Rabu, 02 Mei 2012

JARAK

"These times are hard. They're making us crazy. Don't give on me.." -the script-

Berapa banyak yang meyakini bahwa jarak dan waktu adalah dua komponen yang sangat padu untuk membentuk sebuah hubungan?
Dan berapa yang yakin bahwa dua hal itu pula yang akan merusak sebuah hubungan?

well, saya meyakini itu dengan sangat.

Jarak dan waktu adalah dua hal yang apabila saya breakdown lebih dalam lagi, begitu sangat kuat berputar-putar dalam hidup saya.
Bukan karena saya sendiri yang mengalaminya, tapi juga karena orang-orang disekeliling saya, banyak yang mempunyai kisah karena jarak dan waktu.

JARAK.



Secara harafiah, sebut saja jarak adalah yang memisahkan satu benda dengan benda lainnya.
ya. itu betul.
Tapi jarak itu tidak serta merta terjadi begitu saja.
Jarak itu terbentuk oleh banyak hal.

oleh ribuan kilometer
oleh beribu aktifitas
oleh beribu perbedaan
oleh beribu pandangan
oleh beribu tabu
oleh beribu larangan
oleh beribu rahasia
oleh beribu rasa nyaman dan aman
dan masih banyak lagi.

Namun yang selalu saya yakini. Pembentuk jarak yang paling sering berkontribusi adalah waktu.

24 jam waktu dalam sehari ditambah dengan banyaknya aktifitas yang ada, belum lagi ketika ada perbedaan prioritas masing-masing orang, seperti bumbu yang pas untuk membuat jarak. 

Bagi orang yang menganut LDR. Jarak jelas menjadi kendala. mereka tidak akan mudah melakukan pertemuan seperti pasangan yang dekat pada umumnya. Dan itu yang mereka coba pertahankan. Saat jarak adalah penghambat paling keras.
(mungkin itu yang dirasakan teman saya, sarah karinda yang harus selalu menata hati setalah mengantarkan mas putronya pergi ke jakarta lagi.)

tapi bagi saya, berjarak itu sesederhana karena waktu.

Saya ingat ketika seorang teman mentwit "karena kesibukan memberikan jarak"
dan saya tersenyum membaca itu. Saya harus mengakui, itu terjadi nyata saat ini.

Saya tidak pernah meminta adanya jarak, namun jarak itu terbentuk sendiri. Tanpa saya sadar, dan tiba-tiba saya sudah berjarak.

Berapa banyak orang yang mengalami kondis jomplang. Saat yang satu sangat sibuk, dan yang satunya sangat selo. atau mungkin bahkan dua-duanya sibuk yang akhirnya sering bertengkar dengan embel-embel "Kamu, ga pernah ada waktu buat aku".

Sebenernya konteks ini tidak hanya terjadi pada dua orang yang sedang berada dalam hubungan, tapi juga untuk keluarga, dan teman.
jarak kadang membuat kita harus memilih pada hubungan yang mana kita akan bertahan. 
Pada golongan yang mana kita akan intens, 
pada siapa yang kuat dalam mengatasi jarak ini.
Dan pada cara kita apa kita akan kembali merekatkan jarak.

jarak dan waktu.
secara tengible ataupun intengible akan selalu saja ada.
dan saya pun yakin, setiap orang punya cara untuk mengikis jarak yang (tidak sengaja) sudah ada.
somehow, jarak itu mendewasakan kok. 
Tanpa adanya jarak, mungkin sebagian orang tidak akan belajar arti dari kata dekat :)

waspadai waktu, karena itu bisa membuat jarak.
waspadai jarak, karena jarak rentan akan prasangka.

NB : tulisan ini saya dedikasikan oleh semua orang yang sedang berjuang dalam mengalahkan jarak dalam bentuk apapun kepada orang-orang yang disayanginya

#2
#31harimenulis

Tidak ada komentar

© RIWAYAT
Maira Gall