan secara perlahan di hidup saya.
Yakini saja, bahwa ketika ada hal baik yang menimpa kita tanpa kita minta, artinya ada keberuntungan tengah bersama kita.
yang saya yakini juga adalah, keberuntungan itu konstan adanya saat kita terus bergerak. As simple as that
Seperti pagi ini.
Ketika sehabis siaran, saya lupa membawa uang, dan ternyata bensin saya habis.
Yang terjadi adalah motor saya mogok dan saya kelabakan.
Saya sibuk meng-sms kan semua teman saya yang tinggal di jalan kaliurang tapi nihil.
Hingga kemudian, saya melihat pemandangan cukup aneh.
Yaitu ada dua orang. Satu cowo dan satu cewe. Si cowo itu menggunakan sepeda, sementara si cewenya menggenggam tangan si cowo. Sepagi itu, itu pemandangan yang terlalu unyu menurut saya. Tapi ternyata malah dialah yang menyelamatkan saya. Karena si cewe itu teman saya di bulaksumur pos bernama Lintang.
well, pagi ini saya merasa beruntung, dengan skenario yang kocak
atau malam ini, saya merasa beruntung karena ditamani dua teman saya untuk berbuka puasa, menulis dan menonton battle ship yang sangat whoaaaa. Terimakasih Marsha dan Salman :)
NB : Tulisan ini saya dedikasikan bagi orang-orang yang sedang mencari passion. Tenang saja, keberuntungan itu pasti ada kok. Selama kita tidak berhenti mencoba
#3
#31harimenulis
Tidak ada komentar
Posting Komentar