Selasa, 29 Mei 2012

sekat

Alasan paling rasional yang bisa aku berikan padamu atas perpisahan ini adalah karena aku memelihara sekat.

walaupun katamu itu tak apa, dan tak masalah
tapi bagiku, justru inilah masalahnya.

Ada beribu batu yang terbangun, dan bahkan aku tak tahu lagi harus mengahncurkan batu itu dengan apa lagi.
Batu yang kedap suara yang tidak memungkinkan aku mendengar jeritanmu.
Batu yang juga tak tembus pandang sehingga aku tak juga bisa melihat pilunya matamu melihat aku.

Tak akan pernah cukup kata maaf untuk mengobati kamu dan semua sakit hati yang ada
dan apa pula gunanya, saat sekat itu toh masih ada disana, terbangun kokoh dan tak bisa dihilangkan.

Kini, selama sekat itu masih ada dan terbangun kokoh yang harus kamu lakuakn adalah mengikhlaskan kita untuk berjalan di dua arah yang berbeda. Berjalan berpunggungan dan tak lagi meributkan tentang sekat itu.

Dan satu pesanku,
suatu saat nanti, jika kamu melihat sekat itu terbuka perlahan dan ternyata kamu tak ada lagi disitu. Maka jangan kembali.
Karena, bisa jadi sekat itu memang tak mau roboh karenamu.

NB : tulisan untuk seorang sevira putri, atas perjuangannya yang sangat berani. Semangat ya cantik! :)
#29
#31harimenulis

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall